KOMPAS.com - Nasional |
Jenazah Abu Roban Dimakamkan di Batang Posted: 25 May 2013 03:05 PM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Jenazah terduga teroris Abu Roban alias Bambang Nangka alias Untung Hidayat telah dimakamkan di Desa Timbang, Kecamatan Banyuputih, Batang, Jawa Tengah, Sabtu (25/5/2013). Jenazah Abu Roban telah dibawa pihak keluarga dari Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (24/5/2013) malam. "Jenazah Abu Roban sudah dibawa keluarga hari Jumat. Jenazahnya dibawa ke Batang untuk dimakamkan," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto, saat dikonfirmasi, Sabtu. Abu Roban tewas dalam baku tembak dengan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/5/2013). Setelah itu jenazahnya langsung dibawa ke RS Polri, Jakarta Timur untuk proses identifikasi. Jenazah Abu Roban baru bisa dikembalikan pada keluarga setelah hasil tes DNA dinyatakan cocok. Dengan demikian, dari 7 jenazah yang tewas dalam penyergapan oleh Densus di sejumlah lokasi, empat jenazah telah dibawa pihak keluarga. Adapun jenazah yang masih berada di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur yaitu Junet alias Encek dan Sarame yang tewas di Bandung, dan Toni yang tewas di Kebumen. Abu Roban merupakan pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Barat (MIB). Kelompok ini spesialis pengumpul dana untuk aksi teror. Mereka pernah melakukan sejumlah perampokan atau fa'i. Abu Roban diketahui terkait DPO teroris Poso, Santoso dan Autat Rawa, serta Abu Omar, pemasok senjata api dari Filipina. Total dari jaringan Abu Roban yang telah dilakukan penangkapan yakni 28 orang. Sebanyak 8 diantaranya tewas, termasuk pelempar bom di pos polisi Tasikmalaya. Mereka diringkus di Jakarta, Tangerang Selatan, Kendal, Kebumen, Bandung, Solo, dan Lampung. Kemudian Polri telah membebaskan Iman Nurdin alias Iman Resal yang ditangkap di Tangerang Selatan karena tidak terbukti terlibat. Adapun yang resmi ditahan yakni 19 orang. Editor : Inggried Dwi Wedhaswary |
Anies: Orba Ajarkan Pemilu Berkala Posted: 25 May 2013 02:13 PM PDT Anies: Orba Ajarkan Pemilu Berkala Penulis : Stefanus Osa Triyatna | Sabtu, 25 Mei 2013 | 21:13 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Betapapun banyak orang kecewa, era orde baru telah mengajarkan pemilihan umum secara berkala lima tahunan. Kalau tidak, krisis moneter akan menghancurkan sistem demokrasi. Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, dalam orasi ilmiah pada penyerahan penghargaan Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) di Jakarta, Sabtu (25/5/2013) malam, mengatakan, "Persepsi masyarakat kerap lebih baik hidup di era Orba, tetapi, kalau ditanya lebih lanjut, fakta akan merasakan lebih baik sekarang." Menurut Anies, apabila bangsa ini tidak dilatih pemilu, tentu reformasi menyebabkan demokrasi bangsa ini kolaps. Betapapun dulu pemenang Pemilu sudah diketahui enam bulan sebelumnya, proses demokrasi saat ini tetap masih lebih baik. "Kini, tantangan ke depan bangsa ini adalah pemberantasan korupsi. Birokrasi adalah salah satu lokus dimana korupsi paling banyak terjadi," katanya. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan