Sindikasi news.okezone.com |
Mabes Polri Minta Maaf Soal Polantas Pemeras Bule di Bali Posted: 05 Apr 2013 01:01 AM PDT JAKARTA - Aksi oknum polisi lalu-lintas di Bali, dengan meminta sejumlah uang 'damai' kepada turis asal Belanda yang diunggah di situs Youtube, menyebabkan institusi kepolisian tercoreng. Kepolisian meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian itu. Kepala Biro Penerangan Mabes Polri, Brigjen Polisi Boy Rafli Amar, meminta maaf atas kejadian tersebut, dan berjanji akan memperbaiki kinerjanya ke depan, sehingga tidak ada pratek-pratek yang serupa. "Kami minta maaf pada masyarakat karena itu tidak seharusnya dilakaukan polisi," ujar Boy kepada wartawan Jum'at (5/4/2013) Jendral bintang satu ini sangat berterima kasih kepada pengunggah video tersebut, sehingga dengan adanya video tersebut, kepolisian bisa berbuat lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya. "Kita terimakasih pada yang mengunggah, karena telah mengkritik polri, dengan adanya ini kita bisa memperbaiki kembali kinerja yang lebih baik kedepannya," tutupnya. Berita Selengkapnya Klik di Sini(ydh) |
Takut Disebut Pencitraan, SBY Tak Umbar Instruksi ke Panglima TNI Posted: 05 Apr 2013 12:58 AM PDT JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat bicara terkait kasus penyerangan terhadap Lembaga Pemasyarakat Cebongan, Sleman, Yogyakarta. SBY menjelaskan, beberapa jam setelah insiden tersebut, dirinya mendapat laporan dari Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Mendengar laporan tersebut, SBY langsung mengeluarkan instruksi untuk segera mengungkap, dan menemukan pelakunya. Namun, instruksi tersebut tak disampaikanya melalui media. "Tentu tidak setiap yang saya instruksikan harus diliput oleh media massa. Memang tidak perlu, yang penting semua berjalan dengan baik. Bahkan kalau setiap statemen harus diliput media massa, ada yang mengkiritik itu pencitraan," kata SBY kepada wartawan di Istana Negara Jakarta, Jumat (5/4/2013). Tak berhenti sampai di sana, SBY juga memanggil Kapolri dan Panglima TNI untuk mempercepat dan segara menyampaikan kepada publik apa yang sebenarnya terjadi sehingga publik dapat gambaran yang utuh. "Jangan dikira, jangan sampai negara dituduh membiarkan dan tidak tegakkan hukum dan keadilan," tutupnya. Lebih lanjut, SBY menilai aksi brutal ke-11 anggota Grup II Kopassus Kandang Menjangan Kartosuro itu tidak dibenarkan kendati dengan alasan semangat korps. "Bagaimanapun tindakan main hakim sendiri itu tidak dibenarkan dalam negara hukum. Meskipun saya tahu mengapa tindakan itu terjadi karena ada jiwa korsa," ujar SBY SBY mengatakan, dia tahu alasan 11 anggota Kopassus itu tega melakukan aksi brutal itu. Dia mendapat laporan bahwa tindakan brutal itu dilakukan lantaran perilaku dari sekelompok preman yang dengan sadis melakukan pembunuhan kepada seorang bintara Kopassus TNI AD. "Itulah awal dari jiwa korsa dan perlakuan yang luar biasa sadisnya. Itu yang membakar emosi mereka. Kemudian mereka melakukan tindakan itu, yang tindakan itu sebenarnya juga tidak kita benarkan," katanya. Berita Selengkapnya Klik di Sini(ugo) |
You are subscribed to email updates from Sindikasi news.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan