Republika Online |
Sebelum Menyantap Ikan Asin, Coba Ini Dulu Posted: 05 Apr 2013 06:04 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, Ikan asin yang sudah dijual di pasaran, sebelumnya sudah diawetkan di tempat terbuka. Otomatis, ia tidak bebas kotoran. Karena itu, mengolah ikan asin hendaknya tidak mengabaikan faktor kebersihan. Berikut tips dari Dr Hardinsyah seputar ikan asin. * Penyimpanan Penyimpanan ikan asin tergantung pada jenis ikan. Selain ikan asin kering, ada juga ikan air dengan kadar air yang masih tinggi. Semisal ikan peda. Untuk ikan asin dengan kadar air yang tinggi, sebaiknya tidak disimpan di tempat terbuka. Jika memiliki lemari es, lebih baik menyimpannya di lemari es. Khusus untuk ikan asin kering, bisa disimpan di tempat terbuka. Tapi tetap dengan memperhatikan faktor kebersihan. Baunya yang menyengat membuat ikan asin disukai serangga. Untuk ikan asin jenis apa pun, sebaiknya tidak disimpan untuk waktu yang lama. Karena itu, sebaiknya tidak membeli ikan asin dalam partai besar untuk kebutuhan sehari-hari. Belilah ikan asin dalam partai kecil yang cukup untuk seminggu. Toh jika habis, bisa membelinya kembali. Selain karena faktor keamanan, ikan asin yang lama disimpan juga bisa menimbulkan bau yang mengganggu. * Mengurangi asin Ada berbagai cara yang bisa digunakan untuk mengurangi kadar keasinan pada ikan asin. Salah satu cara adalah dengan melarutnya agar garamnya larut. Cara lain bisa dilakukan ketika pengolahan. Misalnya, dengan cara menumis ikan peda bersama sayuran. Dengan cara demikian, kadar keasinan pada ikan peda itu akan berkurang. * Cuci bersih Bedakan antara merendam dengan mencuci. Mencuci adalah membersihkan sesuatu di air mengalir. Meski sudah direndam, ikan asin tetap harus dicuci walau sebentar. Dengan begitu, kotoran yang menempel pada ikan akan larut. * Awas insektisida Pencucian juga sangat penting karena disinyalir, ada pengusaha nakal yang menyemprotkan insektisida pada ikan asin agar lalat enggan mampir. Kalau ikan sudah ada di pasar, sulit untuk membedakan mana ikan asin yang baik dan tidak. Tapi kalau Anda berada di kampung nelayan, ikan yang tidak dihinggapi lalat, patut dicurigai sudah disemprot insektisida. |
Jalan Cepat Lebih Sehat Ketimbang Lari Posted: 05 Apr 2013 08:08 AM PDT REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Jalan cepat lebih efektif menurunkan risiko serangan jantung ketimbang lari. Meski energi yang dikeluarkan untuk kedua aktivitas tersebut sama besar. Para peneliti menemukan, para pejalan kaki lebih banyak mendapatkan manfaat kesehatan dari pada pelari. Peneliti membandingkan 33.060 pelari dengan 15.045 pejalan kaki. Mereka berusia 18-80 tahun dan diteliti selama enam tahun. Lari mengurangi risiko penyakit jantung 4,5 persen. Sementara berjalan mengurangi risiko 9,3 persen. Berjalan juga memiliki dampak yang kuat pada faktor risiko penyebab penyakit jantung. Tekanan darah tinggi menurun 4,2 persen jika berlari, dan 7,2 persen ketika berjalan. Risiko kolesterol tinggi turun 4,3 persen untuk berlari dan tujuh persen untuk berjalan. Sementara, risiko diabetes menurun 12 persen untuk masing-masing aktivitas tersebut. "Berjalan dan berlari merupakan latihan yang ideal untuk mendapatkan manfaat kesehatan karena keduanya melibatkan kelompok otot dan aktivitas yang sama menunjukkan intensitas berbeda," ujar peneliti Paul Williams dari Lawrence Berkeley National Laboratory di California dilansir the Guardian. Menurut dia, semakin banyak berlari dan berjalan akan bermanfaat untuk kesehatan. Jika jumlah energi yang dikeluarkan sama, maka manfaat kesehatannya akan semakin dirasakan. "Orang selalu mencari alasan untuk tidak berolahraga tetapi sekarang mereka memiliki pilihan mudah untuk berlari atau berjalan dan berinvestasi dalam kesehatan di masa depan," ungkapnya. |
You are subscribed to email updates from Republika Online - Gaya Hidup RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan