Rabu, 3 April 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Hadapi Korut, AS Pindahkan Sistem Anti-Rudal ke Guam

Posted: 04 Apr 2013 04:06 AM PDT

WASHINGTON, KOMPAS.com - AS akan mengerahkan sebuah sistem pertahanan rudal ke Guam, teritori AS di Pasifik, dalam beberapa pekan mendatang sebagai "langkah antisipasi" terhadap ancaman rudal balistik Korea Utara (Korut), kata Pentagon.

"Pengerahan ini akan memperkuat kemampuan pertahanan buat warga Amerika di wilayah AS di Guam dan pasukan AS yang ditempatkan di sana," kata Departemen Pertahanan AS, Rabu (3/4).

Sistem pertahanan, yang dikenal dengan nama Terminal High-Altitude Area Defence (THAAD), yang sedang dikerahkan itu merupakan sistem berbasis darat yang dibuat Lockheed Martin Corp. THAAD menggunakan peluncur yang terpasang di truk yang dapat menentukan suatu peluncuran rudal musuh, melacak hulu ledak dan meluncurkan pencegat untuk menurunkannya.

Kabar bahwa sistem itu akan tiba di Guam - yang berjarak 3.380 kilometer di tenggara Korea Utara di Samudra Pasifik dan merupakan pangkalan bagi 6.000 tentara AS, termasuk Marinir dan awak kapal selam dan kru pembom - dalam beberapa pekan mendatang, muncul setelah dua kapal perusak anti-rudal, Aegis, dikirim ke Pasifik Barat untuk mencegat setiap serangan Korea Utara terhadap target AS atau sekutunya.

"Amerika Serikat terus mendesak kepemimpinan Korea Utara untuk menghentikan ancaman provokatif dan memilih jalan damai dengan mematuhi kewajiban internasionalnya," kata Pentagon. "Amerika Serikat tetap waspada dalam menghadapi provokasi Korea Utara dan siap untuk mempertahankan wilayah AS, sekutu-sekutu kami, dan kepentingan nasional kami." Sekutu yang dimaksud AS adalah Jepang dan Korea Selatan.

 Menteri PertahananAS, Chuck Hagel, Rabu, menyatakan, Korea Utara adalah "bahaya nyata dan jelas" bagi AS dan sekutunya di kawasan itu. Rezim Kim Jong Un punya kapasitas senjata nuklir serta kemampuan meluncurkan rudal, kata Hagel dalam pidato kebijakan pertamanya sebagai menteri pertahanan, yang disampaikan di Universitas Pertahanan Nasional di Washington.

Korea Utara telah mengancam akan menyerang AS dan Korea Selatan dalam beberapa minggu terakhir. Hari Rabu, sebuah pernyataan dari militer Korea Utara mengatakan, "Kami secara formal memberitahu Gedung Putih dan Pentagon bahwa kebijakan AS yang semakin keras terhadap DPRK (Korea Utara) dan ancaman nuklirnya akan dihancurkan oleh tekad keras dari seluruh personel dan rakyat dan serangan senjata nuklir modern kami yang semakin kecil dan ringan dan bahwa operasi tanpa ampun dari pasukan bersenjata revolusionernya telah dipelajari dan diratifikasi secara penuh." Pernyataan itu memperingatkan perang bisa pecah di Semenanjung Korea "hari ini atau esok."

Editor :

Egidius Patnistik

Banjir Tewaskan 46 Orang di Argentina

Posted: 04 Apr 2013 02:56 AM PDT

Banjir Tewaskan 46 Orang di Argentina

Kamis, 4 April 2013 | 09:56 WIB

AFP/TELAM/ Fernando Sturla

Seorang pria menggunakan papan selancarnya untuk melewati banjir yang merendam ibu kota Argentina, Buenos Aires, setelah hujan deras terjadi di kota itu, Selasa (2/4). Selain menyebabkan banjir, serangan badai yang membawa hujan deras dan angin kencang itu juga menewaskan lima orang dan memutus aliran listrik.

LA PLATA, KOMPAS.com - Banjir bandang menewaskan setidaknya 46 orang tewas dan memaksa 1.500 orang lainnya mengungsi dari La Plata, Ibu Kota Provinsi Buenos Aires, Argentina, kata para pejabat pemerintah, Rabu (3/4).

Sejumlah orang tenggelam hingga tewas setelah terjebak dalam kendaraan mereka atau saat berjalan-jalan di sepanjang jalan kota ketika air tiba-tiba naik pada Selasa malam, sementara sejumlah orang lagi tersengat aliran listrik, kata Daniel Scioli, gubernur provinsi itu, kepada para wartawan.

Bencana yang sama menewaskan setidaknya lima orang di Buenos Aires, yang terletak sekitar 60 kilometer di barat laut La Plata. "Banyak keluarga dan anak kecil bermalam di atap rumah mereka dalam kondisi basah. Orang-orang di kursi roda sepanjang malam duduk dengan air yang tingginya mencapai pinggang mereka. Ini bencana," kata seorang penduduk La Plata, Bruno Zorzit, kepada Reuters Television.

Media setempat mengatakan, hujan yang mengguyur dalam waktu dua jam mencapai intensitas 300 hingga milimeter dan membanjiri kompleks-kompleks perumahan di dataran rendah di La Plata dan wilayah-wilayah sekitarnya.

Presiden Cristina Fernandez, yang besar di dekat La Plata, mengunjungi lokasi banjir dan berjanji akan mengirimkan lebih banyak polisi guna menenangkan penduduk yang khawatir rumah-rumah mereka yang ditinggalkan akan dijarah.

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan