KOMPAS.com - Internasional |
Pemimpin Sunni Irak Ancam Serang Tentara Posted: 26 Jan 2013 03:23 AM PST Pemimpin Sunni di Anbar mengancam untuk menyerang tentara di bagian barat Irak, menyusul tewasnya lima pengunjuk rasa di Fallujah. Pengunjuk rasa anti pemerintah tewas dan 60 orang terluka dalam bentrokan dengan tentara setelah shalat Jumat (25/1). Pemimpin Suku mengatakan mereka telah memberikan pemerintah waktu selama satu pekan untuk menahan para tentara yang bertanggung jawab terhadap peristiwa penembakan para demonstran. Mereka mengatakan akan menyerang unit dan pos militer di seluruh provinsi. Unjuk rasa yang dilakukan pada Jumat merupakan konfrontasi yang pertama dengan tentara, sejak protes massa menentang pemerintahan Syiah mulai terjadi sejak lima pekan lalu di Baghdad dan Irak bagian barat. Para pemrotes menuduh pemerintah bertindak diskriminatif terhadap Arab Sunni, dan mengatakan mereka diperlakukan seperti warga negara kelas dua, dan meminta Perdana Menteri Nouri Maliki, yang merupakan Arab Syiah, mengundurkan diri. Jihad Sheikh Ahmed Abu Risha, pemimpin Sahwa atau Dewan kebangkitan di Anbar - sebuah kelompok yang berperan penting dalam perang melawan Al Qaeda di Irak - mengatakan para pemimpin suku ingin memberikan pemerintah pusat waktu selama satu pekan untuk bertanggung jawab terhadap kematian pengunjuk rasa. "Jika pemerintah tidak memenuhi permintaan kami, kami akan melakukan jihad untuk menentang unit dan pos militer di Anbar," kata Risha, yang membacakan pernyataan dari sebuah podium di lapangan utama Fallujah. Tidak ada alasan apapun untuk menembak demonstran. Dan kami akan menargetkan pos tentara di seluruh kota di provinsi jika pemerintah mengabaikan permintaan kami," kata dia kepada BBC. Sheikh Abu Risha mengatakan para tentara itu harus dibawa ke pengadilan di Anbar, karena proses hukum di ibukota Baghdad, telah dipolitisasi. Unjuk rasa di Fallujah dilakukan di sejumlah tempat yang dihuni mayoritas Sunni. Bentrokan terjadi setelah unit militer menghentikan para pengunjuk rasa yang ingin bergabung dengan demonstrasi di pusat kota. Kemudian, pemrotes melemparkan botol yang berisi air dan batu ke pasukan tentara, yang kemudian menembak ke arah mereka. Tidak diketahui secara pasti apakah tentara menembak secara langsung ke arah pengunjuk rasa atau ke udara. Militer mengatakan para pemrotes mencoba untuk memutus jalan internasional yang menghubungkan Irak dengan negara tetangga Yordania dan Suriah. Polisi mengatakan kepada BBC bahwa, para pelaku bersenjata menyerang pos perbatasan tentara di distrik al-Setcher, bagian utara Fallujah. Associated Press memberitakan seorang pejabat polisi menyebutkan dua tentara tewas dalam peristiwa tersebut. Protes anti pemerintah dimulai sejak pertengahan Desember lalu, tak lama setelah penahanan sejumlah pengawal Menteri keuangan Rafie al-Issawi, yang merupakan tokoh Arab Sunni yang merupakan anggota kabinet.
Editor : Egidius Patnistik |
Posted: 26 Jan 2013 02:50 AM PST Penjara Rusuh, 50 Orang Tewas Sabtu, 26 Januari 2013 | 10:50 WIB google.com Ilustrasi TERKAIT: CARACAS, KOMPAS.com - Setidaknya 50 orang tewas dan 90 orang lainnya cedera dalam bentrokan di sebuah penjara di Venezuela barat laut, Jumat (25/1), kata seorang direktur rumah sakit yang berada di lokasi kejadian. Sebagian besar mereka yang terluka di penjara Uribana di negara bagian Lara itu menderita luka tembak, kata pejabat rumah sakit itu, Ruy Madinah. Ia mengatakan jumlah korban tewas "mencemaskan". Soalnya jumlah yang ada hanya berdasarkan pada mayat-mayat yang dibawa ke rumah sakit. Medina mengatakan, para narapidana mulai tiba di rumah sakit tak lama sebelum tengah hari, dan bahwa 14 orang yang cedera mengalami luka cukup parah sehinga perlu dioperasi. Iris Varela, menteri negara yang bertanggung jawab atas penjara dan rumah tahanan di Venezuela, mengatakan, kerusuhan itu pecah setelah narapidana memberontak saat otoritas penjara melakukan penyisiran guna untuk mencari senjata ilegal. Venezuela terkenal dengan kondisi penjara-penjaranya yang menyedihkan, terutama karena penjara-penjara itu penuh sesak. Kondisi yang demikian menjadikan penjara-penjara di negara itu sebagai salah satu yang terburuk di Amerika Latin. Penjara-penjara yang ada hanya bisa menampung 14.000 napi. Namun saat ini ada hampir 50.000 napi di balik jeruji besi di negara itu.
Editor : Egidius Patnistik |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan