Khamis, 24 Januari 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Kemlu Pulangkan 1.928 WNI dari Suriah

Posted: 25 Jan 2013 04:31 AM PST

Kemlu Pulangkan 1.928 WNI dari Suriah

Jumat, 25 Januari 2013 | 12:31 WIB

AP Photo/Andoni Lubaki

Tentara Pembebasan Suriah siap siaga dalam pertempuran dengan pasukan Pemerintah Suriah di Aleppo, Suriah, Minggu (20/1). Berlanjutnya pertempuran antara pemerintah dan oposisi yang sejak Maret 2011 telah menewaskan 60.000 orang ini menimbulkan kegeraman Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Liga Arab.

TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang 2012, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memulangkan 1.928 WNI dari Suriah yang dilanda konflik. Angka itu disampaiakn Direktur Informasi dan Media Kemlu, PLE Priatna, dalam siaran pers yang diterima Kompas,com, Jumat (25/1).

Dari total jumlah warga yang telah dipulangkan itu, 42 orang adalah keluarga KBRI, 80 pelajar dan mahasiswa. Sisanya, 1.806 orang merupakan WNI yang berprofesi sebagai TKI. Sementara WNI yang diterbangkan ke tanah air dengan fasilitas bantuan pemerintah RI hingga 31 Desember 2012 tercatat sebanyak 1.582 orang.

KBRI di Damaskus juga telah membantu penanganan 2.540 kasus yang diadukan WNI, termasuk 225 kasus gaji. Dari 2.540 kasus itu, 82 persen telah dapat diselesaikan. Sisanya masih dalam proses, seperti kasus izin tinggal sejumlah pekerja rumah tangga (PRT) serta sisa gaji.

Penyelesaian kasus-kasus itu terkendala oleh belum kondusifnya situasi Suriah. Pihak KBRI kesulitan karena sejumlah majikan para PRT berada di daerah konflik atau malah telah melarikan diri ke luar negeri.

Duta Besar Indonesia untuk Suriah, Wahib Abdul Jawad, sebagaimana dikutip siaran pers itu, mengatakan, "Sejak krisis Suriah berlangsung, jumlah kasus PRT yang ditangani KBRI Damaskus meningkat, terutama tahun 2012 dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan adanya beberapa kasus PRT di Suriah yang belum selesai, dikarenakan adanya kendala terkait birokrasi setempat dan kondisi Suriah yang belum kondusif."

Sejauh ini, KBRI telah bekerjasama dengan pihak-pihak terkait di Suriah dan menyewa dua pengacara lokal sejak Juli 2012 guna menangani dan menyelesaikan masalah-masalah para PRT.

Sejak krisis Suriah pecah 22 bulan lalu, KBRI Damaskus menyiapkan tiga shelter bagi WNI. Shelter itu tersebar di Provinsi Damaskus, Lattakia dan Aleppo.

 

Editor :

Egidius Patnistik

Serangan Udara Perancis Hancurkan Basis Pemberontak

Posted: 25 Jan 2013 04:17 AM PST

Konflik Mali

Serangan Udara Perancis Hancurkan Basis Pemberontak

Jumat, 25 Januari 2013 | 12:17 WIB

BAMAKO, KOMPAS.com - Pesawat-pesawat tempur Perancis menghancurkan dua basis pemberontak Islam di bagian utara Mali, Kamis (24/1/2013) malam waktu setempat.

Serangan udara Perancis menghujani kota Ansongo, sekitar 80 kilometer dari kota Gao. Selain itu sebuah basis pemberontak di desa Seyna Sonrai juga dihancurkan. Demikian disampaikan sumber dari militer Mali yang tak ingin disebutkan namanya.

"Serangan udara Perancis sukses menghancurkan posisi pemberontak di Ansongo dan kawasan di sekitarnya. Serangan itu mengakibatkan kehancuran parah terhadap musuh," ujar sumber itu.

Kebenaran soal keberhasilan serangan Perancis itu juga dipastikan sumber keamanan di Niger yang mengatakan serangan itu tak hanya menghancurkan dua basis utama pemberontak namun juga menghancurkan persediaan bahan bakar dan persenjataan pemberontak.

Sementara itu di seberang perbatasan, tepatnya di kota Ouallam, Niger, sebanyak 2.000 pasukan Chad dan 500 prajurit Niger bersiap untuk membuka front kedua menghadapi pemberontak Islam Mali.

Kedua negara ini adalah bagian dari pasukan Afrika yang bertugas atas mandat PBB. Jumlah pasukan Afrika ini akan terus ditambah dan nantinya akan mengambil alih kendali operasi militer di Mali dari tangan Perancis.

Sementara itu, penduduk dan pemerintah di kota Timbuktu mengatakan pemberontak sudah meninggalkan kota itu setelah sepanjang akhir pekan lalu digempur serangan udara Perancis, yang menghancurkan markas dan persediaan senjata serta bahan bakar mereka.

Saat ini Perancis sudah mengirim 2.400 prajuritnya dan jumlah itu menurut Kementerian Pertahanan Perancis bisa meningkat hingga mencapai 3.700 personil.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan