ANTARA - Berita Terkini |
Indonesia raih penghargaan di parade bunga Pasadena Posted: 01 Jan 2013 07:45 PM PST Kami sebetulnya belum puas, seharusnya kita dapat tropi lebih tinggi lagi. Berita Terkait "Ini sudah sesuai dengan target kami, untuk mempertahankan President`s Trophy," kata Wakil Delegasi Indonesia dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Noviendi Makalam usai Parade Bunga Mawar ke-124, di Pasadena, California, Amerika Serikat (AS), Senin. Tahun lalu, kata dia, kendaraan hias Indonesia juga mendapat President`s Trophy sebagai penghargaan untuk peserta nonkomersial yang menggunakan bunga paling efektif pada kendaraan hias mereka. "Kami sebetulnya belum puas, seharusnya kita dapat tropi lebih tinggi lagi," kata Novendi. Pada ajang tahunan itu, Indonesia menampilkan dua kendaraan hias yaitu satu kendaraan hias kecil yang menampilkan obyek wisata stupa dan gamelan di Jawa Tengah, serta kendaraan besar yang menampilan wayang golek dalam wujud Krisna, Arjuna, dan Gatot Kaca. "Kita harus melakukan sinergi untuk mencapai penghargaan lebih tinggi pada Parade Bunga Mawar Pasadena tahun 2014," ujarnya. Noviendi mengatakan, keikutsertaan Indonesia pada Parade Bunga Mawar di Pasadena dimaksudkan untuk memromosikan pariwisata nasional di Amerika Serikat (AS). "Promosi pariwisata di AS tidak hanya dilakukan lewat penjualan melalui pihak ketiga, tapi juga memperkenalkan Indonesia pada masyarakat luas di negeri itu," kata Noviandi, yang juga Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan, sekitar satu juta orang menonton parade itu secara langsung dan 34 juta orang menonton dari siaran televisi di AS. Keikutsertaan Indonesia pada Parade Bunga Mawar tahun 2013 merupakan kedua kalinya setelah 16 tahun absen ikut pada kegiatan tersebut sejak 1996. Pada 1992 dan 1995 Indonesia mendapat "Grand Marshall`s Trophy" sebagai kendaraan hias yang memiliki konsep dan desain paling kreatif. (R016) Editor: Maryati COPYRIGHT © 2013 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Hutan menyusut, Riau rugi Rp1.500 triliun Posted: 01 Jan 2013 07:39 PM PST hanya tinggal kurang dari satu juta hektare. Berita Terkait "Dari hasil riset kami ditaksir kerugian itu Rp 1.500 triliun lebih, di mana penggarapan lahan hutan secara terus menerus mengakibatkan rusaknya lingkungan hidup hingga kepunahan keanekaragaman hayati," kata Koordinator Jikalahari, Muslim Rasyid, di Pekanbaru, Rabu. Ia menyebutkan, perambahan hutan di Riau terjadi sejak lama dan kalkulasi disepanjang tahun 2009-2012 menunjukkan hutan di wilayah itu makin sempit. Menurut data Jikalahari, selama kurun waktu beberapa tahun itu sebanyak 500 ribu hektare areal hutan telah beralihfungsi. "Kondisi demikian akan sangat membahayakan. Jika hutan terus tergerus, maka kerugian alam akan semakin besar," katanya. Sementara itu pakar lingkungan dari Rona Lingkungan Hidup Universitas Riau, Tengku Ariful Amri, secara terpisah mengatakan, satu hal yang paling dikhawatirkan jika hutan terus tergarap oleh pihak-pihak berkepentingan adalah hilangnya keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna. Keanekaragaman hayati walau bagaimana pun, demikian Amri, tidak akan bisa tergantikan dengan uang sebesar apapun bahkan cara apapun. Sisa hutan alami di Riau yang terus digarap hingga saat ini, berdasarkan rangkuman riset Dinas Kehutanan setempat dan sejumlah organisasi pencinta lingkungan, hanya tinggal kurang dari satu juta hektare. Kerusakan atau kehilangan keanekaragaman hayati menurut pakar akan berdampak sangat negatif terhadap kehidupan manusia, terutama terhadap sisi perekonomian dan ancaman bagi ketahanan pangan Tanah Air. Faktor penyebabnya, demikian Amri, yakni akan timbul berbagai serangan hama dalam jumlah besar-besaran yang mengarah keberbagai lahan pertanian dan perkebunan warga. Hal demikian lebih disebabkan putusnya rantai makanan yang mengakar sehingga sistem ekosistem menjadi berantakan dan hama binatang akan cepat beralih pada sektor yang lari dari rantai makanan. "Jika hama menyerang hasil atau tanaman pangan, maka bukan tidak mungkin, ketahanan pangan yang selama ini menjadi program dambaan pemerintah bukan hanya tidak tercapai, namun juga akan punah dan ketergantungan dengan produk pertanian impor akan semakin menjadi-jadi," katanya. Atau mungkin, kalau tamanan industri atau lahan pertanian yang mengalami kerusakan masih bisa diperbaiki dengan pola atau siasat tertentu. "Namun jika hutan yang mengalami kerusakan, maka sangat tidak mungkin akan bisa dilakukan perbaikan dalam jangga waktu yang singkat," katanya. Editor: Ella Syafputri COPYRIGHT © 2013 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Berita Terkini To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan