KOMPAS.com - Internasional |
Posted: 15 Nov 2012 03:47 AM PST BEIJING, KOMPAS.com — Seperti banyak diduga, akhirnya Wakil Presiden Xi Jinping resmi menjadi pemimpin baru China, Kamis (15/11/2012). Kepastian Xi menjadi pemimpin China untuk 10 tahun mendatang muncul ketika pimpinan Partai Komunis China yang baru berbaris menuju panggung yang telah disiapkan di Balai Besar Rakyat dengan Xi Jinping berada di posisi terdepan barisan. Xi melanjutkan kepemimpinan Presiden Hu Jintao sebagai Ketua Partai Komunis China, hasil kongres ke-18. Dia menerima kekuasaan di masa-masa negeri itu membutuhkan keputusan cepat dalam menangani korupsi dan kembali memperbaiki pertumbuhan ekonomi China yang terganggu. Di hadapan kader partai, Xi yang didampingi enam anggota Komite Politbiro yang sangat berpengaruh, mengatakan, masa kepemimpinannya akan menghadapi tanggung jawab yang lebih besar untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik bagi 1,3 miliar rakyat China. Setelah ini, Xi (59) akan menggantikan Hu Jintao sebagai Presiden China pada Maret 2013. Kekuasaan besar Xi semakin kukuh setelah Hu Jintao juga menyerahkan kendali Komisi Militer Pusat kepadanya. Hal ini berbeda dengan pendahulu Hu Jintao yaitu Jiang Zemin yang tetap memegang kendali militer terbesar di dunia itu hingga dua tahun setelah lengser dari jabatan presiden. Di urutan kedua petinggi Komite Politbiro—yang dipangkas dari sembilan menjadi tujuh orang— adalah Perdana Menteri Li Keqiang, yang juga baru resmi menjabat tahun depan. Para pemimpin baru ini menghadapi tantangan menurunnya pertumbuhan ekonomi yang mengancam legitimasi partai. Selain itu, pemerintah juga harus terus meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan. China juga sangat rentan dengan kerusuhan lokal yang kerap dipicu kemarahan publik akibat korupsi, penyalahgunaan wewenang pejabat pemerintah, dan perasaan ditinggalkan dalam ledakan ekonomi negeri itu. Perekonomian China, yang bersandar para sektor manufaktur, sangat sukses mengangkat jutaan orang dari jurang kemiskinan. Namun, Partai Komunis memahami model ekonomi seperti ini tidak "tahan banting" saat ekonomi berkembang dan tuntutan untuk standar hidup yang lebih tinggi juga berkembang. Dalam pidatonya pekan lalu, Hu Jintao menyerukan pendekatan ekonomi baru dengan menggenjot sektor swasta dan meningkatkan permintaan dalam negeri.
|
China Sambut Pembekuan Pajak Karbon Posted: 15 Nov 2012 03:34 AM PST Penerbangan China Sambut Pembekuan Pajak Karbon Penulis : Josephus Primus | Kamis, 15 November 2012 | 11:34 WIB KOMPAS.com - China melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hong Ley menyambut baik kemungkinan pembekuan pajak emisi karbon penerbangan oleh Uni Eropa (UE). Menurut warta Xinhua, kemarin, Komisi UE dalam minggu ini mengajukan pembekuan pajak emisi untuk penerbangan non-Eropa yang melintas di atas wilayah UE. Masa pembekuan selama setahun. Sementara itu, penerbangan asal UE di dalam wilayah UE tetap dikenakan pajak. Dalam Skema Perdagangan Emisi Eropa atau ETS, seluruh penerbangan yang melintasi wilayah udara UE harus membayar pajak sebesar 15 persen dari total emisi karbon mereka pada 2012. Lantaran kebijakan itu, silang sengketa merebak di antara maskapai-maskapai penerbangan. Menurut Hong Ley, China mendesak komunitas internasional mengambil persoalan emisi melalui mekanisme sebagaimana Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim. Komisioner Iklim UE Connie Hedegaard, sementara itu, mengatakan dirinya setuju untuk menunda penerapan pajak tersebut. "Saya akan mengupayakan cara-cara lain untuk menuntaskan masalah emisi penerbangan ini," katanya. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan