ANTARA - Mancanegara |
Unjuk rasa di Peru ricuh, dua tewas Posted: 27 Oct 2012 06:27 PM PDT Lima (ANTARA News) - Dua orang tewas dan 21 orang lagi cedera di Ibu Kota Peru, Lima, pada Sabtu (27/10), saat pemrotes bentrok dengan polisi yang berusaha menutup satu pasar grosir, sehingga jumlah korban jiwa naik jadi empat sejak bentrokan di jalan meletus, Kamis (25/10). Kerusuhan di pusat kota Lima telah membuat terkejut warga dan dapat merusak peluang Walikota Susana Villaran untuk menang dalam pemilihan umum sela di kota rusuh dengan delapan juta warga tersebut. Tanggal bagi pemungutan suara belum ditetapkan, tapi harus disampaikan dalam waktu 40 hari. Bentrokan kecil juga telah memicu kecaman terhadap menteri dalam negeri Presiden Ollanta Humala --yang membawahi pasukan polisi yang tak bisa berbuat apa-apa saat kerusuhan meletus pada Kamis. Dua orang tewas dan puluhan orang lagi cedera dalam bentrokan tersebut. Humala berkampanye dengan janji akan menggunakan penengahan guna meredam konflik sosial yang tersebar luas, tapi 23 orang telah tewas dalam bentrokan dengan polisi sejak ia memangku jabatan pada Juli 2011 --kebanyakan di provinsi terpencil. Villaran, seorang tokoh pembaharu, ingin memindahkan pasar grosir tersebut ke tempat modern yang telah ia bangun cuma beberapa blok dari pasar itu, demikian laporan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad pagi. Pasar grosir tersebut terkenal sebagai tempat orang dengan mudah membeli barang selundupan dan curian. Ia menuduh para pedagang yang tak mau dipindah menyewa penjahat untuk menghadapi polisi, dengan bayaran 30 sole (11,50 dolar AS) per hari untuk melempar batu dan bongkahan semen ke arah polisi anti-huru-hara, yang membalas dengan gas air mata, pentungan dan tembakan. "Hari ini, semua pedagang sungguhan yang tak mengandalkan penjahat telah mengatakan mereka mau pindah ke pasar yang baru," kata wanita Walikota tersebut kepada radio RPP. "Kami memulihkan ketenangan dan keamanan di daerah yang baru saja dilanda kerusuhan, kekacauan, ketidak-amanan dan kumuh." Lima telah dilanda serangkaian pemogokan selama satu bulan belakangan, saat anggota serikat pekerja menuntut bayaran yang lebih baik dan mengeluh mereka ditinggalkan oleh satu dasawarsa pertumbuhan yang menyaksikan ekonomi meningkat lebih dari enam persen per tahun. Editor: Ella Syafputri COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Iran kutuk serangan Idul Adha di Afghanistan Posted: 27 Oct 2012 04:59 PM PDT Berita Terkait Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast dengan keras mengutuk serangan brutal terhadap orang yang sedang beribadah di Afghanistan dan menyampaikan simpati kepada keluarga korban tewas atau cedera dalam serangan tersebut. Mehmanparast mengatakan serangan semacam itu adalah pelanggaran nyata terhadap ajaran agama dan prinsip kemanusiaan, demikian laporan kantor berita Iran, IRNA. Perlu tekad kuat masyarakat internasional, pemerintah dan rakyat Afghanistan sendiri guna menghadapi serangan teror tak manusiawi semacam itu, katanya. Aksi brutal tersebut, tambahnya, membawa kebencian rakyat pada orang yang menjadi dalang atau mendukung aksi kejahatan semacam itu. Puluhan orang tak bersalah yang sedang beribadah wafat atau cedera selagi menjalani salat Idul Adha di satu masjid di Afghanistan Jumat lalu (26/10). (C003) Editor: Jafar M Sidik COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan