Sabtu, 27 Oktober 2012

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Pers-polisi mengemban tugas mulia

Posted: 27 Oct 2012 06:33 PM PDT

sama-sama mengabdi untuk masyarakat.

Berita Terkait

Jayapura (ANTARA News) - Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan insan pers dan polisi mempunyai tugas yang mulia, yakni sama-sama mengabdi untuk masyarakat.

"Pers dan polisi memiliki tujuan yang sama yakni mengabdi untuk masyarakat. Bedanya media memberikan informasi kepada publik, sekaligus menjadi fungsi kontrol pemerintahan. Media melakukan investigasi yang sudah diatur, demikian juga polisi," kata Kapolda Papua di Jayapura, Minggu.

Menurut dia, meskipun sama-sama mempunyai tugas yang sama tetapi ada yang membedakan tugas tersebut, yang mana polisi sebagai institusi yang tidak bisa mengambil keuntungan dari masyarakat, sementara pers merupakan industri dan tim kompetensi yang berlomba-lomba untuk mendapatkan berita ekslusif.

"Tugasnya hampir sama, melakukan investigasi. Institusi kepolisian tidak bisa mengambil keuntungan dari itu, sementara pers itu merupakan industri," katanya.

Lebih lanjut, jenderal bintang dua itu sampaikan bahwa pers dalam melakukan peliputan invetigasi sudah diatur apa saja hal yang diinginkan untuk buat suatu berita, demikian juga tugas dari kepolisian. Dan dalam investigasi tersebut, biasanya ada informasi yang belum bisa dipublikasikan, dan ini biasanya semua pers berlomba-lomba untuk menulis.

"Nah di sinilah kita perlu komunikasikan antara pers dan polisi, sehingga tidak terjadi masalah dan bisa menghindar dari salah persepsi," katanya.

Untuk itu, mantan salah satu deputi BNPT itu harapkan agar insan pers di Jayapura dan polisi bisa selalu membangun komunikasi yang baik, sehingga jauh dari pemahaman yang salah. "Berharap ada komunikasi yang baik antar polisi dan pers," harapnya.

Sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jayapura, Victor Mambor menilai perbedaan kepentingan antara insan pers dan Polri memang akan selalu terjadi benturan. "Untuk itu rekan-rekan pers dan Polri harus saling komunikasi. Namun kalangan pers tidak akan selalu menurut kepada Polri jika ada hal yang penting yang harus publik tahu. Yah tentunya itu sesuai dengan aturan pers yang berlaku," katanya.

Beberapa waktu lalu, Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian, Waka Polda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw bersama pejabat utamanya melakukan kunjungan ke sejumlah media/pers yang ada di Kota Jayapura.
(M019)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Unjuk rasa di Peru ricuh, dua tewas

Posted: 27 Oct 2012 06:27 PM PDT

Lima (ANTARA News) - Dua orang tewas dan 21 orang lagi cedera di Ibu Kota Peru, Lima, pada Sabtu (27/10), saat pemrotes bentrok dengan polisi yang berusaha menutup satu pasar grosir, sehingga jumlah korban jiwa naik jadi empat sejak bentrokan di jalan meletus, Kamis (25/10).

Kerusuhan di pusat kota Lima telah membuat terkejut warga dan dapat merusak peluang Walikota Susana Villaran untuk menang dalam pemilihan umum sela di kota rusuh dengan delapan juta warga tersebut.

Tanggal bagi pemungutan suara belum ditetapkan, tapi harus disampaikan dalam waktu 40 hari.

Bentrokan kecil juga telah memicu kecaman terhadap menteri dalam negeri Presiden Ollanta Humala --yang membawahi pasukan polisi yang tak bisa berbuat apa-apa saat kerusuhan meletus pada Kamis. Dua orang tewas dan puluhan orang lagi cedera dalam bentrokan tersebut.

Humala berkampanye dengan janji akan menggunakan penengahan guna meredam konflik sosial yang tersebar luas, tapi 23 orang telah tewas dalam bentrokan dengan polisi sejak ia memangku jabatan pada Juli 2011 --kebanyakan di provinsi terpencil.

Villaran, seorang tokoh pembaharu, ingin memindahkan pasar grosir tersebut ke tempat modern yang telah ia bangun cuma beberapa blok dari pasar itu, demikian laporan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad pagi. Pasar grosir tersebut terkenal sebagai tempat orang dengan mudah membeli barang selundupan dan curian.

Ia menuduh para pedagang yang tak mau dipindah menyewa penjahat untuk menghadapi polisi, dengan bayaran 30 sole (11,50 dolar AS) per hari untuk melempar batu dan bongkahan semen ke arah polisi anti-huru-hara, yang membalas dengan gas air mata, pentungan dan tembakan.

"Hari ini, semua pedagang sungguhan yang tak mengandalkan penjahat telah mengatakan mereka mau pindah ke pasar yang baru," kata wanita Walikota tersebut kepada radio RPP. "Kami memulihkan ketenangan dan keamanan di daerah yang baru saja dilanda kerusuhan, kekacauan, ketidak-amanan dan kumuh."

Lima telah dilanda serangkaian pemogokan selama satu bulan belakangan, saat anggota serikat pekerja menuntut bayaran yang lebih baik dan mengeluh mereka ditinggalkan oleh satu dasawarsa pertumbuhan yang menyaksikan ekonomi meningkat lebih dari enam persen per tahun.
(C003)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan