ANTARA - Berita Terkini |
Imigrasi Palembang deportasi 20 WNA Posted: 23 Oct 2012 07:22 PM PDT Palembang (ANTARA News) - Petugas pengawasan dan penindakan keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Palembang, Sumatera Selatan, selama 2012 ini telah mendeportasi atau mengembalikan secara paksa 20 warga negara asing ke negara asalnya. Jumlah warga Negara Asing (WNA) yang dideportasi karena melebihi batas izin tinggal (overstay) tersebut lebih banyak dibanding 2011 yang hanya 12 orang, kata Kepala Seksi Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian (Fosarkim) Kantor Imigrasi setempat Ian F Markos di Palembang, Rabu. Warga negara asing yang dikenai sanksi administratif keimigrasian berupa tindakan deportasi itu berasal dari Malaysia, China dan Inggris, kata dia. Menurut dia, tindakan deportasi terhadap WNA itu sesuai Undang Undang No.6 Tahun 2011 tentang keimigrasian terutama pasal 78. Sesuai UU itu orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya namun masih berada dalam wilayah Indonesia kurang dari 60 hari batas izin tinggal dikenai biaya beban sesuai dengan ketentuan tersebut. Jika WNA tersebut tidak membayar biaya beban sesuai ketentuan dikenai tindakan administratif Keimigrasian berupa deportasi dan penangkalan, ujar Ian. Dia menjelaskan, WNA pemegang kartu izin tinggal terbatas (Kitas) di Kota Palembang sejak Januari hingga Oktober 2012 ini mencapai 463 orang. Pemegang Kitas tersebut terbanyak WNA dari China sebanyak 135 orang, kemudian Malaysia 104 orang, Korea Selatan 41 orang, Amerika Serikat 32 orang, Jepang 36 orang, Thailand 19 orang dan Inggris 17 orang. Para pemegang Kitas di daerah ini diingatkan agar selalu mengecek masa berlakunya jika tidak ingin dikenakan sanksi hukum berupa denda dan deportasi ke negara asalnya seperti yang telah dilakukan terhadap beberapa WNA tersebut, kata Kasi Fosarkim itu menambahkan. (Y009) Editor: Fitri Supratiwi COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
KA Prameks berhasil dipindahkan Posted: 23 Oct 2012 07:14 PM PDT KA Prameks Anjlok Sejumlah petugas melakukan evakuasi KA Prambanan Ekspres (Prameks) yang anjlok di Desa Krajan, Kalasan, Tirtomartani, Sleman, Yogyakarta, Selasa (23/10) malam. Penyebab anjloknya tiga gerbong KA Prameks jurusan Yogyakarta pada Selasa (23/10) sore tersebut masih dalam penyelidikan. (FOTO ANTARA/Noveradika)
Berita Terkait "Rangkaian kereta Prameks yang anjlok dan terguling berhasil dievakuasi sekitar pukul 04.30 WIB dan lokasi kejadian sudah bersih sehingga jalur rel ganda kembali dapat dibuka," kata Humas PT KA Daops VI Yogyakarta Eko Budiyanto. Menurut Eko, jalur rel kereta sudah dapat dilewati mulai pukul 06.30 WIB dan sudah dapat dilewati kereta api. "Kereta api yang sudah lewat di antaranya KA Logawa dan Bima sekitar pukul 07.00 WIB," katanya. Ia mengatakan, rangkaaian KA Prameks tersebut setelah dipindahkan kemudian ditarik ke Depo Prambanan untuk pemeriksaan. "Rangkaian KA Prameks sementara waktu masih di Depo Prambanan untuk pemeriksaan baik dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) maupun dari PT KA sendiri," katanya. Eko mengatakan, setelah pemeriksaan tersebut KA Prameks baru akan dibawa ke Balai Yasa untuk diperbaiki. "Setelah semua pemeriksaan selesai maka rangkaian gerbong akan diperbaiki sehingga dapat dioperasionalkan lagi," katanya. Ia mengatakan, pihaknya juga meminta maaf kepada masyarakat luas atas kejadian tersebut karena kejadian tersebut merupakan musibah. "Kami mohon maaf kepada masyarakat baik yang menjadi korban dalam kejadian tersebut maupun pengguna layanan PT KA atas keterlambatan sejumlah kereta api," katanya. Seperti telah diberitakan sebelumnya, KA Prameks anjlok dan terguling di Dusun Krajan, Tirtomartani, Kalasan, pada Selasa 22 Oktober sekitar pukul 16.45 WIB. Dalam kejadian ini 40 penumpang mengalami luka, 29 di antaranya rawat jalan dan 11 rawat inap di RS Panti Rini dan RS Bhayangkara Polda DIY. Rangkaian kereta yang terguling adalah gerbong satu, dua, dan tiga, dan posisi terguling melintang di atas rel ganda sehingga menghambat perjalanan kereta api lainnya. Editor: Ella Syafputri COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Berita Terkini To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan