KOMPAS.com - Internasional |
Museum Louvre Buka Sayap Seni Islam Posted: 22 Sep 2012 03:49 AM PDT Museum Louvre Buka Sayap Seni Islam Sabtu, 22 September 2012 | 10:49 WIB BBC Sayap khusus untuk seni Islam ini dibangun dengan bantuan Arab Saudi. PARIS, KOMPAS.com - Museum Louvre di Paris membuka sayap baru yang didedikasikan untuk seni Islam di tengah ketegangan soal karikatur yang diterbitkan majalah satir negara itu. Galeri seni Islam yang akan dibuka akhir pekan ini dibangun selama sepuluh tahun dengan dana hampir 100 juta euro. Perluasan museum ini merupakan yang terbesar sejak IM Pek menciptakan piramida kaca di Louvre pada tahun 1989. Saat itu, banyak yang menyatakan struktur kaca itu akan merusak keindahan museum seni ini. Namun saat ini, Louvre menjadi salah satu atraksi turis paling menarik di Paris. Sayap baru untuk seni Islam ini disambut banyak pihak namun dibuka pada saat yang sangat sensitif terkait hubungan Barat dan dunia Islam, kata wartawan BBC Razia Iqbal. Galeri -yang didanai sebagian oleh pemerintah Perancis- merupakan penekanan bahwa negara itu ingin menjadi pelopor hubungan dengan dunia Arab dan Timur Tengah dari semua aspek, dari budaya sampai politik, tambah Iqbal. Pangeran Saudi Donor Terbesar Donatur terbesar untuk perluasan galeri ini adalah Pangeran Waleed Bin Talal dari Arab Saudi dengan sumbangan sebesar 17 juta euro. Talal mengatakan sumbangannya itu merupakan upaya untuk menjelaskan kepada Barat tentang Islam. "Sejak serangan 11 September, tugas semua Muslim adalah menerangkan kepada Barat tentang bagaimana Islam dan begitu damainya agama ini," kata Talal. Galeri ini dibuka pada saat merebaknya protes menentang film anti-Islam, Innocence of Muslims yang diproduksi di Amerika Serikat. Sejak itu, majalah satir Charlie Hebdo, menerbitkan karikatur Nabi Muhammad dan semakin memicu protes. Akhir pekan lalu, 80 orang ditahan di Paris setelah melakukan demonstrasi menentang film anti-Islam itu. Editor : Egidius Patnistik |
Bekas Tahanan Guantanamo Pimpin Serangan ke Kedubes AS Posted: 22 Sep 2012 03:44 AM PDT BENGHAZI, KOMPAS.com - Serangan terhadap konsulat AS di Benghazi, Libya, mungkin dipimpin mantan tahanan Teluk Guantanamo yang dikirim kembali ke Libya pada masa Presiden George Bush. Para pejabat intelijen AS yakin bahwa Sufyan Bin Qumu, salah satu pemimpin kelompok Islam punya kaitan dengan Al Qaeda, yaitu Ansar al Sharia, kemungkinan berada di balik serangan tersebut yang menewaskan Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens, dan tiga staf kedutaan lainnya. Bin Qumu, yang tinggal di kota Derna, 240 kilometer di sebelah timur Benghazi, dibebaskan dari Teluk Guantanamo tahun 2007. Ia sempat dipenjarakan di Tripoli ketika dikembali ke Libya, tetapi kemudian dibebaskan pemerintah Muammar Khadafy. Pria 53 tahun itu telah menolak untuk mengomentari tuduhan yang berulang bahwa anggota Ansar al-Sharia hadir dalam serangan pekan lalu itu, yang menewaskan Stevens. Otoritas Libya umumnya, termasuk para milisi yang bertugas untuk menjaga keamanan di Benghazi, yakin bahwa serangan itu dilancarkan oleh kelompok tersebut. "Sekarang sangat jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap hal itu," kata Mohammed al Gharabi, pemimpin milisi terbesar pro-pemerintah. "Itu adalah orang dari Ansar al Sharia, tidak semua mereka (terlibat) tapi beberapa dari mereka, dan saya pikir (organisasi) tahu siapa yang melakukannya." Fox News mengklaim telah diberitahu bahwa Bin Qumu mungkin "terlibat dalam serangan itu, dan bahkan mungkin memimpin serangan ke konsulat tersebut". Bin Qumu yang membentuk Ansar al Sharia, atau " pendukung Sharia", di tengah revolusi Libya tahun lalu. Para pejabat intelijen Amerika yakin ada "komunikasi" antara kelompok itu dan Al Qaeda, kemungkinan besar dengan cabang Afrika Utara dari Al Qaeda, pada hari kejadian itu. Konsulat AS itu telah diserang sebelumnya dan al Gharabi mengatakan bahwa ia telah memperingatkan para diplomat Amerika tiga hari sebelum serangan bahwa Benghazi "tidak aman". Bin Qumu punya sejarah dalam jaringan Al Qaeda. Berdasarkan catatan tentang dirinya di Guantanamo, ia terkait dengan penyandang dana serang 11 September 2001, sementara menurut file diplomatik yang diungkapkan tahun lalu mengatakan bahwa ia pernah menjadi sopir truk untuk sebuah perusahaan yang dimiliki Osama bin Laden. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, telah mengatakan bahwa sudah "jelas dengan sendirinya" serangan terhadap konsulat As Benghazi, yang terjadi pada hari peringatan serangan 11 September, merupakan "serangan'' teroris. Serangan tersebut awalnya diduga merupakan ekses dari protes spontan terhadap film anti-Islam Innocence of Muslims yang berkembang di luar kendali. Namun para pejabat kini yakin bahwa serangan itu disengaja dan dilakukan dengan hati-hati. Sumber : Sydney Morning Herald, AFP Editor : Egidius Patnistik |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan