ANTARA - Peristiwa |
Alaidisnyah/Rachmad ditetapkan sebagai bupati Aceh Barat Posted: 08 Jul 2012 06:47 AM PDT
Berita Terkait Ketua KIP Aceh Barat Mahrizal saat dihubungi dari Banda Aceh, Minggu menyatakan, keputusan tersebut merupakan hasil rapat pleno hari ini di gedung DPRK setempat yang disaksikan semua pihak, termasuk perwakilan dua kubu tim sukses pemenangan calon kepala daerah itu. Teuku Alaidinsyah yang akrab disapa H Tito bersama Rachmad Fitri dengan nomor urut delapan ini, berhasil mendapat suara terbanyak pada pilkada putaran kedua, 2 Juli 2012, dan pilkada ulang di dua tempat pemungutan suara (TPS) pada 8 Juli 2012 sebanyak 50.378 suara atau 55,67 persen. Sementara untuk pasangan Ramli/Mohariadi dengan nomor urut 11 hanya mendapat 40.111 suara atau 44,33 persen dari 118.170 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di 478 tempat pemungutan suara di 12 kecamatan. "Menyangkut permintaan pilkada ulang oleh pendukung Ramlli/Mohariadi itu bukan wewenang KIP, namun tuntutan mereka kita respon dan kita ajukan juga ke Mahkamah Konstitusi," katanya. Disaat pengumuman pemenang dan sekaligus penyampaian penetapan bupati dan wakil bupati Aceh Barat tersebut hampir dua ratusan orang dari massa pendukung Ramli/Mohariadi melakukan aksi unjuk rasa di halaman gedung DPRK. Aksi massa yang menuntut sejumlah permintaan terkait indikasi kecurangan pilkada tersebut berlangsung aman di bawah kendali dua ratus personil Polri dari Brimob yang berjaga ketat, sehingga tidak satu orang pun menerobos halaman gedung DPRK. Pada pilkada putaran kedua ini pasangan H Tito/H Nanda didukung oleh 11 partai koalisi nasional dan lokal yakni Partai Demokrat, Golkar, PAN, PDIP, PPP, PKPI, PKB dan Patriot serta partai lokal lainnya yaitu PA, PDA dan PBA. Sementara pasangan Ramli/Mohariadi didukung dua partai koalisi yakni PKS dan PRA serta komunitas KPA Aceh Barat. "Banyak pelanggaran yang terjadi. Kami tidak bisa terima, sebab itu pilkada harus diulang, masyarakat kecewa dengan semua ini," tegas Edi Candra, orator aksi pendukung mantan bupati Aceh Barat itu. (KR-IRW) Editor: Fitri Supratiwi COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Gemasaba nilai ideologi mahasiswa makin meluntur Posted: 08 Jul 2012 06:27 AM PDT Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) menilai nilai-nilai ideologi di kalangan mahasiswa saat ini sudah semakin meluntur sehingga perlu dilakukan otokritik atas gerakan mahasiswa. "Gemasaba sebagai kader muda NU dan PKB merasa miris melihat gerakan mahasiswa mulai kehilangan idelogi. Apalagi kita sebagai kader muda NU merasa bertanggungjawab dan perlu menyebarkan tradisi gerakan mahasiswa yang berwawasan dakwah," ujar Ketua Umum Gemasaba, Ghozali Munir, di Jakarta, Minggu. Dikemukakannya bahwa sebagai kader muda NU dan PKB, Gemasaba tidak boleh kalah dengan ideologi gerakan mahasiswa islam yang lainnya. Lebih lanjut dikemukakannya bahwa organisasi sayap kemahasiswaan PKB itu sudah memiliki ideologi gerakan yang jelas yaitu ahlussunah wal jamaah (Aswaja). Untuk itu, ia menambahkan, Gemasaba siap mengawal tradisi gerakan mahasiswa yang berbasis dakwah. "Kami tidak boleh kalah dengan yang lainnya. Ideologi kita sudah jelas dan kita akan membumikan ideologi ini keseluruh mahasiswa," ujarnya. Sementara itu Wakil Sekjen PBNU Imdadun Rahmat mengatakan bahwa gerakan mahasiswa sudah saatnya kembali pada tradisi-tradisi yang berwawasan idelogi dan religi. Imdadun mengharapkan, gerakan Mahasiswa harus mulai berperan nyata di masyarakat dan tidak sekadar memiliki wawasan intelektual saja tetapi juga sisi religiusnya juga harus diperkuat. "Gemasaba sebagai kader muda NU dan PKB harus kembali pada tradisi-tradisi orang tua yaitu tradisi ahlussunah wal jamaah. Karena dengan nilai-nilai itu kami dapat membentengi diri dari perilaku-perilaku yang menimpang dan tidak sesuai dengan nilai-nilai ahlussunah," ujarnya. Sedangkan, menurut Ketua Fraksi PKB DPR Marwan Jafar, gerakan mahasiswa saat ini telah mengalami degradasi, fragmentasi dan kemudian perpecahan dimana-mana. Dikemukakannya bahwa sisi militansi, gerakan intelektualitas dan sisi kepedulian terhadap masyarakat mulai meluntur sehingga jargon "agent of change" tidak selaras lagi dengan gerakan mahasiswa sekarang. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan