Khamis, 14 Jun 2012

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


"Pejabat Inggris Terlalu Akrab dengan Media"

Posted: 14 Jun 2012 08:04 AM PDT

LONDON - Perdana Menteri Inggris David Cameron menjelaskan kesaksiannya di depan hakim, terkait skandal penyadapan yang dilakukan oleh media yang dipimpin Rupert Murdoch. Cameron pun menilai, selama ini pejabat-pejabat Inggris terlalu akrab dengan media.

Dalam pengadilan, Cameron diharapkan menjelaskan kedekatan hubungannya dengan Mudoch, taipan media pemilik Tabloid News of the World. Skandal penyadapan yang muncul selama ini cukup mengguncang Pemerintahan Inggris dan memunculkan dugaan bahwa para politisi senior Inggris melindungi Murdoch.

Hubungan Murdoch dan para politisi Inggris menciptakan masalah yang serius bagi Cameron. Cameron pun mendapat kritik pedas ketika dirinya menunjuk seorang editor di News of the World, Andy Coulson, sebagai juru bicaranya. Coulson pun saat ini didakwa atas kasus skandal penyadapan.

"Hubungan politisi-politisi Inggris dan media selama 20 terakhir ini cukup menyimpang. Saya rasa, mereka terlalu dekat," ujar Cameron, seperti dikutip CBS, Kamis (14/6/2012).

Sejauh ini, taipan media berusia 81 tahun itu memang sangat akrab dengan menteri-menteri di Inggris. Deputi Perdana Menteri Inggris Nick Clegg justru mengatakan dengan lantang, seluruh politisi Inggris tunduk pada Murdoch. Clegg pun tampak mencoba untuk menjauhkan partainya dari Murdoch.

"Hampir seluruh politisi di Inggris tunduk di depan Rupert Murdoch. Hal ini adalah sebuah kebusukan yang akan menciptakan kerusakan," ujar Clegg.(AUL)

Chavez: Venezuela Mulai Produksi Senjata

Posted: 14 Jun 2012 06:05 AM PDT

CARACAS - Venezuela dengan bantuan Rusia dikabarkan mulai merakit senapan serbu Kalashnikov (AK-103) dan memproduksi pesawat pengebom. Hal itu diumumkan oleh Presiden Venezuela Hugo Chazev.

"Venezuela juga sudah mulai membuat granat, amunisi dan pesawat pengintai. Sejauh ini kami telah selesai mengerjakan tiga pesawat pengintai," ujar Presiden Chavez, yang dikutip Associated Press, Kamis, (14/6/2012).

Presiden Chavez menegaskan, proyek yang tengah dijalankan Venezuela ini sama sekali tidak bertujuan untuk melancarkan serangan ke pihak mana pun.

"Kami tidak berniat menyerang siapapun. Proyek ini bertujuan untuk membangun pertahanan serta perdamaian," tutur Chavez.

Sementara itu, ketua pengelola produsen senjata Venezuela Jenderal Julio Cesar Morales Preto mengatakan, sampai saat ini sudah terdapat 3 ribu senapan AK-103 yang telah dirakit. Jumlah ini merupakan total senjata yang berhasil dirakit sejak Venezuela dan Rusia menandatangani perjanjian pembangunan pabrik perakitan senjata Kalashnikov pada 2005 lalu.

"Produksi telah dimulai bahkan ketika pabrik tersebut belum selesai dibangun. Pabrik ini nantinya mampu memproduksi 25 ribu senapan AK-103 setiap tahunnya," ujar Jenderal Morales Preto.

Produksi telah dimulai meskipun pabrik belum diselesaikan, Morales mengatakan Prieto. Ini akan memiliki kapasitas untuk memproduksi 25.000 senapan setahun.

Proyek perakitan peralatan militer ini kabarnya mendapat kecaman dari sejumlah lawan politik Chavez. Mereka menilai dana miliaran dolar yang dihabiskan Pemerintahan Chavez untuk membeli dan memproduksi senjata seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta pembangunan infrastruktur di negeri itu.

Sejak 2005 lalu Venezuela dilaporkan telah menghabiskan dana miliaran dolar untuk meningkatkan kapasitas militernya dengan membeli sejumlah kendaraan militer seperti jet tempur, kendaraan lapis baja serta 100 ribu senapan Kalashnikov buatan Rusia.

Di bawah kepemimpinan Chavez selama 13 tahun terakhir, Venezuela dikenal sebagai negara yang kerap kali berseberangan dengan Amerika Serikat (AS). Chavez bahkan menggambarkan AS sebagai negara imperialis yang ingin menguasai cadangan minyak Venezuela.(rhs)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan