KOMPAS.com - Nasional |
Menko Perekonomian Harusnya Diisi Profesional Posted: 18 Jun 2012 10:56 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com- Direktur Eksekutif Institut Proklamasi Arief Rachman menilai, kinerja Tim Ekonomi SBY-Boediono di bawah kendali Menteri Koordinasi Perekonomian RI Hatta Rajasa mengecewakan dan bayak kelemahan. Arif menganggap, Hatta Rajasa bukan dari kalangan akademi ataupun profesional bidang ekonomi yang mampu mengkoordinasikan jajaran kementerian di bawah komandonya. "Harusnya, bidang ekonomi diduduki oleh orang-orang profesional dan akademisi, kalau tidak menguasai masalah, malah amburadul," kata Arif, saat gelar diskusi di kantor Institut Proklamasi, Jakarta, Senin (18/6/2012. Arif mmenambahkan, Hatta Rajasa dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah yang terjadi, bila terjadi konflik kepentingan antar kementerian di bawah koordinasinya. Ia mencontohkan, pernah terjadi perbedaan pandangan antara Menteri ESDM Jero Wacik dan Menteri BUMN Dahlan Iskan terkait pergantian Direksi Pertamina beberapa waktu lalu. Lalu, lanjut Arif, rencana perushaan Handphone Researce and Motion(RIM) yang ingin membangun pabrik produksi di Indonesia pun gagal dan akhirnya, RIM bergeser ke Penang, Malaysia. Hal itu disebabkan, adanya perbedaan cara pandang antara pihak Menkominfo, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perindustrian. Baru-baru ini, kata Arif, Peraturan Menteri ESDM No. 7 dan 11 Tahun 2012 tentang aturan ekspor bijih mineral ke luar negeri turut membuat Menteri Perdagangan berbeda pandangan dan tidak diselesaikan dengan baik. "Di sini terlihat adanya kelemahan kinerja Tim Ekonomi SBY-Boediono di bawah kendali Hatta Rajasa. Kita juga akan mendesak pemerintah, kalau perlu dilakukan reshuffle jilid dua," tegas Arif. Arif juga menuding, melemahnya kinerja tim ekonomi SBY-Boediono tersebut, disebabkan kesibukan Hatta terhadap pencalonan dirinya pada Presiden 2014 mendatang. Fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ialah membantu presiden dalam menyinkronkan dan mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian. Ada 15 kementerian di bawah koordinasi Hatta, di antaranya Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Bapenas, Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi dan UKM dan lainnya. Sosok Hatta Rajasa memang bukan orang asing di posisi menteri. Ia pernah menjabat Menteri Riset dan Teknologi (2001-2004), Menteri Perhubungan (2004-2007) dan Menteri Sekretaris Negara (2007-2009). Pada 12 Juni 2012 Hatta memperoleh penghargaan doktor honoris causa bidang ekonomi dari Universitas Pertanian Nitra, Slovakia. Hatta dianggap mampu mengkoordinasikan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Slovakia.
|
Kompas dan Warta Kota Raih Penghargaan MH Thamrin Posted: 18 Jun 2012 09:53 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Pada malam 38 Tahun Anugerah Jurnalistik M.H Thamrin - PWI Jaya, Harian Kompas dan Warta Kota meraih beberapa penghargaan atas karya jurnalistiknya yang bertemakan pembangunan dan kehidupan di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan pembangunan di Jakarta saat ini tidak lepas dari peran media. Berbagai kritik dari media membuat pembangunan di Jakarta tidak pernah berhenti begitu saja. "Kritik yang baik akan bermanfaat bagi semua warga Jakarta. Lebih jauh akan membuat Jakarta lebih nyaman dan aman untuk dihuni," kata Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, di Balaikota, Jakarta, Senin (18/6/2012). Selain itu, pada tahun ini ada beberapa kategori baru yang berasal dari artikel media online dan berita radio. Hal ini mengikuti perkembangan jaman yang semakin marak dengan berita yang berasal dari media online. Dari delapan kategori yang dilombakan, Harian Kompas menyabet dua penghargaan. Pertama, untuk kategori Artikel Layanan Publik dengan artikel berjudul Ugal-ugalan Bus Umum Kegilaan Sosial Landa Jakarta yang ditulis oleh Neli Triana. Kedua, untuk kategori Tajuk Rencana dengan tulisan berjudul Jakarta Minus Masa Depan. Selanjutnya, Warta Kota juga meraih penghargaan dari kategori Artikel Umum dengan tulisan berjudul Uang Parkir Bocor Ratusan Miliar yang ditulis oleh Ahmad Sabran. Untuk kategori Radio dimenangkan oleh Erric Permana dari KBR68H dengan karya Rugi Triliunan Rupiah Akibat Macet. Solusinya? Untuk kategori Televisi, karya peliputan dengan judul Menuai Sampah Di Kepulauan Seribu besutan Yolinda Puspita Rini dari Trans 7 berhasil meraih penghargaan. Untuk kategori Foto, penghargaan didapat oleh Charles Ulaag dari Suara Pembaruan dengan karya berjudul JPO Tanpa Pegangan. Untuk kategori Karikatur, Pramono R Pramoedjo dari Sinar Harapan berhasil menyabet penghargaan. Terakhir, dari kategori Media Online, Arie Novarina dari Antara meraih penghargaan atas artikelnya berjudul Ambisi Jakarta Menuju Mega City Asia. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan