Rabu, 2 Mei 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Puluhan Anak Putus Sekolah, Anggota Dewan Kaget

Posted: 02 May 2012 08:25 AM PDT

PAREPARE, KOMPAS.com - Komisi II DPRD Parepare mendatangi kawasan Lontange, Kelurahan Ujung Sabbang, Kecamatan Ujung, Parepare, Sulawesi Selatan, Rabu (2/5/2012), menyusul adanya laporan warga masyarakat tentang banyaknya anak putus sekolah di daerah ini.

Benar saja, di kampung ini, para anggota dewan mendapati puluhan anak usia sekolah yang sudah tidak lagi bersekolah. Kebanyakan dari mereka mengaku tak memiliki dana untuk meneruskan pendidikan. Puluhan anak itu berusia antara 8-15 tahun.

"Saya tidak menyangka, jumlah anak putus sekolah di Parepare sebegini besarnya. Ini tanggung jawab kita semua, bukan hanya Dinas Pendidikan yang kecolongan, tapi juga kita di DPRD kecolongan," kata Kaharuddin Kadir anggota DPRD Parepare yang memimpin rombongan komisi II itu.

Kaharuddin mengatakan, seharusnya Dinas Pendidikan setempat melakukan pemantauan di sejumlah daerah, dan segera memberikan solusi atas persoalan semacam ini. "Kalau kita lihat dari hasil laporan Dinas Pendidikan kepada dewan, mereka sering melaporkan yang tidak sesuai dengan hasil temuan kami di lapangan," kata Kaharuddin.

Kaharuddin menyebut, Komisi II akan membuka posko pengaduan di kelurahan tersebut. Posko ini berguna bilamana masih ada aduan dari masyarakat tentang adanya anak yang tak bersekolah. "Kita selaku anggota dewan, merasa malu, karena kita punya pendidikan gratis hingga 9 tahun, tidak lagi ada alasan buat anak-anak usia SD hingga SMP yang tidak mengenyam pendidikan, karena mereka adalah masa depan bangsa," kata Kaharuddin lagi.

Ilham salah satu anak usia sekolah yang didampingi oleh orang tuanya Iwan Tompo, mengaku putus sekolah dari SD Negeri 14 Kota Parepare, karena faktor ekonomi. Kedua orang tuanya tak mampu membelikannya baju seragam.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare, Mustafa Mappangara, saat dikonformasi melalui telepon selulernya, mengatakan, kurang perhatian dari orang tua murid dan tidak adanya kepedualiannya terhadap pendidikan anak, juga menjadi faktor penunjang anak putus sekolah. "Terkait hal ini, kita akan segera menindak lanjuti, dan segera info ini kepada Kepala Sekolah, tempat anak-anak ini berhenti," ujar Mustafa.

PNS Keluyuran Selepas Upacara

Posted: 02 May 2012 08:17 AM PDT

Disiplin Pegawai

PNS Keluyuran Selepas Upacara

Defri Werdiono | Marcus Suprihadi | Rabu, 2 Mei 2012 | 15:17 WIB

BANJARMASIN, KOMPAS.com — Sejumlah pegawai negeri sipil di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ternyata tidak langsung pulang ke tempat kerja masing-masing seusai mengikuti upacara Hari Pendidikan Nasional, Rabu (2/5/2012) pagi. Ada sebagian dari mereka yang keluyuran ke pasar.

Hasil operasi yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Banjarmasin di empat pasar mendapati ada sekitar 20 pegawai negeri yang keluyuran pada jam kerja. Operasi dilakukan di Pasar Teluk Dalam, Pasar Sederhana, Pasar Ujung Murung, dan Pasar Cempaka.

"Ada 20-an orang yang terjaring razia, sebagian besar adalah guru. Alasannya habis upacara, tetapi kenyataannya ada yang belanja magic jar (alat masak) segala," ujar Ichwan Noorchalid, Kepala Satpol PP Banjarmasin.

Menurut Ichwan, pihaknya mendata semua pegawai negeri yang terjaring razia untuk kemudian diserahkan ke Badan Kepegawaian Daerah dengan tembusan ke satuan kerja perangkat daerah masing-masing untuk mendapatkan sanksi.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan