KOMPAS.com - Internasional |
| Bom Mobil di Nigeria, 38 Orang Tewas Posted: 09 Apr 2012 02:35 AM PDT  Bom Mobil di Nigeria, 38 Orang Tewas | Egidius Patnistik | Senin, 9 April 2012 | 09:35 WIB AP Seorang korban tewas tergeletak di jalan utama kota Kaduna, Nigeria akibat ledakan bom mobil. TERKAIT: Sedikitnya 38 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka ketika sebuah bom mobil meledak di kota Kaduna, Nigeria Utara. Ledakan di kawasan ramai yang dipadati restoran dan hotel itu terjadi ketika para petugas keamanan menghentikan sebuah mobil yang mengarah ke sebuah gereja yang tengah menggelar kebaktian Paskah. Saksi mata mengatakan serpihan logam dan puing-puing terlontar hingga belasan meter dari pusat ledakan. Sebagian besar korban tewas adalah pengemudi ojek dan pengemis yang berada di sekitar kawasan itu. Kepala Kepolisian Kaduna Jinjiri Abubakar mengatakan polisi tengah mengejar sebuah mobil ketika mobil itu bertabrakan dengan mobil lain dan meledak. Menurut para penduduk di sekitar lokasi ledakan, mobil itu melaju menuju gereja saat mobil itu terhalang pembatas jalan dan kemudian dikejar polisi. "Mobil berisi peledak itu melaju menuju Gereja ECWA dan Dewan Nasional Kristiani," kata Tony Udo seorang warga Kaduna kepada Reuters. "Pasukan keamanan menghalangi mobil itu dan ketika mobil itu menjauh terjadi ledakan di dekat bundaran stadion dan menewaskan para pengemudi ojek," tambah Tony. Peringatan Ledakan itu mengagetkan umat Kristen yang tengah mengikuti kebaktian Paskah di gereja yang menjadi target peledakan. "Kami tengah dalam prosesi perjamuan suci saat kami mendengar ledakan keras yang mengguncang kaca dan pintu gereja, menghancurkan sejumlah kipas angin dan beberapa bagian gereja," kata Pastor Joshua Raji. Sejauh ini belum ada satu organisasipun yang mengaku bertanggung jawab atas tragedi itu namun tudingan jatuh ke Boko Haram, kelompok militan yang telah memperingatkan rencana serangan pada hari Paskah. Kaduna terletak tepat di perbatasan yang memisahkan wilayah Nigeria Selatan yang didominasi umat Kristen dan wilayah Utara yang didiami penduduk mayoritas Muslim. Kawasan ini telah menjadi daerah konflik antar agama dalam beberapa tahun terakhir dan menewaskan ratusan orang. Beberapa jam setelah ledakan di Kaduna, sebuah bom juga meledak di kota Jos yang mencederai beberapa orang.  |
| Posted: 09 Apr 2012 02:20 AM PDT BAMAKO, KOMPAS.com - Presiden Mali, Amadou Toumani Toure, yang digulingkan dalam kudeta militer bulan lalu, secara resmi mengundurkan diri. Demikian diumumkan penengah internasional dalam krisis Mali, Minggu (8/4/2012). "Kami baru saja menerima surat pengunduran dirinya," kata Menteri Luar Negeri Burkina Faso, Djibrill Bassole, kepada wartawan setelah pertemuan dengan pemimpin terguling Mali itu di Bamako. "Kami akan memberi tahu pihak berwenang mengenai hal itu" sehingga pengunduran dirinya bisa diproses secara resmi dan langkah-langkah yang tepat diambil, katanya. Pengunduran diri Toure itu membuka jalan bagi kepergian junta yang menggulingkannya. Menurut ketentuan perjanjian transisi yang dicapai dengan blok Afrika Barat ECOWAS pada Jumat malam, para pemimpin junta akan mengundurkan diri untuk memungkinkan pemulihan demokrasi jika Toure secara resmi meletakkan jabatannya. Perjanjian itu juga menetapkan pencabutan sanksi-sanksi yang diterapkan oleh ECOWAS yang sudah mulai berlaku dan pemberian amnesti bagi mereka yang terlibat dalam kudeta itu. Menurut perjanjian tersebut, ketua parlemen Dioncounda Traore akan menjadi presiden sementara dengan tugas menyelenggarakan pemilihan umum, bila mungkin dalam waktu 40 hari. Ia juga harus berusaha mengatasi pemberontakan di separuh Mali di wilayah utara, yang dikuasai gerilyawan Tuareg dan kelompok Muslim garis keras. Gerilyawan Tuareg mengeluarkan deklarasi kemerdekaan pada Jumat, yang ditolak tidak saja oleh masyarakat internasional tetapi juga oleh kelompok muslim garis keras sekutu mereka. Kudeta oleh pasukan yang tidak puas pada bulan lalu dimaksudkan untuk memberi militer lebih banyak wewenang guna menumpas pemberontakan di wilayah utara. Namun hal itu malah menjadi bumerang dan pemberontak menguasai tiga kota utama di Mali utara dalam waktu tiga hari saja. Minggu (1/4), gerilyawan Tuareg menyatakan telah menguasai kota gurun Timbuktu, benteng terakhir pemerintah di Mali utara. Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan "berakhirnya pendudukan Mali", Gerakan Pembebasan Nasional Azawad (MNLA) mengatakan, mereka akan menjamin "ketertiban dan pemerintahan". Timbuktu adalah kota besar terakhir yang jatuh ke tangan suku Tuareg dan gerilyawan Muslim garis keras. Kota yang berpenduduk sekitar 50.000 orang itu adalah lokasi warisan dunia PBB dengan julukan "mutiara gurun". MNLA menyatakan lagi, Minggu bahwa mereka "tidak memiliki hubungan dengan kelompok Muslim garis keras dan... tujuan mereka adalah Azawad, rakyatnya dan kemerdekaannya". MNLA pada pertengahan Januari meluncurkan lagi perang puluhan tahun bagi kemerdekaan Tuareg di wilayah utara yang mereka klaim sebagai negeri mereka, yang diperkuat oleh gerilyawan bersenjata berat yang belum lama ini kembali dari Libya. Ikut bergabung dengan mereka adalah tokoh Tuareg terkenal, yaitu Iyad Ag Ghaly, yang memimpin pemberontakan pada tahun 1990-an dan kembali sebagai pemimpin Ansar Dine, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda di Maghribi Islam. Kedua pihak yang berperang itu memiliki hubungan yang mendua, namun MNLA menjauhkan diri dari tuntutan Ag Ghaly agar hukum sharia Islam diberlakukan di Mali. Dalam serangkaian serangan kilat terhadap kota-kota di selatan, gerilyawan Tuareg berhasil mengatasi militer Mali, sementara sebuah kelompok pasukan pembangkang menggulingkan Presiden Amadou Toumani Toure karena "ketidakmampuannya" dalam menangani konflik. Angkatan bersenjata Mali telah lama mengalami kemunduran dan dalam posisi bertahan ketika mereka menghadapi kekerasan-kekerasan Al-Qaeda di Maghribi Islam (AQIM) dan pemberontakan Tuareg di wilayah gurun utara yang luas, yang menjadi ajang penyelundupan narkoba dan senjata serta penyanderaan warga Barat. |
| You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
| Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 | |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan