Jumaat, 3 Februari 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


NATO perketat pengamanan terhadap Taliban

Posted: 03 Feb 2012 12:19 PM PST

NATO (Istimewa)

Berita Terkait

Brussel (ANTARA News/AFP) - Komandan-komandan militer NATO akan memperketat pengamanan untuk mencegah gerilyawan menyusup ke dalam militer Afghanistan setelah sejumlah prajurit Prancis dibunuh oleh seorang prajurit Afghanistan, kata pemimpin aliansi itu, Jumat.

Para menteri pertahanan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mendukung usul Prancis untuk menugasi pemimpin militer menyusun rencana baru sebelum akhir bulan ini, ketika mereka mengakhiri perundingan dua hari yang dipusatkan pada perang satu dasawarsa di Afghanistan.

"Kami sudah mengambil banyak langkah," kata Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen pada jumpa pers. "Namun setelah kejadian akhir-akhir ini, kami setuju memperkuat upaya-upaya itu."

Enam persen dari kematian prajurit NATO di Afghanistan disebabkan oleh serangan pasukan keamanan Afghanistan, menurut laporan rahasia aliansi itu yang bocor kepada media bulan lalu.

Sekitar 130.000 prajurit NATO bekerja sama dengan lebih dari 300.000 anggota pasukan keamanan Afghanistan.

"Diperlukan pengawasan lebih baik untuk mencegah penyusup memasuki militer Afghanistan," kata Menteri Pertahanan Prancis Gerard Longuet kepada wartawan.

Pembunuhan empat prajurit tak bersenjata Prancis oleh seorang prajurit Afghanistan yang mereka latih bulan lalu mendorong Presiden Prancis Nicolas Sarkozy segera mengkhiri peran tempur negara itu di Afghanistan pada akhir 2013.

Sekitar 40 serangan dilakukan oleh prajurit Afghanistan terhadap pasukan NATO dalam empat tahun terakhir, kata Longuet.

Sebuah laporan rahasia yang dikutip oleh The New York Times pada 20 Januari mengatakan, peningkatan serangan oleh prajurit Afghanistan terhadap pasukan AS dan NATO di negara itu merupakan masalah sistematis dan tidak terjadi dalam insiden tertentu.

Pada Oktober, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan.

Presiden Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.

Gerilyawan meningkatkan serangan terhadap aparat keamanan dan juga pembunuhan terhadap politikus, termasuk yang menewaskan Ahmed Wali Karzai, adik Presiden Hamid Karzai, di Kandahar pada Juli dan utusan perdamaian Burhanuddin Rabbani di Kabul bulan September.

Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.

Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.

(Uu.M014)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tujuh tentara Pakistan tewas dalam serangan Taliban

Posted: 03 Feb 2012 11:03 AM PST

Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Tujuh tentara Pakistan tewas dan tiga lainnya cedera dalam serangan Taliban terhadap pos pemeriksaan mereka di wilayah sabuk suku barat laut negara itu, kata para pejabat keamanan Jumat.

Serangan Kamis malam di pos pemeriksaan Dand Shidano di wilayah Kurram itu memicu bentrokan yang menyebabkan 18 gerilyawan juga tewas, kata seorang perwira senior militer.

"Para gerilyawan menyerbu pos itu pada sekitar tengah malam dan menewaskan tujuh tentara," kata pejabat itu, yang tidak bersedia disebutkan namanya. Dia menambahkan bahwa pasukan membalas membunuh 18 gerilyawan.

Para perwira keamanan lainnya juga mengkonfirmasikan serangan itu.

Juru bicara Taliban Ehsanullah Ihsan dalam kontak telepon kepada AFP mengklaim pihaknya bertanggung jawab atas serangan itu, dan mengatakan 12 tentara Korps Perbatasan tewas dan empat orang lainnya ditangkap oleh gerilyawan.

"Kami melakukan serangan ini untuk membalas pembunuhan komandan kami Taj Gul di lembaga Khyber," kata Ihsan, tanpa memberikan rincian kapan dia tewas dan peringkat kepentingannya dalam kelompok itu.

"Kami telah membunuh 12 tentara Korps Perbatasan dan menangkap hidup-hidup empat orang lainnya," katanya.

Dia menambahkan bahwa bahwa kelompok gerilyawan juga menyita tempat penyimpanan besar senjata.

Konfirmasi independen mengenai jumlah korban jiwa sangat sulit diperoleh di daerah suku itu, dan Taliban maupun Al Qaida melarang wartawan dan pekerja bantuan memasuki wilayah tersebut.

Pos pemeriksaan itu terletak antara wilayah Kurram dan daerah suku Waziristan Utara di perbatasan Afghanistan, zona yang dianggap sebagai kubu Taliban Pakistan dan kelompok gerilyawan yang dikaitkan dengan Al Qaida.

Wilayah itu telah mengalami lonjakan bentrokan dalam beberapa pekan terakhir.

Pada Selasa, puluhan pejuang Taliban bersenjata berat menyerang satu pos militer Pakistan di daerah tersebut, memicu bentrokan yang menewaskan delapan tentara dan melukai 15 lainnya, kata militer.

Helikopter tempur dikerahkan ketika pertempuran pecah dan para pejabat mengatakan 35 gerilyawan tewas.

Pada Juli lalu, Pakistan melancarkan serangan untuk mengusir para gerilyawan garis keras dari Kurram, menggambarkan operasi yang telah dilakukan - dengan keberhasilan yang terbatas - di banyak daerah di seluruh wilayah suku, namun para gerilyawan lagi-lagi berkumpul kembali.

Wilayah semi-otonomi suku Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan penuh dengan kelompok pemberontakan, Taliban Afghanistan dan para pejuang yang dikaitkan dengan Al Qaida.

Pada Senin, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menegaskan untuk pertama kalinya bahwa pesawat-pesawat mata-mata tanpa awak AS melakukan serangan-serangan dengan sasaran Taliban dan Al Qaida di tanah tandus suku Pakistan itu, satu program yang makin meningkat di bawah pemerintahannya.

Pakistan, yang hubungannya dengan Amerika Serikat memburuk pada 2011 berkaitan dengan serangan yang menewaskan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dan serangan udara yang menewaskan 24 tentara Pakistan, mengatakan lebih dari 3.000 tentaranya telah tewas dalam memerangi gerilyawan.
(H-AK/B002)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan