Khamis, 5 Januari 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Dua Pelajar SMA Tewas Ditabrak Truk Batu Bara

Posted: 04 Jan 2012 01:41 PM PST

LAHAT, KOMPAS.com - Dua pelajar SMA Negeri I Merapi Timur, Kabupaten Lahat di Sumatera Selatan, tewas dan satu lagi luka berat, setelah ditabrak truk angkutan batu bara di jalan lintas Sumatera (Jalinsum), saat pulang sekolah, Rabu.

Dua orang siswa itu tewas di lokasi kejadian akibat masuk ke kolong mobil, sedangkan satu orang lagi dilaporkan dalam kondisi tak sadar karena mengalami luka berat, setelah terhempas ke aspal jalan dan harus dirawat di RSUD Lahat.

Warga yang mengetahui kejadian itu beramai-ramai mendatangi lokasi kejadian, dan spontan menceburkan truk BG 8539 EC yang menabrak para pelajar itu ke dalam sungai berada di lokasi kejadian.

"Peristiwa tersebut berawal setelah jam pulang sekolah, para siswa langsung pulang dengan melalui jalan lintas Sumatera, dan ketiga orang siswa yaitu Rika, Ipo, dan Jimi memilih berjalan kaki beberapa meter sembari menunggu angkutan pedesaan yang datang dari arah Kota Lahat," kata Kapolsek Merapi Barat, AKP Fahrizon, Rabu (4/1/2012).

Kemudian, kata dia, ketiga siswa yang duduk di kelas X itu berjalan sejajar di pinggir jalan lintas tersebut. Saat asyik ngobrol, tiba-tiba dari arah Kabupaten Muaraenim, datang sebuah truk angkutan batu bara yang dikemudikan Soni (45), dengan kecepatan tinggi.

"Diduga tidak bisa mengendalikan laju kendaraan, truk tanpa muatan tersebut langsung menghantam ketiga pelajar itu. Akibatnya Rika dan Jimi, pelajar warga Desa Gunung Kembang tersebut mengalami luka cukup parah dan meninggal dunia ketika hendak dibawa ke Puskemas Kecamatan Merapi Barat, sedangkan Ipo juga mengalami luka di bagian tangah, kaki dan kepala," ujar dia.

Setelah dirawat di puskesmas setempat, Ipo, warga Desa Merapi tersebut langsung dirujuk ke RSUD Lahat untuk mendapat perawatan intensif lebih lanjut.

"Warga Desa Sirah Pulau yang mengatahui terjadi kecelakaan langsung berbondong-bondong menuju lokasi kejadian. Sopir truk terpaksa diamankan anggota Polsek dan Koramil Merapi Barat, menghindari amuk masa," kata dia lagi.

Sopir itu kemudian diamankan di Mapolsek Merapi Barat, lalu dibawa ke Satlantas Polres Lahat untuk dimintai keterangan.

"Aksi anarkis warga yang mengetahui kejadian tersebut tidak sampai terjadi seperti beberapa waktu lalu, karena anggota Polsek Merapi Barat dibantu anggota Satmapta Polres Lahat dan personel TNI setempat langsung mengamankan lokasi," kata dia.

Kapolres Lahat AKBP Benny Subandi, di dampingi Kabag Ops Kompol Kudri mengatakan, untuk mengantisipasi tindakan anarkis, pihaknya langsung mengamankan situasi setelah mendapat laporan kecelakaan.

Tindakan tersebut merupakan respon cepat, untuk mengantisipasi aksi anarkis yang sebelumnya pernah terjadi.

"Kita sudah mengamankan Soni, sopir truk, dan saat ini masih dimintai keterangan, sementara korban yang meninggal sudah disemayakan di rumah duka, dan korban luka-luka dibawa ke IGD RSUD Lahat untuk mendapat perawatan intensif," ujar dia.

Benny Subandi menambahkan, pihaknya sudah berkali-kali memberikan peringatan kepada para sopir angkutan batu bara, untuk tidak ugal-ugalan.

Namun beberapa oknum sopir sepertinya tidak mengindahkan, sehingga peristiwa kecelakaan kembali terjadi. "Kami imbau kepada warga untuk tetap menjaga situasi kondusif, jangan terpancing aksi provokasi yang berujung anarkis," ujar dia.

Full content generated by Get Full RSS.

Pemeras Dana Bansos Diperiksa Intensif

Posted: 04 Jan 2012 01:27 PM PST

LANGKAT, KOMPAS.com - Tersangka MD, pemeras dana dana bantuan sosial provinsi Sumatera Utara, yang dicairkan buat sekolah madrasah di Langkat, terus diperiksa secara intensif di Kejaksaan Negeri Stabat.

"Tersangka MD terus kita periksa secara intensif, karena ia merupakan orang yang kita cari sejak tahun 2008 yang lalu," kata Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Stabat, Firmansyah di Stabat, Rabu (4/1/2012).

Menurut Firmansyah, jumlah sekolah yang diperas tersangka MD itu berdasarkan data yang ada sejak tahun 2008 yang lalu hingga tahun 2011 ini.

"Untuk tahun 2011 ini, tersangka MD melakukan pemerasan berdasarkan laporan yang masuk mencapai sembilan sekolah," katanya.

Firmansyah mengungkapkan dalam melakukan aksinya tersangka MD sangat licik, seakan-akan yang bersangkutan turut andil mencairkan dana, setelah cair tersangka langsung meminta kepada penerima bantuan sosial tersebut.

Pemerasan yang dilakukan tersangka jumlahnya sangat bervariasi, yang terbaru sekitar Rp 100 juta, dari pencairan dana bansos provinsi buat salah satu madrasah di Langkat sebesar Rp 200 juta.

"Kita sudah melakukan penahanan terhadap tersangka MD ini dan diancam dengan pasal 2 dan pasal 3 undang undang korupsi nomor 31/1999, yang ancaman hukumannya mencapai 20 tahun," katanya.

Firmansyah juga menjelaskan bahwa tertangkapnya pelaku ini berkat pengaduan dari salah satu kepala sekolah penerima dana bansos, lalu kita ikuti, dan buntuti.

Disaat pencairan dilakukan di bank Sumut cabang Stabat, tersangka MD inipun datang lalu minta sebahagian dana yang diterima. "Disitulah kita lakukan penanangkapan," katanya.

Aksi yang dilakukan tersangka sangat rapi, namun berkat kesigapan apara intel kejaksaan negeri Stabat, saat menerima uang tersangka langsung bisa dibekuk.

"Tersangka MD dan barang bukti uang Rp 100 juta sudah kita amankan, untuk pengembangan kasusnya lebih lanjut," katanya.

Sementara itu tersangka MD, yang konon merupakan salah satu pengurus LSM itu, ketika dikonfirmasi di Kejaksaan Negeri Stabat, bungkam, dan menolak memberikan keterangan.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan