Jenguk Nazar, La Ode Ida Cari Tahu Soal Mafia Anggaran Posted: 07 Oct 2011 01:28 AM PDT DEPOK - Tersangka kasus korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games Muhammad Nazaruddin kembali mendapat tamu istimewa. Kali ini Nazar dikunjungi tim pengacara dan pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Tujuh mobil memasuki Mako Brimob sekira pukul 15.00 WIB. Wakil Ketua DPD La Ode Ida mengatakan dia memang ingin bertemu dengan Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu. Dia mengaku ingin menanyakan seputar mafia anggaran yang diketahui Nazaruddin. "Saya diajak Pak OC Kaligis, untuk ketemu Nazarudin, untuk memperoleh informasi tentang mafia anggaran yang dia (Nazaruddin) tahu dan modus-modusnya, ke sini bukan atas langsung nama DPD," katanya kepada wartawan, Jumat (7/10/2011). Dalam rombongan terlihat pula Koordinator Tim Pengacara Nazar, OC Kaligis. Serta Dea Tunggaesti dan Afrian Bondjol yang ikut mendampingi. Rombongan berkunjung memang sesuai dengan jam besuk yakni pukul 14.00-17.00 setiap Jumat. Sebelumnya, Nazaruddin juga pernah mendapatkan kunjungan dari anggota DPR dan DPD selama ditahan di Rutan Mako Brimob. (lam) |
Bom Molotov Pesan untuk Obama? Posted: 07 Oct 2011 01:12 AM PDT DEPOK - Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan mengunjungi hadir pada KTT ASEAN di Bali pada 11 November 2011 mendatang. Pengamat militer Universitas Indonesia (UI) Andi Wijayanto menengarai adanya pesan menjelang kedatangan Obama yang disampaikan saat melalui bom molotov di ATM BRI Sleman, Yogyakarta. Andi mengatakan ada kemungkinan aksi teror tersebut sengaja dimunculkan di tengah isu reshuffle. Namun, kata dia, pesan bom tersebut lebih kental dengan banyaknya momen penting di bulan Oktober-November ini. "Reshuffle, ya kalau aksi terornya mungkin saja, bulan Oktober-November ini suhunya memang sedikit meningkat, semua berujung ke KTT ASEAN, akan ada tamu penting yakni Presiden Barack Obama, lalu ada momen 28 Oktober, lalu ada peringatan berakhirnya perang dunia pertama, suhu politik tak akan turun justru semakin menegang, apalagi jelang SEA Games," katanya kepada okezone, Jumat (7/10/2011). Menurut Andi, gaya teroris yang dilakukan saat ini mundur lagi ke masa tahun 1980-an. Yakni dengan tidak masuk membawa ke ranah politik. "Ini gerakan meninggalkan mundur ke tahun 1980-an, tahun 1990-an justru arahnya ke gerakan politik, ATM itu, tampaknya begitu, sasarannya korporasi militer," tandasnya. (lam) |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan