ANTARA - Hiburan |
Bersenang-senang sambil pecahkan rekor makan sushi Posted: 30 Oct 2011 04:38 AM PDT ... Tidak ada target waktu, pokoknya cepet-cepetan makan... Berita Terkait Video Cynthia Fransisca Marketing Manager Sushi-Tei Indonesia, mengatakan, Indonesia memiliki potensi penggemar sushi yang besar. "Intinya acara ini adalah bersenang-senang antar penggemar Sushi dan membukukan rekor baru di MURI," katanya. Selain itu, Cynthia melihat perlombaan makan sushi yang ada sekarang ini hanya bersifat kecil dan dalam tataran restoran saja. MURI menargetkan 200 peserta perlombaan, tapi mereka berhasil menjaring 692 peserta yang terdiri dari 320 laki-laki dan 372 perempuan. "Jumlah peserta yang ada sudah cukup melebihi rekor MURI, mengingat ketersediaan ruang di Gandaria City yang terbatas jika peserta ingin ditambah lagi," katanya. Dalam perlombaan itu, peserta diwajibkan memakan 30 gulung sushi dan tiga orang peserta yang cepat selesai maka merekalah yang menang. Perlombaan itu diawasi sekitar 50 juri dengan masing-masing juri membawa bendera berwarna merah dan hijau. Bendera merah berarti pertandingan akan dihentikan jika ada peserta yang membuat kesalahan seperti menyolong start dan bendera hijau untuk memerika kelengkapan peserta dan menandakan peserta yang selesai terlebih dahulu. "Tidak ada target waktu, pokoknya cepet-cepetan makan," katanya. Juara I akan mendapatkan tablet RIM PlayBook, Juara II mendapatkan BlackBerry Curve 3G dan juara III meraih BlackBerry Curve. Sementara itu, Cynthia melihat potensi
masyarakat penggemar sushi cukup besar di Indonesia karena Sushi-Tei
Indonesia akan menambahkan satu gerai pada 2012 dari total 18 gerai yang
sudah ada di Indonesia. (adam) Editor: Ade Marboen COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full content generated by Get Full RSS. |
"Mollucas" pedulikan anak korban konflik Ambon Posted: 29 Oct 2011 11:11 PM PDT Ambon (ANTARA News) - Anak-anak Maluku di perantauan yang tergabung dalam "Grup Mollucas" menyatakan peduli pada anak korban konflik di Ambon 11 September lalu. Koordinator grups, Evy Siahaya mengatakan, mereka merasakan para anak korban konflik adalah bagian dari sesama anak bangsa Indonesia. "Jadi kepedulian tersebut diwujudkan dengan mendatangi tempat penampungan pengungsi di Ambon sambil bertukar pikiran untuk mengetahui apa sesungguhnya yang dibutuhkan para pengungsi, terutama anak-anak yang trauma akibat konflik," katanya. Evy telah mengunjungi tempat pengungsian di pasar Gotong Royong, Sanggar Kegiatan Belajar, bengkel super star, kantor pajak maupun PT Telkom Sabtu kemarin. "Kami memang tidak bisa merasakan kepahitan hidup sebagaimana dialami para korban konflik tersebut, tapi minimal dengan kehadiran sebagai orang basudara (saudara) turut meyakinkan mereka bahwa tidak sendiri menghadapi masalah tersebut," tandas Evy. Grup Mollucas yang menghimpun anggota dan simpatisan melalui "facebook" berusaha memotivasi anak-anak aluku untuk menghindari konflik . "Rasanya sudah saatnya konflik yang memanfaatkan simbol-simbol agama tersebut dihentikan, selanjutnya katong bersatu padu untuk memajukan Maluku dengan berbagai program menyentuh langsung masyarakat," ujar Evy.(*) L005/E011 Editor: Jafar M Sidik COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Hiburan To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan