Isnin, 12 September 2011

KOMPASentertainment

KOMPASentertainment


Proyek Baru Agni Pratistha

Posted: 13 Sep 2011 04:26 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com -- Agni Pratistha sedang mempersiapkan buku. Tak tanggung-tanggung, selain menulis, ia juga mempersiapkan seluruh ilustrasi untuk bukunya tersebut.

"Ini buku tentang kesehatan, buku untuk remaja. Isinya tentang tips-tips sederhana saja. Misalnya, bagaimana mengubah mood dalam 5 menit," ungkap Agni.

Perempuan kelahiran Canberra, Australia, 8 Desember 1988, ini cukup menguasai persoalan remaja karena sekarang dia bekerja di sebuah majalah remaja. "Jadi aku paham persoalan mereka," katanya.

Dia berharap, buku tersebut bisa dirilis tahun depan. Tak heran, demi mengejar target, pada setiap kesempatan Agni terlihat sibuk mengetik di ponsel pintar miliknya.

"Kalau orang pakai Blackberry untuk BBM-an, aku pakai untuk menulis," katanya.

Selain menulis buku, Agni juga akan bermain dalam film drama komedi. Dia mengaku tertarik bermain dalam film drama komedi. "Capek nangis melulu...," katanya memberikan alasan.

Namun, Puteri Indonesia 2006 ini belum bisa banyak bercerita tentang film barunya tersebut. "Masih dalam proses, aku belum berani banyak bicara," tambah Agni yang tahun depan berencana mengikuti lomba maraton di Singapura.

(DOE)

Nge-Linkin Park di Tokyo

Posted: 13 Sep 2011 04:13 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum mengadakan konser di Jakarta, grup musik rock asal Amerika Serikat, Linkin Park, tadi malam (11/9/2011) mampir dulu di Tokyo, Jepang, dalam rangkaian tour mereka bertajuk "A Thousand Suns World Tour 2011". Selain Tokyo, Linkin Park akan main juga Yokohama, Nagoya, Osaka, sebelum kemudian lanjut ke Taipei dan Jakarta.

"Sebagai seorang pecinta musik rock, saya dan beberapa kawan pecinta musik menyempatkan diri untuk datang menyaksikan konsernya," tulis Junanto Herdiawan, Kompasianer yang sedang bertugas di Tokyo, jepang, menuliskan laporannya di Kompasiana.

Berikut tulisan lengkap Junanto yang ia beri judul Nge-Linkin Park di Tokyo, plus foto-foto pribadi hasil jepretannya...

Konser Linkin Park tadi malam sungguh luar biasa. Grup yang beraliran nu metal, heavy rock, dan rap metal tersebut, terkenal dengan penampilannya yang energik dan dinamis. Vokalis Chester Bennington dan kelima anggota band Linkin Park seolah tak memiliki urat lelah. Saat saya berpikir mereka sudah kehabisan energi karena berteriak-teriak dan berjingrak ke segala arah, mereka justru bangkit lagi, semakin energik dan semakin kuat.

Dan di stadion Makuhari Messe, Chiba, Tokyo, semalam, Linkin Park berkali-kali menghentak dan menggedor para pecinta musik rock Jepang. Selama sekitar 100 menit, mereka membawakan 23 lagu–lagu terbaik yang diambil dari keempat album mereka, yaitu "The Hybrid Theory", "Meteora", "Minutes to Midnight", dan "A Thousand Suns".

Linkin Park menggebrak panggung dengan "The Requiem" dan "Faint" yang dibawakan dengan sangat dinamis. Penonton, yang sebagian besar anak muda Jepang, berjingkrak-jingkrak dalam keteraturan. Maklum, meski ini konser musik rock, anak muda Jepang sudah biasa hidup santun dan teratur. Jadi para penonton yang hadir semalam relatif rapi, bahkan loncat-loncatnyapun seragam. Tapi itulah ciri khas penonton musik rock di Jepang.

Kembali ke Linkin Park, setelah lagu pembukaan, mereka menghentak kembali penonton dengan deretan lagu-lagu seperti "Given Up", "What I've Done", "No More Sorrow", "Waiting For The End", "Numb", dan "The Radiance". Penampilan yang luar biasa dan jarang dilakukan adalah saat mereka membawakan lagu "Bleed It Out", karena di pertengahan lagu, Mike Shinoda (gitaris dan vokalis) menyelipkan lagu "No Roads Left" yang merupakan lagu bonus track dari album "Minutes to Midnight". Penggabungan lagu tersebut dalam satu komposisi jarang dilakukan oleh Linkin Park. Para penontonpun berteriak histeris.

 

13158251061939330885

A Thousand Suns Fans / photo Junanto

Linkin Park memang terkenal sebagai grup band yang gemar bereksperimen. Musik mereka penuh dengan kreativitas, bukan hanya metal, tapi juga rock dan rap, dicampur dengan berbagai instrumen elektronik, yang menjadikan musiknya inovatif. Tak heran album mereka bisa laris jutaan copy. Album "A Thousand Suns" misalnya, telah terjual lebih dari 24 juta copy, dan lagu-lagunya bertengger selama berminggu-minggu di papan atas Billboard top 100. Pihak Billboard sendiri menyebutkan Linkin Park sebagai salah satu dari grup musik rock paling berpengaruh di dunia saat ini.

Dalam konser tadi malam, Linkin Park menyampaikan dukungan dan harapan pada Jepang agar tetap bangkit meski bencana tsunami menimpa mereka. Linkin Park juga mengungkapkan terima kasih pada penonton di Jepang yang tetap setia menyaksikan musik mereka. Pernyataan itu disampaikan oleh Mike Shinoda, yang kebetulan ayahnya adalah juga keturunan Jepang-Amerika. Shinoda menyampaikan hal tersebut dalam bahasa Jepang. Hal ini membuat penonton di Jepang turut terharu dan memberikan apresiasi berupa tepuk tangan yang panjang.

Konser Linkin Park di Tokyo adalah salah satu konser terbaik yang pernah saya saksikan. Penampilan, tata panggung, tata cahaya, akustik, termasuk berbagai fasilitas seperti ruangan, transportasi, dan keamanan, semuanya sempurna. Saya banyak melihat tas dan dompet bersembulan di antara penonton, tapi nampaknya tidak ada yang kehilangan barang (kecopetan) tadi malam.

Namun, saat sedang menikmati konser, saya terkejut saat mendengar kabar dari teman-teman di Jakarta yang mengatakan bahwa harga tiket Linkin Park di Jakarta mahal sekali. Kata mereka, yang paling murah sekitar Rp1,2 juta, bahkan ada yang mencapai Rp4 juta. Wah, padahal tiket di Jepang tidak semahal itu.

Tiket Linkin Park di Jepang hanya dijual satu kelas, yaitu Tipe Festival. Harganya pun 8500 Yen, atau sekitar Rp900 ribu, tidak lebih dari satu juta rupiah. Cara mendapatkannya pun mudah dengan membeli di berbagai convenience stores yang ada di kota Tokyo.

Untuk standar hidup di Jepang, harga tiket tersebut relatif murah. Saya tentu tidak paham kenapa tiket di Jakarta bisa lebih mahal. Namun perbandingan harga kedua tiket tersebut membuat saya berpikir, ternyata Tokyo kini bukan lagi kota termahal sedunia. Dengan berbagai kemudahan fasilitas, keamanan, dan pelayanan saat konser, harga tiket Linkin Park di Tokyo, jauh lebih murah.

Salam dari Tokyo

13158251641949729356

Every step that I take is another mistake, to you ! / photo Junanto

1315825245279041978

No More Sorrow ! / photo Junanto

Tiada ulasan:

Catat Ulasan