KOMPAS.com - Nasional |
Komite Etik Idealnya dari Luar KPK Posted: 01 Aug 2011 08:04 PM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum (PMH) Mas Achmad Santosa, mengapresiasi langkah Komite Etik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang ingin merubah komposisi lebih banyak dari pihak luar lembaga tersebut. Ia dimintai pendapatnya mengenai pergantian dua orang pimpinan KPK, yakni Busyro Muqqodas dan Haryono Umar yang digantikan oleh Syafii Ma'arif dan Nono Anwar Makarim dalam komposisi Komite Etik. "Memang idealnya komposisi itu (Komite Etik KPK) berasal dari luar lembaga antikorupsi selama ini," ujar Mas Achmad seusai menghadiri seminar bertajuk 'Launching Hasil Kerja Lapangan Uji Akses Permintaan Informasi' di Hotel Harris, Jakarta, Senin (1/8/2011). Mas Achmad menuturkan, selama ini, Komite Etik KPK hanya memiliki dua orang dari luar lembaga yaitu Mardjono Reksodiputro dan Syahruddin Raso. Namun, dia menilai, orang dalam dalam komposisi Komite Etik tersebut juga mempunyai integritas yang cukup bagus. "Seperti Abdullah Hehamahua itu orangnya sangat kritis terhadap kebijakan kepemimpinan KPK, walaupun dia orang dalam," katanya. Apalagi, lanjut Mas Achmad, ditambah dengan bergabungnya Syafii Maarif dan Nono Anwar Makarim. Menurutnya, hal tersebut merupakan langkah tepat untuk memberikan kepercayaan masyarakat terhadap perbaikan di tubuh KPK. "Kedua orang itu (Buya dan Nono anwar) juga mempunyai intergritas yang luar biasa. Maka dari itu saya optimis, dengan Komite Etik KPK yang akan menjunjung tinggi kebenaran, menggali fakta, dan menyampaikan rekomendasi bagi penyempurnaan prosedur dan mekanisme KPK agar tidak ada lagi potensi penyalahgunaan wewenang," tukasnya. Komite Etik dibentuk KPK untuk membuktikan kebenaran tudingan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin terhadap sejumlah unsur pimpinan KPK. Nazaruddin menuding dua orang Wakil Ketua KPK, yakni Chandra M Hamzah dan M Jasin, merekayasa kasusnya. Awalnya dalam komposisi komite tersebut berasal dari unsur dalam KPK dan luar KPK. Namun, karena desakan dari berbagai pihak yang menginginkan internal komite tersebut bersih dari keterlibatan orang dalam, akhirnya dua pimpinan KPK Busyro Moqqodas, dan Haryono Umar digantikan oleh Buya Syafii Maarif dan Nono Anwar Makarim. Menurut Ketua Komite Etik Abdullah Hehamahua, hingga saat ini total anggota komite etik terdiri dari tujuh orang. Sebagian di antaranya berasal dari jajaran KPK yakni Bibit Samad Riyanto, Said Zainal Abidin, Abdulah Hehamua. Sedangkan dari unsur eksternal yakni Ahmad Syafii Maarif, Nono Anwar Makarim, Harjono Reksodiputro, dan Syafrudin Rosul. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
Masjid Istiqlal Siapkan Radio Internet Posted: 01 Aug 2011 07:31 PM PDT Masjid Istiqlal Siapkan Radio Internet M03-11 | Tri Wahono | Selasa, 2 Agustus 2011 | 02:31 WIB KOMPAS.com - Memasuki bulan Ramadhan 1432 H, Masjid Istiqlal Jakarta meluncurkan siaran radio Shautul Istiqlal. Siaran radio yang dapat didengar melalui internet, atau streaming, tercipta atas kerja sama RRI (Radio Republik Indonesia) dan stasiun TVRI. Peresmiannya telah dilakukan oleh Menteri Agama, Suryadharma Ali dan Menteri hukum dan HAM, Patrialis Akbar, Minggu (31/7/2011) malam. Dalam wawancara pada Senin (1/8/2011), Drs. H. Subandi, M.Si, sekretaris BPPMI (Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal) mengatakan siaran radio streaming ini diluncurkan agar umat muslim di seluruh dunia dapat mendengar langsung ceramah yang diadakan di Masjid Istiqlal. Subandi menambahkan, rencana mendirikan stasiun radio streaming ini telah lama, namun bertepatan dengan Ramadhan tahun ini, maka pengurus masjid meluncurkannya. Alasan memilih internet sebagai media radio ini, Subandi mengatakan dengan tersenyum bahwa bila dengan media lain biaya terlalu besar. "Selain peralatan siaran radio yang mahal, perizinan untuk mengudara di radio pun sangat sulit didapat. Untuk itu, kami memutuskan untuk menggunakan jalur internet sebagai media radio kami," ungkap Subandi. Masjid Istiqlal tidak hanya bekerja sama dalam hal radio ini dengan TVRI. Sebelumnya, TVRI telah menyediakan acara tersendiri untuk menyiarkan shalat Jumat dan khotbahnya yang berlangsung di masjid Istiqlal. "Tayangan shalat Jumat ini telah berlangsung selama 2 bulan di TVRI, sehingga banyak warga di kota lain, bahkan hingga Arab Saudi bisa menyaksikan secara langsung ibadah Jumat yang berlangsung di Istiqlal," kata Subandi. Tak hanya melalui TVRI, khotbah di masjid Istiqlal juga dapat dinikmati di salah satu acara RRI. RRI juga menyediakan ruang khusus bagi masjid Istiqlal untuk mengisi siarannya. Namun sangat disayangkan, alamat website radio streaming Istiqlal belum dapat dinikmati. Kompas.com menemukan situs http://radioshautulistiqlal.blogspot.com tapi di situs tersebut menyatakan bahwa siaran radio baru akan dapat dinikmati secepatnya. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan