BALI - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton mulai berada di Bali sejak hari ini. Bersama dengan para Menlu ASEAN serta diplomat Eropa serta Asia, Clinton akan membahas isu keamanan regional yang saat ini menjadi perhatian.
Beberapa topik hangat yang diperkirakan akan bergulir dari 22 hingga 23 Juli mendatang dalam pertemuan ini. Salah satu yang menjadi topik hangat adalah masalah Laut China Selatan serta isu lain yang mengancam keamanan regional. Demikian diberitakan Associated Press, Kamis (21/7/2011).
Laut China Selatan
Lebih dari satu negara ASEAN yang terlibat dalam konflik teritorial ini. Konlfik ini makin melebar dengan keterlibatan China dalam masalah teritorial laut tersebut. Laut China Selatan memang dikenal sebagai perairan yang sangat sibuk. Sementara di dalamnya diyakini memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Awal bulan ini China dianggap telah memprovokasi kapal eksplorasi minyak milik Filipina dan Vietnam di wilayah laut yang juga diklaim oleh Taiwan, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Jangan lupakan pula persaingan geostrategis antara China dan AS. Kedua negara ini bersikeras akan hak kebebasan navigasi yang berarti ada keterlibatan elemen militer.
AS sendiri terus berusah memperkuat kerja sama dengan negara-negara ASEAN. Negeri Adidaya tersebut terus melakukan kerja sama militer dengan negara anggota ASEAN termasuk dengan Indonesia.
Indonesia sendiri bukanlah pengklaim wilayah Laut China Selatan. Namun sebagai Ketua ASEAN, Indonesia berkewajiban untuk memberikan kesempatan kepada anggotanya, untuk menggunakan wadah ASEAN dalam penyelesaian masalah teritorial ini. Terlebih lagi dengan hadirnya China sebagai mitra dialog dalam pertemuan ASEAN Regional Forum (ARF) ini.
Meskipun tidak menjadi negara pengklaim, Indonesia bersama dengan AS memiliki kerangka kerja sama maritim dengan Negeri Paman Sam itu.
Myanmar
Negara-negara barat seperti AS, Rusia, dan Australia memang memberikan perhatian lebih kepada Myanmar. Sebagai salah satu 10 anggota ASEAN, Myanmar dianggap negara yang paling tertinggal dalam penerapan demokrasi di negaranya.
Kritik melihat saat ini Myanmar masih terbelakang dalam penegakan HAM. Salah satu hal yang menjadi perhatian AS dan negara lainnya adalah pemilu yang tahun lalu dilaksanakan. Pemilu tersebut dianggap sebuah pemilu main-main, karena pemenang dari pemilu adalah partai yang merupakan bentuk dari bekas Pemerintah Junta Militer Myanmar.
Selain itu, keinginan Myanmar untuk menjadi Ketua ASEAN di 2014 juga disoroti oleh negara seperti AS, Rusia, dan Australia. Dengan rekam jejak penegak HAM yang dianggap masih di bawah standar, bisa jadi keinginan Myanmar ini akan mendapatkan pertanyaan dari AS, Rusia, ataupun Australia.
Korea Utara
Pembicaraan mengenai upaya penghentian program nuklir Korut sudah terhenti selama lebih dua tahun. Dengan kehadiran menteri luar negeri dari negara anggota Six Party Talk di Bali, tentunya membuka peluang akan pembicaraan baru.
AS, China, Jepang, Korea Selatan, dan Korea Utara serta Rusia, adalah anggota Six Party Talk yang hadir di Bali. Sebelumnya pada 2008 lalu, Korut keluar dari pertemuan yang membahas nuklir Negeri Kim Jong-Il tersebut.
Meski Korut menunjukan siap untuk duduk kembali bersama membahas masalah ini, tidak halnya bagi AS. Berdasarkan pernyataan pejabat sementara wakil juru bicara Kemlu AS Heidi Bronke Fulton hari ini, AS menepis laporan akan adanya pertemuan AS dengan Korut mengenai kemungkinan diadakannya Six Party Talk.
Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja
Ini adalah permasalahan dari wilayah regional ASEAN sendiri. Namun tidak terbukti kemungkinan masalah tersebut akan dibahas dalam agenda ARF. Seperti diketahui Thailand dan Kamboja memperebutkan wilayah di sekitar Kuil Preah Viehar.
Sebelumnya kedua belah pihak bersikeras berhak memiliki wilayah sekitar kuil yang sudah berusia lebih dari 900 tahun tersebut. Puncaknya adalah pada bulan April saat 18 orang dari kedua belah pihak tewas dalam pertempuran di perbatasan.
Meski saat ini ketegangan sudah berkurang, tetap perlu pemecahan konkrit atas konflik ini. Sebelumnya, Pengadilan Internasional PBB (ICJ) mengeluarkan mandat agar kedua negara menarik pasukan mereka dari wilayah perbatasan yang dipersengkatakan.
Memang masih belum ada kelanjutan lagi mengenai proses perundingan ini. Mengingat Thailand baru saja selesai pemilu dan pemerintahan baru mereka belum terbentuk. Tetapi tersirat optimisme bahwa kedua negara ini akan menyelesaikan masalah mereka lewat jalan damai.
ASEAN Regional Forum berlangsung pertama kali pada 1994 silam. Pertemuan ini diikuti oleh 27 negara termasuk 10 negara anggota ASEAN. Sebagian besar dari peserta pertemuan merupakan saingan kuat dalam percaturan politik dunia.
Besarnya negara yang mengikuti pertemuan ini, menunjukan bahwa ASEAN sudah dianggap penting dalam politik dunia.
Meskipun diikuti juga negara besar, sudah sepatutnya pertemuan ini tidak meninggalkan isu-isu kawasan ASEAN. Negara-negara ASEAN sudah seharusnya menjadi tuan rumah dalam pertemuan dan mengusahakan pembahasannya tidak didominasi oleh kekuatan besar yang ikut serta dalam pertemuan ini.
(faj) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan