Khamis, 21 Julai 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Seni Bleganjur Bali Ramaikan Pawai di Prancis

Posted: 21 Jul 2011 06:18 AM PDT

Denpasar (ANTARA News) - Seni gambelan bleganjur yang dibawakan kelompok seniman muda dari Yayasan Yasa Putra Sedana Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali ikut meramaikan pawai pembukaan, Festival Forklores di Prancis.

Seniman pulau Dewata dalam atraksi seni budaya internasional itu mendapat sambutan meriah dari masyarakat yang menyaksikan pawai tersebut, kata Dewa Rai Budiasa, pemimpin rombongan kesenian itu Kamis.

Kegiatan seni budaya yang dikaitkan acara resepsi di sebuah kota wisata itu bersama seniman dari banyak negara seperti misalnya asal Meksiko, Afrika Selatan, Iran, Hongaria, Brasil, Cekoslavia, Irlandia dan Perancis.

Para seniman tabuh dan tari Bali yang mampu tampil sempurna dalam bersanding dengan atraksi dari seniman negara lainnya yang hadir, menampilkan gerakan-gerakan yang anggun sesuai dengan pakaian khas yang dikenakannya.

Tarian Bali yang dibawakan para seniman muda asal Payangan Kabupaten Gianyar Bali, itu bangga bisa mewakili Indonesia dikancah seni budaya Internasional yang sekaligus sebagai sarana promosi kepariwitaan ke luar negeri.

Du Vuyen Velay sebuah kota wisata lembah yang banyak dikunjungi turis asing, para seniman muda Bali cukup bangga bisa tampil di depan masyarakat internasional sebagai salah satu daya tarik pelancomng ke Bali.

Dewa Rai menjelaskan, sebanyak 30 seniman yang tergabung dalam Yayasan Yasa Putra Sedana Payangan, Bali, terbang keliling Eropa sejak 8 Juli-22 Agustus 2011 atas undangan Panitia Festival Forklores di Prancis.

Tujuan utamanya para seniman tari dan tabuh asal Bali itu, mengikuti festival parade budaya dan "workshop" di delapan kota di Prancis. Hampir tiga minggu berada di negeri itu mendapat sambutan hangat masyarakat setempat, katanya.

Dewa Rai Budiasa menjelaskan, seniman Bali sebelum sempat menghibur masyarakat di daerah wisata pesisir Paris utara yang berpenduduk 100.000 orang, namun mampu menerima kunjungan turis asing hingga 8 juta orang per tahun.

Kelompok kesenian Bali yang kedua kalinya ke luar negeri, melakukan unjuk kemampuan dibidang seni tari dan tabuh juga di kota daerah pesisir utara Belgia dan mampu memukau penonton yang hadir.

Pesisir berpasir putih dan bersih lingkungannya itu banyak dikunjungi turis asal negara di kawasan Eropa, tutur Dewa Rai, pria yang pernah bermukim lama di Jerman.(*)
(ANT-077/S019)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Pakar: Legong Keraton Harus Dilestarikan

Posted: 21 Jul 2011 04:38 AM PDT

Yogyakarta (ANTARA News) - Legong Keraton sebagai genre tari tradisional Bali dan salah satu kekayaan budaya yang mengakar kuat di daerah itu harus dilestarikan, kata pakar seni tari Institut Seni Indonesia Yogyakarta Ni Nyoman Sudewi.

"Semua elemen masyarakat yang terkait perlu bekerja keras, bersama-sama menjaga Legong Keraton agar terhindar dari kepunahan atau tergerus oleh modernisasi yang tidak selaras dengan nilai-nilai tradisi Bali," katanya di Yogyakarta, Kamis.

Dalam ujian untuk memperoleh gelar doktor di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), ia mengatakan, keberadaan Legong Keraton sebagai seni tradisi perlu dipahami dan dipertimbangkan dengan menggunakan cara pandang hidup masa kini.

"Dengan demikian, Legong Keraton dapat menjadi kekayaan budaya yang berguna bagi masyarakatnya," kata dosen Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.

Ia mengatakan, hal itu selain akan memberi ruang gerak bagi tumbuhnya kesenian baru, juga berarti generasi penerus tidak harus mengikuti atau menerima begitu saja segala sesuatu yang pernah dicapai pendahulunya.

"Kehadiran Legong Keraton yang mengusung konsep estetika berbeda dari genre tari periode sebelumnya dipandang sebagai pemicu awal perubahan estetika bentuk seni pertunjukan (tari) Bali," katanya.

Menurut dia, legong tradisi itu memiliki variasi bentuk dan kualitas gerak yang memungkinkan terbentuknya fleksibilitas tubuh penari dalam bergerak sehingga pada masa sekarang mempelajari atau mementaskan Legong Keraton seolah menjadi sebuah keharusan bagi perempuan penari di Bali.

"Sebagian pandangan masyarakat seniman di Bali yang menilai Legong Keraton sebagai produk budaya masa lalu tidak dapat dipungkiri telah member kontribusi yang cukup signifikan bagi pertumbuhan tari di Bali," katanya.

Ia mengatakan, Legong Keraton memiliki kemampuan bertahan sekaligus mempengaruhi atau menginspirasi kehadiran karya-karya baru, tidak hanya menginspirasi kelahiran tari baru tetapi juga menginspirasi para pelukis dan fotografer dalam melahirkan karya-karyanya.

"Legong ditransmisikan dari generasi ke generasi sebagai tarian yang sangat disarankan untuk dikenal dan dikuasai oleh mereka, terutama perempuan penari ang mempelajari tari Bali, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun nonformal," katanya.

Menurut dia, saat ini keberadaan Legong Keraton masih tetap hidup berdampingan dengan legong kreasi dan tari kreasi lainnya yang "datang-hilang". Bentuk-bentuk pengaruh Legong Keraton dapat dilacak pada genre tari Kebyar atau kekebyaran, sendratari, dan tari kreasi lainnya.

"Justru keberadaan Legong Keraton sebagai sumber penciptaan tari di Bali ternyata melampaui Gambuh yang selama ini dipandang sebagai cikal-bakal tari Bali," katanya.

Dalam ujian tersebut, promovendus dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan dan berhak menyandang gelar doktor.(*)

(L.B015*H010/N002)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan