Sindikasi international.okezone.com |
Thailand-Kamboja Patuhi Putusan Mahkamah Internasional Posted: 19 Jul 2011 10:07 AM PDT NUSA DUA - Thailand dan Kamboja, dua negara ASEAN yang tengah berseteru memperebutkan Kuil Preah Vihear menyatakan komitmennya untuk mematuhi putusan Mahkamah Internasional dengan menarik pasukan mereka dari wilayah perbatasan. Saat menyampaikan tanggapannya terhadap konflik dua negara bertetangga itu, Menteri Luar Negeri RI Marty M Natalegawa mengatakan, perkembangan terbaru yang didapat dari media bahwa kedua negera itu siap mematuhi putusan Mahkamah Internasional. Dijelaskan Marty, dalam pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-44 sekarang, masalah konflik Kamboja dan Thailand menjadi pembahasan bersama. "Kita memang membahas masalah ini, namun kita menangkap tidak ada perkembangan dari putusan Mahkamah Internasional itu," kata Marty saat jumpa pers di Nusa Dua, Bali, Selasa (19/7/2011). Ia menegaskan, masalah itu dibahas di Dewan Keamanan PBB di New York dan diputuskan oleh Mahkamah Internasional di Den Haag, semua keputusan tersebut bukan merupakan inisiatif dari ASEAN. Semua keputusan Mahkamah Internasional itu diambil tanpa dorongan ASEAN. Pada dasarnya ASEAN hanya ingin membahas dan memfasilitasi untuk menjadikan demiliterisasi di kawasan ASEAN. Diakuinya, ASEAN memiliki peran dalam melakukan dan memfasitasi isu tersebut. Namun dengan hubungan internasional saat ini, sangat sulit membedakan antara bilateral maupun multilateral. Perubahan ekonomi politiok suliy menbedakan Marty menambahkan, saat ini kedua belah pihak berkomitmen untuk menjaga stabiltas agar tidak berkembang lebih buruk lagi. Yang diperlukan saat ini adalah adanya sinergi antara pertemuan bilateral, multilateral dan antar satu putusan dengan putusan lainnya bisa saling melengkapi. DK PBB sendiri juga telah mendukung upaya Indonesia yang terus mendorong observer ASEAN untuk memperkuat kerjasama Thailand dan Kamboja. "Putusan Mahkamah Internasional sifatnya mengikat, mereka akan mematuhi dan siap menyelesaikan secara damai. Indonesia selaku Ketua ASEAN diharapkan turut memainkan peranan penting dalam masalah ini," tukasnya. Hanya saja sambung Marty, karena saat ini ASEAN masih menunggu tunggu terbentuknya pemerintah baru di Thailand. Diharapkan kesempatan ini dimanfaatkan bagi Kamboja untuk mencerna putusan mahkamah inrernasional. "Ya kita perlu Konsolidasi dahulu, ada banyak kejadian dan proses ini butuh kesabaran dan keuletan," katanya lagi. Seperti diketahui, konflik ini sudah berlangsung jauh sebelum ASEAN berdiri. Pengadilan Internasional PBB tahun 1962 lalu, sudah memutuskan Kuil Preah Vihear yang berada di perbatasan Thailand-Kamboja menjadi milik Kamboja. Tetapi yang menjadi permasalahan saat ini, adalah wilayah sekitar kuil yang sudah berusia 900 tahun tersebut. Thailand dan Kamboja sama-sama mengklaim wilayah sekitar kuil yang luas mencapai hampir 4000 meter per segi. Permasalahan makin memuncak saat kedua negara mengirim pasukan ke perbatasan. Pertempuran pun tidak dapat dielakan, terakhir pada bulan april lalu 18 orang dikabarkan tewas dalam pertempuran pasukan kedua negara ini.(ful) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Konflik Laut China Selatan Ancam Stabilitas Asia Pasifik Posted: 19 Jul 2011 08:43 AM PDT NUSA DUA - Konflik perbatasan Laut China selatan harus segera dituntaskan karena tidak hanya mengancam stabilitas keamanan negara ASEAN namun juga kawasan Asia Pasifik. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi international.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan