KOMPAS.com - Regional |
Razia Pekat, Tak Ada Matinya... Posted: 30 Jul 2011 08:36 AM PDT Razia Pekat, Tak Ada Matinya... PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Operasi penyakit masyarakat (pekat) menyambut Ramadhan kian digelar secara sporadis oleh gabungan Sat Pol PP Pemkot Probolinggo, aparat kepolisian, TNI, dan POM. Operasi ini dilaksanakan sampai Sabtu (30/7/2011) dini hari. Sedikitnya dua tim gabungan menyisir lokasi yang pada siang harinya belum disentuh. Kawasan yang disisir adalah kafe-kafe di pusat kota, pelabuhan, warung kopi, hotel losmen, dan kos-kosan. Dari beberapa kafe, cuma seorang pegawai kafe berpakaian mini asal Malang yang dibawa petugas lantaran tidak punya kartu identitas. Sementara di arena permainan bola sodok Wijaya, dua gadis pelayan atau score girl harus ikut petugas karena tak membawa KTP. Fenomena kos-kosan menjadi tempat alternatif untuk perselingkuhan benar-benar terbukti dari operasi ini. Saat tim lain mengunjungi kos-kosan di selatan kawasan kuburan di Jl Flamboyan yang dulunya disebut Jl Armada, Kelurahan Pilang, petugas gabungan harus berlama-lama mengetok pintu dan nyaris kehilangan kesabaran karena penghuni kamar tak kunjung keluar. Di ujung kamar paling timur, seorang petugas Pol PP terpaksa melongok melalui lubang angin-angin yang cukup tinggi dengan cara menaiki badan temannya. Hal itu dilakukan karena pintu kamar terkunci dari dalam, sementara petugas melihat sepasang sandal perempuan berhak tinggi warna krem dan sepatu laki-laki warna hitam jenis pantofel serta sebuah tas ransel warna hitam tergeletak di lesehan ruang tamu kamar. Upaya pengamatan melalui lubang angin-angin tak membuah hasil. Petugas yang mengintip tidak bisa melihat keberadaan orang di dalam kamar Diyakini kamar itu ada pasangan lelaki dan perempuan, petugas kembali mengetok pintu dan memanggil penghuninya. Seruan itu tidak juga digubris dan tak ada seorang pun yang keluar. "Ini jelas ada orangnya. Kalau melihat barang-barangnya tergeletak seperti itu, kayaknya baru datang. Ndak mau keluar karena takut dibawa," kata petugas. Melihat sebuah sepeda motor terparkir di dekat kamar yang terkunci itu, petugas kian curiga. Lucunya, malah para petugas ini sendiri yang menyerah. Mereka pun beranjak pergi menuju kos-kosan di belakang pabrik Eratex. Jalan terus Di kos-kosan ini juga terjadi pemandangan menarik. Seorang ibu rumah tangga merengek untuk minta tidak dibawa. "Bu, Pak, jangan dibawa, ya. Suami keluar, saya ditinggal sendiri. Tolong saya, jangan dibawa," ujar perempuan berusia sekitar 40 tahunan yang tidak bisa menunjukkan KTP. Satpol PP Kota Probolinggo memastikan, razia tersebut akan terus dilakukan pada saat puasa pekan depan. Kasat Pol PP Ahmad Sudiyanto menegaskan, razia tidak cuma saat menjelang Ramadhan, tapi juga saat kaum muslim berpuasa. "Meski sudah memasuki puasa, razia penyakit masyarakat jalan terus. Selain itu, Pemkot sudah mengeluarkan surat edaran yang isinya kafe atau tempat hiburan malam waktu bukanya setelah tarawih selesai dan tutup sebelum jam 24.00. Sedangkan untuk warung makan dan minum, buka sebelum buka puasa dan tutup hingga waktu Imsak tiba. Kami akan memantaunya, jika kafe dan warung melanggar surat edaran yang sudah ditetapkan, akan kami tertibkan," tegasnya. |
Pawai "Tarhib" Sambut Bulan Puasa Posted: 30 Jul 2011 07:27 AM PDT Pawai "Tarhib" Sambut Bulan Puasa Dwi Bayu Radius | Asep Candra | Sabtu, 30 Juli 2011 | 14:27 WIB PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Pawai tarhib menyambut Ramadhan digelar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (30/7/2011). Sesuai namanya, yakni tarhib yang artinya gembira, pawai tersebut diharapkan membuat umat Muslim di Palangkaraya menyambut bulan puasa dengan sukacita. Fathul Munir, Ketua Panitia Pelaksana Pawai Tarhib Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1432 Hijriah/2011 Masehi, mengatakan, pawai digelar sesuai hadis yang menjelaskan bahwa umat Muslim diajak untuk bergembira setiap kali bulan Ramadhan datang. Pawai tersebut digelar secara tahunan yang melibatkan kendaraan bermotor dan parade siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Acara diadakan di pusat Kota Palangkaraya, yakni bundaran besar. Ribuan pelajar terlihat berpawai dengan mengenakan kostum meriah sambil memainkan alat-alat musik. Sementara itu, masyarakat Palangkaraya berkerumun menonton di tepi bundaran dengan antusias. Pawai terselenggara atas kerja sama dua organisasi kemasyarakatan, yakni Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia Daerah Kalteng dengan Panitia Hari Besar Indonesia Daerah Kalteng. Kegiatan tersebut dihadiri Wali Kota Palangkaraya Riban Satia dan Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan