KOMPAS.com - Regional |
Jasad Wanita Mengambang di Pantai Glagah Posted: 26 Jun 2011 06:25 AM PDT Tanpa Identitas Jasad Wanita Mengambang di Pantai Glagah K5-11 | Kistyarini | Minggu, 26 Juni 2011 | 13:25 WIB k5-11 Mayat perempuan yang diduga korban pembunuhan, dievakuasi Tim SAR Glagah diletakkan di dalam kantong mayat, menunggu mobil ambulans. TERKAIT: KULON PROGO,KOMPAS.com - Mayat perempuan tanpa identitas ditemukan mengambang di muara Sungai Serang, di kawasan Pantai Glagah, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Minggu (26/6/2011) siang tadi. Perempuan ini mengenakan kaos cokelat dibalut sweater putih dengan celana jeans biru. Korban diperkirakan berusia 25-30 tahun dengan tinggi badan sekitar 165 cm. Ciri lain adalah korban memiliki rambut bergelombang sebahu. Satu-satunya ciri fisik ada Diduga perempuan itu korban pembunuhan karena pada mulutnya ditemukan busa dan luka pada kakinya. Mayat pertama kali diketemukan oleh Suntoro (40), warga sekitar yang tengah mencari kayu bakar di sepanjang sungai Serang. Suntoro melihat korban dalam posisi mengambang dalam keadaan tertelungkup. kejadian inipun dilaporkan ke Tim SAR sebelum diteruskan ke polisi. Ketika diketemukan, perempuan ini mengenakan kaos cokelat dibalut sweater putih dengan celana jeans biru. Korban diperkirakan berusia 25-30 tahun dengan tinggi badan sekitar 165 cm. Ciri lain adalah korban memiliki rambut bergelombang sebahu. Satu-satunya ciri fisik adanya tahi lalat cukup besar pada dagunya. "Dia bukan warga sini, dan tidak ada identitasnya," ujar Bagyo anggota tim SAR Glagah. Diduga korban didorong dan jatuh dari Jembatan Glagah. Adanya busa di mulut korban sendiri belum bisa dipastikan penyebabnya. Ka SPK II Polres Kulon Progo Ipda Ronald Nobel yang memimpin evakuasi, belum berani memastikan penyebab kematian korban. Saat ini jasadnya dibawa ke RSUD Wates untuk divisum. Saat ditemukan kondisi korban masih lemas dan diperkirakan belum 12 jam meninggal. "Kami hanya temukan luka pada tulang kering kanan dan lutut yang diduga akibat terbentur," tuturnya. |
Pemadat Tolak Perang Antinarkoba Posted: 26 Jun 2011 06:11 AM PDT Jadi Korban Pemerasan Aparat Pemadat Tolak Perang Antinarkoba Kistyarini | Minggu, 26 Juni 2011 | 13:11 WIB SURABAYA, KOMPAS.com - Belasan orang berasal dari East Java Action (EJA) menggelar aksi protes menolak perang narkoba, yang dikampanyekan Badan Narkotika Nasional (BNN), di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (26/6/2011). Mereka menolak perang terhadap narkoba dengan alasan, selama ini menjadi korban pemerasan. Mereka butuh rehabilitasi, bukan hukum yang ujung-ujungnya memasukkan mereka ke penjara. Di penjara itu, para pengguna narkoba menjadi alat aparat mendatangkan uang. Mereka butuh rehabilitasi, bukan hukum yang ujung-ujungnya memasukkan mereka ke penjara. Di penjara itu, para pengguna narkoba menjadi alat aparat mendatangkan uang. "Ingin tidak dipenjara, bayar ke pengadilan. Ingin mendapatkan tempat bagus di penjara, bayar ke petugas lapas," terang Rudi Wedasmara, Koordinator Lapangan sekaligus Koordinator EJA. Dalam aksi itu, anggota EJA membentangkan spanduk bertuliskan "Polisi Rehabilitasikan Pecandu, Penjara… Bukan Solusi Bagi Pecandu", "Perang Narkoba Membuat Sengsara", "Hentikan Perang Narkoba". Selain itu, mereka juga membawa jeruji 'besi'. Beberapa orang juga beraksi di dalam penjara seakan seperti di penjara beneran. Para anggota EJA itu berasal dari Jaringan Korban Napsa Jatim, mantan pecandu, pemulihan dan pecandu, mantan penjara karena pengguna. "Aksi ini karena kami mengkritik pemerintah," katanya. (Iksan Fauzi)
|
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan