Jumaat, 24 Jun 2011

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Atut: Jangan Ada Lansia Terlantar di Banten

Posted: 24 Jun 2011 06:34 PM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menegaskan, dirinya tidak ingin di provinsi yang dipimpinnya terdapat warga lanjut usia (lansia) yang terlantar hanya karena dianggap sebagai beban keluarga.

"Saya tidak mau di Banten ada masyarakat lanjut usia yang disia-siakan atau diterlantarkan, hanya karena dianggap sebagai beban keluarga," kata Ratu Atut Chosiyah dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2011 Tingkat Provinsi Banten (24/6), demikian siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Ratusan orang lanjut usia (lansia) hadir dalam acara tersebut dan spontan menyambut dengan tepukan tangan pernyataan Gubernur itu. Menurut Atut, hingga saat ini menurut data Badan Pusat Statistik, di Banten terdapat lebih dari 500 ribu orang lanjut usia.

Masih sekitar 14 ribu di antaranya, perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Sosial akan terus berupaya maksimal untuk mengurangi angka langsia terlantar.

Selain itu, pemerintah juga berusaha menekan tingkat usia harapan hidup secara terus-menerus.

Atut berpesan secara khusus bahwa tema peringatan HLUN 2011 yaitu "Memperkuat Koordinasi Antar Instansi dan Masyarakat Dalam Pemberdayaan Lanjut Usia" bukan menjadi sekadar slogan indah semata, melainkan harus sungguh-sungguh menjadi pegangan dalam pelaksanaan program-program.

Gubernur juga mengatakan, masalah lansia bukanlah menjadi tanggung jawab pemerintah semata, melainkan juga perlu mendapat perhatian dari seluruh kalangan maupun lapisan masyarakat.

"Sebab, umumnya masalah lansia terlantar disebabkan faktor kondisi ekonomi keluarga yang tidak mencukupi untuk perawatan," tandasnya.

Karena itu , Ratu Atut mengingatkan masyarakat yang memiliki kemampuan lebih untuk memberikan perhatian kepada ayah dan ibunya, kakek dan neneknya, serta para lansia lainnya.

"Peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah lansia di Banten," kata Atut.

Menurut dia, memberikan perhatian kepada orang tua dengan merawat dan menjaganya, merupakan bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa yang telah dirasakan di masa yang lalu. Untuk itu, masyarakat Banten terutama kalangan yang mampu dan generasi muda perlu membangun kepedulian terhadap kondisi para lansia
di lingkungannya masing-masing.

"Para lansia juga harus dilibatkan dalam setiap aktivitas pembangunan. Tentu saja sesuai dengan kemampuannya. Sebab, para lansia sudah kenyang dengan pengalaman hidup sehingga pasti bisa diminta masukannya untuk dimanfaatkan sebagai referensi dalam menyusun berbagai program kegiatan pembanguan di tingkat desa, kecamatan sampai ke tingkat pemerintah provinsi," demikian Ratu Atut.  (D011/A011/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Kayamba Belum Mau Gantung Sepatu

Posted: 24 Jun 2011 06:33 PM PDT

Palembang (ANTARA News) - Kapten Sriwijaya Football Club (SFC), Keith Kayamba Gumbs, menyatakan belum mau "menggantung sepatu" meskipun usianya telah menginjak 39 tahun.

"Saya masih mau menjadi pemain. Saya merasa masih bisa memberikan yang terbaik untuk klub," kata Kayamba yang dihubungi dari Palembang, Sabtu.

Kayamba mengakui, usianya memang tidak muda lagi sebagai pesepak bola, namun untuk berlaga di Indonesia, masih memungkinkan.

"Untuk main di negara-negara Eropa memang sudah tidak mungkin lagi dengan usia seperti saya ini, tetapi untuk bermain di Indonesia atau negara Asia lainnya, saya masih bisa diterima," ujar pemain asal St Kitts dan Nevis ini.

Karena itu, Kayamba pun masih mengesampingkan peluang menjadi pelatih profesional, meskipun telah memiliki lisensi pelatih fisik ICA (International Coaches Association).

"Memang saya telah mempersiapkan diri untuk menjadi pelatih, namun tidak untuk saat ini. Jika Sriwijaya FC masih menginginkan saya bermain, maka akan lebih memilih sebagai pemain dibandingkan pelatih," kata dia lagi.

Namun, dia melanjutkan, jika SFC memberikan peluang untuk menjadi pelatih maka akan tetap mempertimbangkannya.

"Jika diberikan kesempatan menjadi pelatih, maka saya akan mempertimbangkannya. Tentunya, ada banyak hal yang perlu dibicarakan bersama manajemen Sriwijaya FC," ujar dia.

Kayamba telah memperkuat SFC sejak pertengahan musim 2007-2008 lalu.

Selama memperkuat "Laskar Wong Kito", Kayamba telah memberikan kontribusi untuk mempersembahkan satu gelar Liga Super dan tiga gelar Piala Indonesia.

Selain itu, pada musim lalu, dia terpilih sebagai pemain terbaik Piala Indonesia.

Meskipun usianya telah tergolong tua sebagai pesepak bola, namun kualitas fisiknya tidak diragukan.

"Sejak memutuskan sebagai pemain bola, saya telah menerapkan pola hidup sehat. Saya tidak merokok, minum alkohol, tidak keluar malam, dan rutin makan suplemen," ujar dia. (ANT-037/M033/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan