AS Cabut Pembekuan Aset Pejabat Libya Posted: 05 Apr 2011 06:03 AM PDT WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mencabut sanksi pembekuan aset yang dijatuhkan pada pejabat tinggi Libya yang melarikan diri ke Inggris pekan lalu. Pencabutan sanksi tersebut diharapkan dapat mendorong ajudan senior Khadafi lainnya untuk meninggalkan Kolonel Moamar Khadafi. Namun, keputusan untuk mencairkan rekening bank dan mengizinkan transaksi bisnis terhadap penjabat Khadafi yang membelot, Moussa Koussa, menekankan sulitnya mencari informasi terkait keterlibatannya terhadap insiden di Lockerbie. Pihak berwenang Inggris dan AS mengatakan dalam beberapa hari mendatang kepolisian dan jaksa Skotlandia berencana mewawancarai Koussa mengenai pengeboman Lockerbie pada 1988 dan isu lainnya. Demikian dilansir dari The New York Times, Selasa (5/4/2011). Pengetahuan mendalam Koussa mengenai lingkaran pemerintahan Libya, yang diyakini akan dibuka di Inggris, bisa menjadi sangat berharga untuk digunakan melawan Khadafi. Namun, lama menjabat sebagai kepala intelijen dan menteri luar negeri, Koussa diyakini terlibat dalam tindak terorisme dan pembunuhan selama tiga dekade terakhir. Termasuk pembunuhan terhadap para pembangkang, pelatihan teroris internasional dan pengeboman Pan Am 103 di Lockerbie, Skotlandia. (rhs)
Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Oposisi Yaman Minta Bantuan Internasional Posted: 05 Apr 2011 05:01 AM PDT SANAA – Partai oposisi Yaman mendesak masyarakat internasional, penguasa regional dan kelompok hak asasi manusia untuk membantu menghentikan pertumpahan darah di negara mereka. Beberapa pekan terakhir terjadi kekacauan di Yaman saat militer dan polisi melakukan tindak kekerasan pada para demonstran yang menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh mundur setelah 32 tahun berkuasa. Lebih dari 120 orang tewas dan lima ribu orang terluka sejak unjuk rasa dimulai pada 11 Februari lalu. Unjuk rasa yang terjadi di Yaman tersebu terinspirasi oleh unjuk rasa yang dimulai di Mesir dan Tunisia. Partai oposisi Yaman mengeluarkan pernyataan tersebut pada Senin 4 April malam. Mereka mengatakan bahwa Saleh beserta pasukan militernya berencana menyerang para demonstran yang berunjukrasa secara damai dengan tujuan membunuh. Demikian lansir Associated Press, Selasa (5/4/2011). Ditengah unjuk rasa yang semakin memanas, Saleh tetap bertahan pada kekuasaannya dan mengatakan Yaman akan hancur jika dia mundur. (rhs)
Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan