Khamis, 10 Februari 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Mahasiswa: Kapan Kami Dievakuasi

Posted: 11 Feb 2011 03:03 AM PST

Krisis Mesir

Mahasiswa: Kapan Kami Dievakuasi?

Editor: A. Wisnubrata

Jumat, 11 Februari 2011 | 11:03 WIB

AP PHOTO/BEN CURTIS

Pengunjuk rasa propemerintah (bawah) bentrok dengan pengunjuk rasa antipemerintah di Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir, yang merupakan tempat berkumpulnya pengunjuk rasa antipemerintah, Rabu (2/2).

TERKAIT:

KAIRO, KOMPAS.com - Mahasiswa Indonesia di Mesir mengeluhkan  keselamatan mereka saat bertemu Ketua Satuan Tugas (Satgas) Evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir, Hassan Wirajuda di Kairo, Kamis petang (10/2/2011).     "Semua mahasiswa yang belum dievakuasi ini sangat cemas atas keselamatan mereka. Oleh karena itu kami ingin kepastian apakah masih ada pesawat evakuasi setelah kloter ke enam ini?" tanya Ketua Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI), Falahuddin Nursalim.     Menjawab pertanyaan itu, Hassan Wirajuda mengatakan, Satgas akan mengevaluasi terlebih dahulu setelah kloter enam dan baru akan memutuskan kemudian.     Hassan Wirajuda yang juga mantan menteri luar negeri itu mengatakan evakuasi dilakukan dengan skala prioritas, yakni diutamakan untuk anak-anak, perempuan dan WNI terlantar, karena mereka sangat rentan.    Mahasiswa yang tersisa di Mesir masih lebih dari 1000 orang setelah evakuasi enam kali kloter yang telah mengangkut sekitar 2.600 WNI.      Ketua Satgas juga menjanjikan bahwa pihaknya akan mengusahakan bantuan dana bagi mahasiswa yang belum dievakuasi. "Saya belum janji, namun akan mengusahakan bantuan dana untuk mahasiswa yang masih berada di Mesir," kata Hassan dalam pertemuan dengan mahasiswa Indonesia di Kairo, Kamis petang.    Menurut Hassan, dana bantuan itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan mahasiswa selama tiga bulan ke depan.    Seorang mahasiswa mempertanyakan lambannya proses evakuasi, "Apakah pemerintah masih menunggu timbul korban, baru mempercepat evakuasi?"    "Saya tidak ingin mendengar keluhan seperti itu lagi. Yakinlah bahwa pemerintah Indonesia tidak akan melupakan Anda semua, bila keadaan memburuk, tentu saja Satgas akan memaksa evakuasi semua mahasiswa," jawab Hassan.    Sedangkan mahasiswa lain mengeluhkan kualitas bahan makanan bantuan Indonesia yang membuat mereka sakit perut. Lainnya memperingatkan Satgas tentang banyaknya mahasiswa yang kehilangan dokumen lengkap terutama visa dan status kuliah, sehingga mereka akan kesulitan kembali ke Mesir setelah krisis.

Situasi keamanan di Mesir semakin tidak menentu setelah Presiden Mesir Hosni Mubarak dalam pidatonya pada Kamis malam menolak mengundurkan diri.    Aksi demo besar-besaran akan dilakukan seusai solat Jumat (11/2) dimana pengunjuk rasa akan mengepung Istana Presiden. Sejak Selasa (8/2), pemrotes telah mengepung gedung DPR dan kantor perdana menteri.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Gadis Remaja Tewas Usai Ciuman Pertama

Posted: 11 Feb 2011 03:03 AM PST

Gadis Remaja Tewas Usai Ciuman Pertama

Penulis: Egidius Patnistik | Editor: Egidius Patnistik

Jumat, 11 Februari 2011 | 11:03 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Seorang gadis remaja pingsan lalu meninggal akibat sindrom kematian mendadak orang dewasa (SADS) beberapa menit setelah dia berciuman untuk pertama kalinya.

Telegraph.co.id, Kamis (10/2/2011), yang mengutip penyelidikan atas kasus itu melaporkan, Jemma Benjamin (18 tahun) dicium teman mahasiswanya Daniel Ross (21) di rumah pemuda itu setelah mereka keluar malam bersama pada April 2009. Namun nona Benjamin tiba-tiba jatuh ke sofa dan meninggal di depan mata Ross.

Penyelidikan menyebutkan Jemma meninggal karena SADS, satu kondisi jantung yang jarang yang membunuh 500 orang di Inggris setiap tahun. Ross, yang mengenal Benyamin selama tiga bulan, berusaha keras untuk menyelamatkan gadis itu sebelum paramedis tiba di tempat kejadian. Namun pemeriksaan menujukkan, tidak ada apa-apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan Benyamin.

Ross mengatakan kepada polisi bahwa ia dan Benyamin sudah berteman selama tiga bulan - tapi itu untuk pertama kalinya mereka berciuman. Dia mengatakan, "Itu bukan hubungan seksual tapi kami bertemu beberapa lain kali seminggu. Kami akan pergi ke sebuah bar untuk makan dan kembali ke rumah saya untuk mengambil kartu kredit yang saya lupa bawa. Kami mengobrol dan akhirnya berciuman di lorong dekat pintu depan. Kami ke dapur lalu ruang tamu dan Jemma duduk di sofa."

Ross mengatakan, kelopak mata Benjamin "tiba-tiba mulai terkulai" dan mulutnya mulai berbusa sebelum dia ambruk di tempat tinggalnya yang merupakan flat mahasiswa di Treforest, Pontypridd, South Wales. Dia berkata, "Saya menelepon ibunya untuk mengetahui apakah dia menderita epilepsi. Dia ambruk dan kehilangan kesadaran."

Pemuda itu lalu menelepon 999 dan diberi panduan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) melalui telepon oleh operator kontrol Layanan Ambulans Welsh tetapi ia tidak bisa menyelamatkan gadis tersebut.

Ayah Benjamin mengatakan kepada persidangan atas kasus itu bahwa dia pikir putrinya dan Ross "hanya berteman". Dia mengatakan, "Jemma sangat pemalu dan penakut."

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan