KOMPAS.com - Regional |
Posted: 01 Jan 2011 07:06 AM PST BANYUWANGI, KOMPAS.com- Bus Pariwisata milik Group Perusahaan Blue Bird, bernomor polisi B 7215 WB, yang tengah mengangkut rombongan keluarga yang baru saja berekreasi ke Bali, Sabtu (1/1/2010) siang tadi, sekitar pukul 14.00 WIB, dilempar batu di Desa Wongsoredjo, Banyuwangi, Jawa Timur. Pelemparan batu dilakukan oleh orang tak dikenal yang menumpang sebuah kendaraan roda dua dari arah Situbondo menuju Banyuwangi. Akibatnya, kaca bus di pojok bawah depan pengemudi pecah, sementara kaca di sekitarnya retak-retak. Bus saat itu baru setengah jam berjalan dari Pelabuhan Penyeberangan Ketapang. Bus berwana biru laut, yang dikemudikan oleh supir pengganti bernama Muhari asal Ambarawa, Jawa Tengah, sebenarnya tengah melaju tidak terlalu cepat atau sekitar 40 kilometer per jam. Tiba-tiba saja terdengar bunyi seperti letusan balon yang sangat keras. Tidak ada yang menduga kalau bunyi letusan tersebut ternyata berasal dari kaca depan bus yang pecah karena dilempar batu sekitar ukuran kepala tangan. "Saya sempat melihat pengendara motor yang berboncengan dan penumpangnya seperti melempar batu. Aneh banget. Memangnya, apa yang salah dari mobil saya. Saya tidak mengganggu perjalanannya," tanya Muhari, dengan wajah sedih. Maklumlah, Muhari kemungkinan bakal ikut dimintai tanggung jawab oleh manajemen Blue Bird, termasuk ganti rugi yang berkisar sekitar Rp 2,5 juta-Rp 3 juta akibat pecahnya kaca tersebut, meskipun asuransi telah ikut menanggungnya. Iwan, salah satu pegawai bagian operasional Blue Bird di Jakarta, yang dilapori oleh Muhari dampak pelemparan batu, dan sempat ditanya oleh Kompas, tidak secara lugas menyebutkan tanggung jawab materi tersebut oleh si pengemudi. Ia hanya menjawab, "Pak, semuanya ada hitung-hitungannya, yang tidak merugikan pengemudi." Seorang warga Desa Wongsorejo bernama Nafiroh yang ditemui Kompas di pinggir jalan raya Banyuwangi membenarkan adanya anak-anak muda di kawasan itu yang suka ugal-ugalan jika mengendarai motor. "Mereka suka mabuk-mabukan. Mungkin saja mereka mabok sehingga melempar mobil bapak tadi," ujanya Nafiroh. Setelah ditambal dengan plakban, bus akhirnya melanjutkan perjalanan kembali menuju Solo, Jawa Tengah. Muhari sangat menyesalkan kejadian tersebut karena sangat mengganggu dan merugikannya. |
Jalur Menuju Bedugul Macet Total Posted: 01 Jan 2011 05:48 AM PST Jalur Menuju Bedugul Macet Total Laporan wartawan KOMPAS Sutta Dharmasaputra Sabtu, 1 Januari 2011 | 13:48 WIB KOMPAS/AGUS SUSANTO Warga melintas di samping pura subak, Pura Ulun Danu, di Danau Beratan, Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali. TERKAIT: TABANAN, KOMPAS.com - Jalan menuju kawasan wisata Bedugul di Kabupaten Tabanan, Bali, mulai Sabtu (1/1/2011) siang, sudah macet total karena dipadati kendaraan wisatawan domestik maupun mancanegara yang mengisi liburan Tahun Baru 2011. Memasuki Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, sekitar 15 kilometer dari taman wisata, arus kendaraan sudah merayap, bahkan di beberapa titik terhenti total. Antrean rangkaian kendaraan terlihat cukup panjang. Sejumlah kendaraan pun banyak yang memilih putar arah. Taman Wisata Bedugul atau tepatnya Kebun Raya Eka Karya memang merupakan salah satu obyek wisata andalan di Pulau Dewata. Kawasan ini terletak di perbukitan dengan ketinggian 1.250 meter di atas permukaan laut sehingga sangat sejuk. Di taman ini juga bisa menikmati sekitar 16.000 jenis tanaman. Editor: Asep Candra Loading... Kirim Komentar Anda Kirim Komentar Anda |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan