Ahad, 23 Jun 2013

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Bunga bank tidak akan otomatis naik

Posted: 23 Jun 2013 07:25 PM PDT

"Suku bunga acuan posisi saat ini enam persen sudah cukup. Tidak perlu dinaikkan terlalu tinggi karena nanti investasi tidak jalan," ujar dia.

Pernyataan Aviliani, di Jakarta, Senin, terkait dengan kemungkinan kenaikan suku bunga perbankan pascapenaikan suku bunga acuan BI sebesar 25 basis poin menjadi enam persen bulan ini.

Dia mengatakan, meskipun BI rate telah naik, debitur bisa saja tetap menikmati tingkat bunga kredit lama dalam tiga bulan karena adanya kontrak sejak pengajuan kredit.

Debitur juga akan diberikan pemberitahuan jika bank akan menerapkan tingkat bunga kredit yang telah disesuaikan dengan kenaikan BI rate, katanya.

Lagi pula, kata Aviliani, "Bank tidak bisa serta-merta menaikkan suku bunga kreditnya karena para debitur, khususnya debitur sektor korporasi, dapat melakukan negosiasi."

"Nasabah korporasi bisa memiliki posisi tawar. Kalau mereka diberikan bunga kredit tinggi, mereka bisa mencari bank lain yang bunga kreditnya lebih rendah," ujar dia.

Lebih jauh Aviliani menilai bank tidak akan mengalami kerugian meskipun tidak menaikkan bunga kredit pascapenaikan BI rate sebab kenaikan BI rate hanya sebesar 25 basis poin.

"Kalau naiknya lebih dari 25 basis poin, itu baru akan memberatkan," ujar dia.

Oleh karena itu, Aviliani mengatakan bahwa bank sentral sebaiknya tidak menaikkan BI rate dengan terlalu cepat agar investasi tetap berjalan.

(R028/D007)

Organda belum tentukan, sopir terapkan tarif sendiri

Posted: 23 Jun 2013 07:14 PM PDT

Gorontalo (ANTARA News) - Tarif angkutan dalam dan antar kota di Gorontalo, naik tajam setelah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diberlakukan sejak Sabtu (22/6).

"Warga berharap, pemerintah provinsi maupun Organisasi Angkutan Darat (Organda) di daerah itu, segera menentukan tarif yang sesuai dan tidak merugikan konsumen," Ungkap salah seorang warga Kelurahan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Diana Tubagus, Senin.

Tarif angkutan dalam dan antarkota mengalami kenaikan sebesar Rp3.000 per penumpang.

Diana yang bekerja sebagai karyawan kontrak di Gorontalo Utara itu, mengatakan, sejak kenaikan harga BBM berlaku dirinya terpaksa harus melakukan gerakan penghematan agar bisa menutupi biaya transportasi setiap harinya.

"Harga BBM sudah naik, namun penghasilan bulanan tidak bertambah sehingga saya harus melakukan penghematan keuangan agar bisa menjalankan aktivitas setiap hari," ujar Diana.

Untuk jarak Pergi Pulang (PP) Telaga Limboto-Gorontalo Utara, yang biasanya dikenakan tarif Rp12.000 per penumpang, kini menjadi Rp15.000.

Sedangkan untuk PP Kota Gorontalo-Gorontalo Utara, menjadi Rp18.000, dari tarif biasanya Rp15.000 bahkan beberapa pengemudi menaikkan menjadi Rp20.000 per penumpang.

Kenaikan tarif angkutan ini kata Diana, sangat tinggi dan sebaiknya ditinjau ulang oleh pemerintah provinsi maupun Organda, agar tidak menyengsarakan rakyat.

Idealnya, kenaikan tarif angkutan dalam dan antar kota berkisar Rp1.000-Rp1.500 per penumpang.

"Pemerintah provinsi diharapkan segera menerbitkan aturan tentang tarif angkutan yang sesuai, agar kenaikan harga tidak dilakukan sepihak oleh para pengemudi," dmeikian Diana.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan