ANTARA - Berita Terkini |
Pemda kurang peduli masalah air minum dan sanitasi Posted: 08 Dec 2012 07:22 PM PST pemerintah daerah kurang miliki kepedulian terhadap ketersediaan kebutuhan pokok itu. Berita Terkait "Program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS I) tidak dilaksanakan dengan tepat karena pemerintah daerah kurang miliki kepedulian terhadap ketersediaan kebutuhan pokok itu," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) Budi Yuwono, dalam sambutan pada sosialisasi PAMSIMAS II, di Jakarta, Selasa. Hasil evaluasi pelaksanaan PAMSIMAS I menurut Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial menunjukkan bahwa masih tingginya tingkat ketidaktepatan lokasi program. Program PAMSIMAS bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin di perdesaan dan daerah pinggiran kota, serta menerapkan praktik hidup bersih dan sehat dengan membangun model penyediaan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan dan mampu diadaptasi oleh masyarakat. Sebelumnya, Bank Dunia menyatakan perlunya tindakan segera untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang akut terjadi khususnya di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Bank Dunia menyatakan bahwa laju pertumbuhan perkotaan yang padat di berbagai belahan dunia seperti di Afrika membutuhkan manajemen air yang terintegrasi untuk membuat kota yang berkelanjutan dan berdaya tahan. Menurut Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan, Rachel Kyte, saat ini sangat dibutuhkan kepemimpinan politik yang memprioritaskan tindakan dalam mengatasi perubahan iklim baik dalam tingkat nasional maupun regional. Editor: Ella Syafputri COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Pakistan bantah tuduhan presiden Afghanistan Posted: 08 Dec 2012 07:08 PM PST "tak mungkin bagi Taliban untuk melancarkan" apa yang ia gambarkan sebagai "serangan rumit". Berita Terkait Assadullah Khalid, Kepala Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan (NDS) dan orang kepercayaan Karzai, cedera dalam serangan di satu wisma tamu lembaga mata-mata di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada Kamis. Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan itu, sebagai pembalasan atas hukuman mati terhadap beberapa tahanan Taliban. Juru Bicara Taliban Zahibullah Mujahid mengatakan penyerang tersebut telah bertindak sebagai pembawa pesan perdamaian. Presiden Karzai, Sabtu, mengesampingkan kemungkinan keterlibatan Taliban dalam serangan tersebut. Ia mengatakan "tak mungkin bagi Taliban untuk melancarkan" apa yang ia gambarkan sebagai "serangan rumit". Ia menambahkan serangan itu direncanakan oleh gerilyawan garis keras yang berpusat di Pakistan dan menyerukan penyelidikan mengenai siapa yang berada di balik serangan tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Ahad pagi. Namun, Pakistan meminta Kabul untuk berbagi keterangan intelijen dengan Pakistan dan bukan melemparkan tuduhan. "Sebelum melemparkan tuduhan, akan lebih baik bagi pemerintah Afghanistan untuk berbagi informasi atau bukti dengan pemerintah Pakistan mengenai apa yang mungkin mereka miliki sehubungan dengan serangan pengecut terhadap pemimpin NDS. Juga akan lebih baik jika mereka memerintahkan penyelidikan mengenai setiap kekeliruan dalam pengaturan keamanan di sekeliling kepala NDS itu," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan. Menurut satu pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Pakistan, pemerintah Islamabad siap membantu menyelidiki aksi kejahatan itu. Karzai mengatakan dalam satu taklimat di Kabul pemerintahnya akan menanggapi secara serius serangan tersebut dan akan membicarakannya dengan Pakistan. Pakistan, Jumat, dengan keras mengutuk serangan bom bunuh diri terhadap Kepala Dinas Intelijen Afghanistan Assadullah Khalid dan menyampaikan kembali Islamabad akan terus bekerjasama dengan Afghanistan guna memerangi aksi teror. Editor: Ella Syafputri COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Berita Terkini To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan