Republika Online |
Pemerintah akan Mempercepat Modernisasi Alutsista TNI Posted: 04 Oct 2012 11:01 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan dan memodernisasi alat utama sistem senjata pertahanan di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Dalam upaya meningkatkan kesiapan kemampuan TNI sebagai komponen utama pertahanan negara kita terus meningkatkan postur pertahanan serta mempercepat modernisasi alutsista TNI sejak beberapa tahun terakhir ini. Sudah cukup lama, kita tidak melakukan modernisasi alutsista," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Peringatan HUT Ke-67 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/10). Pemerintah, kata Presiden, menyadari bahwa banyak alutsista TNI yang perlu diganti dan perlu modernisasi. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kemampuan negara yang semakin meningkat, pemerintah menaikkan anggaran di bidang pertahanan dengan prioritas mengganti alutsista dengan yang baru sekaligus yang lebih modern. Namun, modernisasi alutsista pertahanan tetap dilakukan dalam bagian postur TNI menuju tercapainya Minimum Essential Force (MEF), kata Kepala Negara. "Sering saya sampaikan di berbagai forum internasional, sama sekali tidak ada niat kita untuk menggelorakan senjata di kawasan ini. Tidak ada pula niat kita untuk menjadi bangsa yang agresif secara militer," kata Presiden. Menurut Presiden, politik luar negeri Indonesia senantiasa dibimbing oleh kehendak untuk memperbanyak sahabat dan meniadakan musuh. "Kita melakukan modernisasi alutsista semata-mata untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara serta integritas wilayah. Kita rencanakan itu semua sebagai bagian dari Renstra di bidang pertahanan yang mempertimbangkan secara utuh, keterpaduan antara matra darat, laut dan udara," ujar Presiden Yudhoyono. Bersamaan dengan itu, Indonesia mengembangkan doktrin pertahanan dan doktrin militer. Oleh karena itu, tambah Presiden, Kemhan dan TNI perlu melakukan koordinasi dan kerja sama yang erat dengan DPR untuk menjamin rencana strategis pertahanan dapat terealisasi dengan baik dan tepat pada waktunya. "Kita inginkan setiap alutsista yang dibeli bermanfaat bagi pengembangan postur pertahanan kita saat ini dan 25 tahun ke depan. Kita juga ingin memastikan bahwa prosedur pembelian alutsista tidak menyimpang dan tidak mengalami kebocoran. Setiap rupiah anggaran pertahanan kita, tidak hanya harus bermanfaat namun harus dapat dipertangungjawabkan kepada rakyat," kata Presiden. Di saat yang sama, pemerintah melakukan pengadaan alutsista dari dalam negeri. Pengembangan alutsista dalam negeri juga terus dilakukan untuk memperkuat kemandirian bangsa. Di samping itu, untuk kepentingan tertentu juga Indonesia membangun kerja sama dengan Industri Pertahanan luar negeri dengan skema yang saling menguntungkan. "Dengan cara itu lah, insya Allah dalam beberapa tahun ke depan kita akan menyaksikan alutsista TNI yang semakin lengkap dan modern," kata Presiden. Di jajaran TNI AD, akan segera hadir dua batalyon tank tempur utama, kendaraan tempur utama, artileri medan dan pertahanan udara hingga kaliber 155 mm, roket multi laras taktis dan strategis, peluru kendali pertahanan udara, helikopter serang dan hellikpter serbu. Di jajaran TNI AL, kapal perang korvet kelas Sigma, kapal selam, kapal cepat rudal, kapal perusak kawal rudal, kapal layar latih, pesawat patroli maritim, helikopter antikapal selam, tank dan panser amfibi serta roket multi laras taktis. TNI AU juga telah memiliki pesawat angkut sedang CN-295 dari Spanyol, pesawat laih, sejumlah pesawat angkut hercules C-130 H, pesawat tempur Super Tucano dari Brasil, Sukhoi 27MK-2 dari Rusia, T-50 dan 24 unit F-16 dari Amerika. |
Posted: 04 Oct 2012 11:01 PM PDT Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar Bukanlah salik yang benar jika dirinya memperoleh kepuasan hakikat, sementara keluarganya berantakan. Bahkan, jalan hidup seperti itu tidak sejalan dengan ajaran Islam yang ideal sebagaimana dicontohkan Nabi dan para sahabatnya. Keluarga yang bermasalah bisa menjadi faktor dekonsentrasi di dalam menjalani kehidupan suluk. Pengalaman para salikin di berbagai wilayah memang bermacam-macam. Ada yang lahir dari keturunan berada sehingga soal urusan kehidupan duniawi keluarganya tidak ada masalah. Ada yang memiliki sejumlah properti, seperti lahan dan usaha produktif, sehingga hasilnya bisa menunjang kehidupan diri dan keluarganya. Ada juga yang memang sejak awal merancang hidupnya sebagai salikin sehingga istri dan anak-anaknya secara mental bersedia menanggung risiko kehidupan sebagai warga salik. Kedengarannya menakutkan menjalani kehidupan suluk. Akan tetapi, jika seseorang mencoba menjalani pilihan hidup ini, ternyata bisa dan bahkan mengasyikkan karena yang bisa menghadirkan banyak masalah dalam kehidupan ialah pikiran dan logika yang banyak mendiktekan pengandaian. Akan tetapi, begitu pikiran dan logika dipersempit dan digantikan dengan kecintaan mendalam kepada Tuhan, beban yang tadinya "menggunung" berubah menjadi kapas atau buluh-buluh yang beterbangan, seperti firman Allah, "Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan." (QS Al-Qariah [101] :5). |
You are subscribed to email updates from Republika Online RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan