KOMPAS.com - Nasional |
Seret Pelaku Perusakan Masjid Ahmadiyah ke Pengadilan Posted: 26 Oct 2012 11:36 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com — Hukum harus ditegakkan terhadap para pelaku perusakan masjid Jemaah Ahmadiyah di Bandung, Jawa Barat, pada saat takbiran Idul Adha 1433 Hijriah, Kamis (25/10/2012) malam. Penegakan hukum itu diperlukan agar kekerasan serupa tidak berulang di lain waktu dan tempat. Hukum harus ditegakkan atas para pelaku perusakan masjid itu. Siapa pun warga negara Indonesia semestinya taat hukum, terlepas apa pun agama, etnis, dan partainya. -- Komaruddin Hidayat Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Komaruddin Hidayat, mengungkapkan desakan itu di Jakarta, Jumat (26/10/2012). "Hukum harus ditegakkan atas para pelaku perusakan masjid itu. Siapa pun warga negara Indonesia semestinya taat hukum, terlepas apa pun agama, etnis, dan partainya," katanya. Komaruddin Hidayat prihatin atas adanya sekelompok massa yang menyerang Masjid An Nasir, Jalan Sapari, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Kamis sekitar pukul 23.00 WIB. Akibatnya, satu kaca di masjid milik Jemaah Ahmadiyah itu pecah. Komaruddin Hidayat mengungkapkan, para menteri terkait jangan hanya sibuk mengurus partai menjelang Pemilu 2014, tetapi buatlah warisan prestasi, termasuk menuntaskan tindakan perusakan masjid Ahmadiyah itu. "Kesan saya, pemerintahan sekarang ini meninggalkan persoalan yang tidak tuntas dan sewaktu-waktu bisa meledak. Karena sudah berulang kali terjadi dengan aktor dan obyek yang sama, wajar kalau publik meragukan kesungguhan pemerintah, apakah ini pembiaran, tidak tegas, atau tidak mampu menyelesaikan masalah?" katanya. |
Perusakan Masjid Ahmadiyah Nodai Kesucian Idul Adha Posted: 26 Oct 2012 09:32 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Perusakan terhadap masjid Jemaat Ahmadiyah di Bandung, Jawa Barat, pada saat takbiran, Kamis (25/10) malam, telah menodai kesucian Idul Adha 1433 Hijriyah. Idul Adha menekankan semangat berkorban, yang bisa diartikan sebagai sikap hidup saling berbagi untuk kebahagiaan bersama. Kelompok penyerang tak sungguh-sungguh mau menghayati spirit itu. -- Siti Musdah Mulia "Idul Adha menekankan semangat berkorban, yang bisa diartikan sebagai sikap hidup saling berbagi untuk kebahagiaan bersama. Kelompok penyerang tak sungguh-sungguh mau menghayati spirit itu," kata Ketua Umum Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Siti Musdah Mulia, di Jakarta, Jumat (26/10). Sebagaimana diberitakan, sekelompok massa menyerang Masjid An Nasir, Jalan Sapari, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Kamis, sekitar pukul 23.00 WIB. Akibatnya, satu kaca di masjid milik Jemaat Ahmadiyah itu pecah. Bagi Siti Musdah Mulia, perusakan masjid Ahmadiyah pada malam takbiran itu sungguh menyedihkan. Kekerasan terhadap tempat ibadah itu melukai kesucian Idul adhayang sedang dirayakan umat Islam di seluruh dunia. Selain itu, perusakaan tersebut juga menciderai kehidupan berbangsa dan bernegara dengan dasar Pancasila yang menghargai kemajemukan. Kekerasan itu juga melanggar UUD 1945 yang menjamin kebebasan beribadah dan berkeyakinan. "Negara tak boleh membiarkan kekerasan yang menciderai semangat beragama, kehiduoan negara, dan konsitusi. Para pelakunya harus ditindak dan diproses hukum. Tak boleh ada kompromi terhadap tindakan yang menodai Indonesia itu," katanya. Pemerintah diminta untuk tidak membiarkan perilaku intoleran dan kekerasan terhadap Jemaat Ahmadiyah atau kelompok minoritas lain. Kekerasan semacam ini terus berulang di berbagai daerah karena pemerintah cenderung membiarkannya. "Pembiaran atas terjadinya kekerasan itu sebenarnya juga sama dengan pelanggaran hukum," katanya. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan