KOMPAS.com - Internasional |
Obama Emosional Setiap Istrinya Berpidato Posted: 05 Sep 2012 04:19 AM PDT Presiden Amerika Barack Obama mengatakan ia akan berusaha agar kedua putrinya tidak melihatnya menangis saat istrinya berbicara dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat Selasa (4/9/2012) malam (Rabu pagi WIB). Obama menyebut istrinya, Michelle, sebagai "bintang keluarga Obama". Dalam sebuah kampanye di Virginia, Selasa, Obama mengatakan ia kerap menjadi emosional ketika ibu negara memberi pidato. "Jadi saya akan berada di rumah dan menyaksikan pidato itu bersama kedua putri kami, dan saya akan berusaha agar mereka tidak melihat ayahnya menangis. Karena ketika Michelle mulai bicara, saya mulai terharu," ujarnya. Presiden Obama berbicara di Norfolk State University di Virginia, kampanye terakhirnya sebelum ia menuju ke Konvensi Nasional Partai Demokrat di Charlotte – North Carolina, dimana ia akan berbicara pada Kamis besok. Virginia adalah salah satu negara bagian terbesar yang belum memutuskan pilihan atau "swing states" yang diperkirakan baru akan memberi putusan November dalam pemilihan presiden. Obama telah melakukan puluhan kunjungan ke negara bagian itu dalam beberapa bulan terakhir ini. Obama merupakan kandidat persiden pertama dari Partai Demokrat yang memenangkan Virginia pada 2008 setelah Lyndon Johnson pada 1964. Jajak pendapat umum menunjukkan Presiden Obama dan pesaingnya dari Partai Republik Mitt Romney bersaing ketat disana. Dengan pemilih yang relatif masih ragu-ragu, kedua calon presiden berupaya membujuk pendukung kuat mereka untuk memilih. Di Norfolk, Obama mengatakan kepada kebanyakan mahasiswa warga kulit hitam bahwa para donor kaya Partai Republik membiayai iklan-iklan negatif di televisi untuk mencegah pendukung Partai Demokrat pergi ke tempat pemilihan pada 6 November nanti. "Mereka memperkirakan, jika kalian tidak memilih maka perusahaan minyak yang besar akan mengatur masa depan energi kita dan perusahaan-perusahaan asuransi akan mengatur layanan kesehatan kita, dan para politisi akan mendikte apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan perempuan demi kesehatan mereka sendiri. Mereka mengharapkan kalian untuk hanya menerima versi mereka," ujarnya. Sementara itu, calon wakil presiden dari Partai Republik Paul Ryan berkampanye di Ohio – negara bagian lain yang belum memutuskan pilihan – dimana ia mengatakan kepada kerumunan massa di dekat Cleveland bahwa Obama telah menangani ekonomi Amerika secara salah. "Mari berterus terang. Presiden Obama mewarisi situasi yang sulit ketika ia berkuasa. Masalahnya adalah, ia menjadikan situasi itu lebih sulit lagi," ujar Ryan. Ryan mengatakan kinerja ekonomi Presiden Obama lebih buruk dibanding Jimmy Carter – mantan presiden dari Partai Demokrat lainnya pada akhir 1970-an. Carter kalah ketika bersaing dengan Ronald Reagan untuk memperoleh masa jabatan kedua pada 1980. "Ingat apa yang disampaikan Ronald Reagan kepada Jimmy Carter? Apakah sekarang kalian lebih baik dibanding empat tahun lalu? (Tidak) Dulu kita tahu itu dan kini kita pun tahu. Mereka menolak Jimmy Carter dan memilih Ronald Reagan. Dan kita akan melakukan hal yang sama sekarang!" kata Ryan. Enam puluh tiga hari menjelang pemilihan presiden, beberapa jajak pendapat memperlihatkan perolehan Presiden Obama dan mantan gubernur Massachusetts Mitt Romney hampir sama kuat. Editor : Egidius Patnistik |
Media China Peringatkan Hillary Clinton Posted: 05 Sep 2012 04:07 AM PDT AS-China Media China Peringatkan Hillary Clinton Penulis : Ervan Hardoko | Rabu, 5 September 2012 | 11:07 WIB BEIJING, Kompas.com - Sejumlah harian terkemuka China memperingatkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton yang melakukan kunjungan ke Beijing, Rabu (5/9/2012). Harian-harian itu mendesak Hillary untuk tidak mencari keuntungan dari ketegangan di Laut China Selatan dalam pembicaraan bilateral yang kemungkinan besar akan membahas masalah-masalah sengketa wilayah. Beijing dan Washington sebenarnya sudah sepakat untuk mempererat hubungan kedua negara meski kedua pemerintah menghadapi banyak masalah di dalam negeri. Namun masalah sengketa wilayah di Laut China Selatan belakangan menjadi ganjalan utama, karena China curiga pemerintahan Barack Obama tengah mencari cara untuk menyaingi pengaruh China di kawasan itu. Harian People's Daily dalam tajuknya melayangkan kekhawatiran tersebut menjelang pembicaraan antara Hillary Clinton dan Presiden Hu Jintao serta sejumlah pejabat senior negeri itu. People's Daily menduga AS akan mencari keuntungan dari meningkatknya ketegangan antara China dengan Jepang serta sejumlah negara Asia Tenggara. "Keprihatinan AS belakangan terhadap masalah Kepulauan Diaoyu dan Laut China Selatan menciptakan kecurigaan bahwa AS tengah mencoba memancing di air keruh," demikian tajuk People's Daily yang biasanya juga merefleksikan pendapat pemerintah China. "Dalam jangka panjang penerapan strategi seperti ini di Asia Pasifik tak akan membawa keuntungan apapun," tambah harian itu. Kepulauan Diaoyu -atau Senkaku dalam bahasa Jepang- belakangan menjadi sumber ketegangan antara Beijing dan Tokyo yang sudah lama memperebutkan kepulauan tak berpenghuni yang terletak di kawasan yang diyakini banyak mengandung cadangan gas alam. China sejauh ini mengklaim sebagian besar Laut China Selatan sebagai wilayahnya termasuk Kepulauan Spratly dan Paracel yang juga diakui Vietnam, Filipina dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan