Republika Online |
Susah Berhenti Merokok? Coba Cara Ini Posted: 27 Aug 2012 07:21 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, Bagi anda, perokok berat, tidak ada salahnya untuk mencoba cara ini untuk meredakan keinginan merokok. Olahraga, selain menyehatkan juga dapat mengurangi hasrat untuk merokok. Sebuah penelitian seperti dikutip dari Dailymail melaporkan olahraga dapat membantu mengurangi ketagihan akan nikotin. "Tentu saja olahraga hanya memiliki efek sementara. Namun, ini sangat dianjurkan,'' kata Adrian Taylor, seorang profesor psikologi olahraga dan kesehatan di University of Exeter, yang memimpin penelitian. Dalam penelitian itu, dibandingkan antara perokok yang berolahraga dan tidak berolahraga. Hasilnya menunjukkan perokok yang berolahraga memiliki keinginan untuk mengurangi merokok. Profesor Taylor mengatakan, olahraga dapat berfungsi sebagai selingan ketika kita sedang aktif. Olahraga juga dapat meningkatkan mood seseorang sehingga bisa mengalihkan pikirannya dari rokok. Di Inggris, ada sekitar 1-5 orang dewasa merokok per harinya. Namun, dua pertiga dari perokok tersebut berniat ingin berhenti merokok. Setiap tahun ada sekitar 100 ribu orang meninggal akibat kanker paru-paru, jantung dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Dan pemicu dari penyakit tersebut adalah rokok. |
'Junk Food' Bikin IQ Anak Jeblok Posted: 27 Aug 2012 03:55 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak hal yang membuat IQ anak menjadi jeblok. Satu di antaranya adalah seringnya anak-anak mengonsumsi junk food atau makanan sampah. Fakta tersebut didapat dari penelitian yang digelar Universitas Adelaide, Australia. Dalam penelitian itu diketahui anak yang sering diberi asupan junk food akan tumbuh menjadi anak yang kurang cerdas alias memiliki 'IQ jongkok' Penelitian yang dipublikasikan di European Journal of Epidemiology mengungkapkan anak-anak usia delapan tahun yang sering melahap junk food, memiliki IQ dua poin lebih rendah dari anak-anak sebaya yang mengonsumsi makanan sehat. Perbedaanya memang tidak besar, "Tapi studi ini memberikan bukti kuat yang menyatakan pola makan anak usia 6-24 bulan memiliki dampak signifikan terhadap IQ pada usia delapan tahun," kata kepala peneliti, Dr Lisa Smithers seperti dinukil Daily Mail. Kebiasaan makan pada anak usia enam bulan, 15 bulan dan dua tahun dengan IQ pada usia delapan tahun. Tujuh ribu anak menjadi responden dalam penelitian tersebut. Para orang tua anak-anak itu memiliki berbagai pola makan, seperti tradisional, kontemporer dengan membuat makanan bayi sendiri, makanan bayi instan, susu dan junk food. (baca: Jangan Beri Anak 'Junk Food'). "Makanan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan otak dalam dua tahun pertama kehidupan. Tujuan penelitian ini untuk melihat dampak diet pada IQ anak-anak," ujar Lisa. Selain junk food, anak-anak yang teratur mengonsumsi permen, cokelat dan minuman ringan dalam dua tahun pertama kehidupan, akan memiliki IQ lebih rendah dari teman-temannya pada usia delapan tahun kelak. Penelitian itu membuktikan kebutuhan diet sehat anak sangat penting diperhatikan para orangtua. "Sangat penting bagi kita mempertimbangkan dampak jangka panjang junk food terhadap anak-anak," tegas Lisa. |
You are subscribed to email updates from Republika Online - Gaya Hidup RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan