ANTARA - Peristiwa |
Pondok pesantren butuh IPB kembangkan pertanian Posted: 28 Aug 2012 07:22 AM PDT
Berita Terkait "Kerja sama Pondok Pesantren dan IPB harus ditingkatkan. Karena anak-anak pesantren butuh makan, butuh ayam, tempe daging. Semua itu perlu teknologi dan ada di IPB," kata Yusuf dalam acara Halalbihalal yang dihadiri keluarga besar IPB di Kampus Dramaga, Bogor, Selasa. Yusuf mengatakan, ada ratusan ribu pondok pesantren di Indonesia dengan jumlah santri yang banyak. Seluruh santri membutuhkan beras, ayam, ikan dan sayuran. Kebutuhan pangan tersebut membuat pesantren sebagai lahan industri yang dapat ditangkap oleh IPB sebagai peluang. Dijelaskannya, pada masa dulu, pimpinan Pondok Pesantren memiliki sawah dan peternakan yang dapat memenuhi kebutuhan santrinya. "Tapi pesantren sekarang sama seperti pesantren milik saya tidak punya sawah jadi harus beli berasnya," kata Yusuf. Yusuf menyebutkan, ia ingin mengembangkan pesantren dengan menggunakan pola yang telah digunakan oleh kiai zaman dulu yakni memiliki sawah dan peternakan. Oleh karena itu, lanjut Yusuf, IPB dibutuhkan sebagai pemilik teknologi dan sumberdaya manusia yang bisa mengembangkan pertanian dan peternakan di IPB. "Saya ingin kerjasama IPB dan Pondok Pesantren ditingkatkan, kirim mahasiswa dan ahli-ahli IPB ke Pesantren ajarkan santri cara bertani, beternak dan perikanan," katanya. Menurut Yusuf, kehadiran Pondok Pesantren merupakan peluang industri yang sangat potensial untuk dikembangkan. "Di dalam Islam semua bisa jadi Industri. Hanya saya umat masih banyak yang belum sehingga tidak menangkap peluang-peluang industri ini," kata Yusuf mansur. Yusuf mengatakan, bila pondok pesantren dapat mengembangkan lahan pertaniannya dan mandiri sehingga pesantren tidak lagi mengandalkan penghasilan dari duit santri tapi dari hasil pertanian yang telah dikembangkan. Untuk mewujudkan kerjasama pesantren dengan IPB, Yusuf mengatakan, dirinya akan membuat sesi khusus ceramah di stasiun televisi yang membahas dunia pondok pesantren dan IPB. "Makanya IPB jangan jauh-jauh dari dunia pondok pesantren. Karena pesantren butuh IPB," katanya. Yusuf Mansur tampil sebagai pengisi ceramah dalam acara halalbihalal keluarga besar IPB. Selain itu hadir juga grup musik legendaris Bimbo dan Taufik Ismail yang menghibur seribu lebih tamu undangan. Tampak hadir Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto didampingi wakil rektor dan sejumlah dosen. Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Lukman: kesadaran kemajemukan harus ditekankan Posted: 28 Aug 2012 07:17 AM PDT
Berita Terkait "Keragaman pada diri bangsa ini adalah sesuatu yang sunnatullah (`given`) yang memang menjadi kehendak Tuhan. Yang dituntut kepada kita bukanlah untuk menyeragamkan keragaman, tapi menyikapi berbagai perbedaan dengan penuh kearifan," kata Lukman Hakim Saifuddin yang juga Wakil Ketua Umum DPP PPP di Jakarta, Senin, terkait dengan tragedi Sampang, Minggu (26/8). Lukman mengatakan, melihat kasus Sampang tak bisa parsial, hanya sepotong-potong. Tak bisa disimpulkan hanya karena adanya perbedaan paham keagamaan antara Sunni dan Syiah semata. Peristiwa Sampang itu yang meledak untuk kedua kalinya, merupakan perseteruan laten yang diakibatkan karena adanya multikonflik yang saling terkait satu dengan lainnya. Ada konflik keluarga, rebutan pengaruh, rebutan sumber ekonomi dan sengketa politik lokal akibat dan jelang pilkada. Berbagai konflik yang sudah berlangsung lama itu makin dipertajam dengan adanya perbedaan paham keagamaan Sunni-Syiah. "Di sisi lain, kita akui karakter khas masyarakat Madura yang amat menjunjung tinggi harga-diri, sehingga persoalan yang mungkin `biasa` bagi orang lain bisa menjadi amat prinsipiil bagi mereka," katanya. "Kami apresiasi Pemerintah berikut aparatnya yang telah menyantuni korban. Tapi itu langkah darurat jangka amat pendek," katanya. Penegakan hukum harus dilakukan, baik terhadap mereka yang melakukan tindak kriminal pembakaran, penganiayaan, pembunuhan maupun terhadap pihak-pihak yang memprovokasi masyarakat dengan menyebarkan ajaran yang bisa dikategorikan sebagai penodaan/ penistaan agama. "Ke depan yang juga mendesak adalah menghadirkan negara, dengan melibatkan semua tokoh formal dan informal, untuk menciptakan masyarakat kita yang lebih berkesadaran bahwa kemajemukan itu mendatangkan berkah, bukan musibah," katanya. (S023/A011) Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan