ANTARA - Mancanegara |
Amerika timur dilanda gelombang panas, listrik padam Posted: 01 Jul 2012 09:01 PM PDT Washington (ANTARA News) - Udara panas yang menyengat menyelimuti sebagian besar bagian timur Amerika Serikat pada hari ketiga berturut-turut Ahad (1/7), setelah badai keras menewaskan 13 orang dan membuat lebih tiga juta orang tak memperoleh listrik. Kondisi darurat diumumkan di Maryland, Ohio, Virginia, West Virginia dan Washington D.C., pada Sabtu akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh topan yang membawa angin kencang melintasi wilayah 800 kilometer. Badai tersebut mengamuk saat temperatur mencapai 38 derajat Celsius di beberapa kota besar Amerika selatan, termasuk Atlanta, tempat air keras mencapai angka 41 C, demikian keterangan Accuweather.com. Lebih dari dua lusin kota besar di seluruh 10 negara bagian menghadapi temperatur tertinggi pada Jumat dan Sabtu, termasuk di Columbia, South Carolina; Knoxville, Tennessee; dan Raleigh, North Carolina. Gelombang panas berlanjut pada Ahad bagi jutaan orang dari Plains sampai Mid-Atlantic, demikian laporan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin. Nashville menghadapi udara paling panas lagi pada Ahad, 40 C, kata petugas meteorologi Brittney Whitehead dari National Weather Service. Rekor sebelumnya untuk hari itu ialah 38,33 derajat Celsius pada 1954. Dari St. Louis, Missouri, sampai Washington, temperatur diperkirakan mencapai angka tinggi lagi. "Sangat tidak aman untuk berada di luar rumah bagi orang yang tak bisa bertahan dari kondisi ekstrem ini," kata National Weather Service di dalam satu pernyataan. Awak pembangkit tenaga listrik berusaha memulihkan layanan ke rumah dan tempat usaha, dan para pejabat di daerah yang sama mengatakan pekerjaan itu dapat berlangsung selama satu pekan. Fasilitas umum di Ohio, Virginia dan Maryland menggambarkan kerusakan pada jaringan listrik sebagai bencana. Gubernur Virginia Bob McDonnell mengatakan dalam taklimat tujuh orang telah dikonfirmasi meninggal dengan sebab yang berkaitan dengan udara panas. |
Kantor pemilu Libya di Benghazi diserbu demonstran Posted: 01 Jul 2012 08:50 PM PDT Tripoli (ANTARA News) - Kantor Komisi Pemilihan Tinggi Nasional (HNEC) Libya yang terletak di Benghazi, Minggu, diserbu para demonstran. Insiden itu terjadi kurang dari sepekan sebelum negara Afrika Utara itu mengadakan pemilihan majelis konstituante. Seorang pejabat senior HNEC, Jamal Abu Green mengatakan kepada Xinhua, sekitar 100 orang menyerbu ke dalam gedung dan menghancurkan dokumen-dokumen serta fasilitas di sekitarnya, menuntut "keadilan" distribusi kursi parlemen dalam pemilu mendatang. Sejauh ini, insiden itu menyebabkan beberapa anggota staf komite terluka, namun tidak menyebabkan kematian. Situasi keamanan di Libya, sekitar delapan bulan setelah perang saudara yang mengakhiri kehidupan mantan pemimpin Muammar Gaddafi, masih tidak stabil dimana bentrokan suku, anti-pemerintah sementara dan anti-serangan asing dilaporkan terjadi hampir setiap bulan. Bulan lalu, HNEC mengumumkan pemilihan majelis konstituante mendatang yang semula dijadwalkan diselenggarakan pada akhir Juni, harus ditunda hingga 7 Juli, di tengah bentrokan yang sedang berlangsung antara pasukan militer dan kelompok bersenjata di kota tenggara Kufra, yang menewaskan sedikitnya 47 orang dan lebih dari 100 lainnya terluka dalam tiga hari terakhir. Sebelum perang sipil meletus tahun lalu, populasi Libya lebih dari enam juta jiwa. Menurut statistik HNEC, lebih dari 2,8 juta pemilih kemungkinan akan memberikan suara dalam pemilihan majelis, sekitar 80 persen dari total pemilih terdaftar. (H-AK) Editor: Heppy COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan