Selasa, 15 Mei 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Kotak Hitam Sukhoi Ditemukan Berwarna Hitam

Posted: 15 May 2012 12:58 PM PDT

Kotak Hitam Sukhoi Ditemukan Berwarna Hitam

Mukhamad Kurniawan | Agus Mulyadi | Selasa, 15 Mei 2012 | 23:38 WIB

BOGOR, KOMPAS.com Tim Charli dari Kopassus yang dipimpin Lettu (Inf) M Taufik Akbar menemukan kotak hitam di kemiringan tebing Gunung Salak di Kabupaten Bogor, Selasa (15/5/2012) pukul 10.00 WIB. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan benda itu kotak hitam.

KNKT telah memastikan benda itu adalah black box yang selama ini dicari.

-- AM Putranto

Komandan Korem 061 Suryakencana Kolonel (Inf) AM Putranto menyatakan, tim yang beranggotakan Lettu (Inf) Incas Yunus, Sertu Diding M, Serda Ahmad Baso, dan Prada Haeril itu menemukan benda yang diduga kotak hitam setelah menuruni tebing setinggi 200 meter. Kotak hitam itu tertutup tanah dan berada di dekat dengan pohon.

Menurut dia, benda itu seharusnya berwarna oranye. Namun, saat ditemukan terlihat hitam dan diduga terbakar setelah kecelakaan. "KNKT telah memastikan benda itu adalah black box yang selama ini dicari," ujarnya.

Setelah diserahkan secara resmi oleh Kepala Penerangan Kopassus Letkol Taufik Shobri, AM Putranto menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh tim. Dia juga mengapresiasi seluruh relawan, instansi, dan masyarakat yang mendukung penuh operasi itu.

Kotak hitam selanjutnya akan diserahkan ke Badan SAR Nasional untuk kemudian ke KNKT. Tim SAR gabungan akan kembali menyisir lokasi untuk mencari korban-korban yang tersisa.

Keserakahan dalam Kapitalisme Harus Segera Diakhiri

Posted: 15 May 2012 12:12 PM PDT

BOGOR, KOMPAS.com - Dua ekonom yang hadir sebagai pembicara dalam Doa Akbar Sedunia atau World Prayer Assembly 2012 di Sentul International Convention Center (SICC), Ed Silverso dan Jerry Tuma, dalam jumpa pers Selasa petang mendorong dunia terutama umat Kristen, agar mengakhiri akar immoralitas dalam kapitalisme, yakni keserakahan (greediness).

Pakar ekonomi, Ed Silverso, yang juga President International Transformation Network. Inc, mengatakan kapitalisme dikembangkan oleh negara-negara Barat memang dirancang untuk menciptakan keuntungan bagi para pemilik modal, jadi memang tidak untuk orang miskin.

Namun pada waktu itu masih ada landasan moralnya yakni untuk menolong orang-orang miskin. Dalam perkembangannya hari ini, keserakahan telah membuat kapitalisme kehilangan landasan moralnya, karena banyak orang sudah meninggalkan Allah. "Sehingga tugas kita sekarang adalah mengembalikan kapitalisme itu ke akar moralitasnya agar dunia menjadi lebih baik," katanya.

Dia sendiri di Amerika mengembangkan gerakan untuk menguasai 51 persen saham-saham berbagai perusahaan di Amerika melalui International Transformation Network, Inc dalam upaya mengembalikan kapitalisme ke akarnya yang benar yaitu untuk menolong orang-orang miskin dan mengakhiri keserakahan.

Sedangkan dalam pandangannya Jerry Tuma, President Cornerstone Financial Services Inc., kegagalan yang dialami oleh kapitalisme hari ini karena banyak orang berutang sangat besar jauh melebihi kemampuannya. Dan persoalan itu dicoba diatasi dengan sosialisme, dan itulah yang kini terjadi di Prancis sebagai hasil pemilihan umum pekan lalu.

Padahal, lanjutnya, Eropa dan banyak negara maju menghadapi persoalan yang jauh lebih besar dan tidak bisa diatasi oleh sosialisme, yakni masalah kritis penurunan jumlah penduduk yang sangat signifikan.

"Padahal jumlah penduduk yang besar juga memberi kemakmuran, bila jumlah penduduk berkurang akan menghasilkan depresi di bumi," katanya.

Dia sudah melihat hal itu terjadi di Amerika, di mana kaum lanjut usia, terutama generasi baby boomer yang lahir pasca Perang Dunia II, kini sudah menjadi beban, karena tergantung pada tunjangan sosial dan tunjangan kesehatan, jumlahnya bertambah 10.000 setiap hari.

Di Jepang, jumlah angkatan kerja semakin merosot, dan pada suatu saat nanti jumlah penduduk Jepang akan merosot drastis, dan akan menjadi persoalan besar. Sehingga memperbaiki profil demografi merupakan hal kritikal.

Ed Silverso dan Jerry Tuma sepakat bahwa Indonesia dalam waktu singkat akan menjadi raksasa ekonomi yang perpeluang memimpin ekonomi dunia asalkan pelaku ekonomi Indonesia tidak serakah, takut akan Allah dan berpihak kepada orang-orang miskin.

Kapitalisme dikembangkan oleh negara-negara Barat memang dirancang untuk menciptakan keuntungan bagi para pemilik modal, jadi memang tidak untuk orang miskin.

-- Ed Silverso

Tiada ulasan:

Catat Ulasan