Rabu, 25 April 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Sendratari Ramayana raih penghargaan internasional

Posted: 25 Apr 2012 06:40 AM PDT

ilustrasi Dua penari unjuk kebolehan saat membawakan Sendratari Ramayana di Panggung Terbuka Prambanan, Yogyakarta. (ANTARA/Noveradika)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti menyatakan, bangga atas penghargaan internasional "PATA Gold Award 2012" untuk Sendratari Ramayana Candi Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Saya ucapkan selamat kepada pembinanya PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWCBPRB). Ini prestasi membanggakan setelah 51 tahun berkarya," kata Wiendu Nuryanti di Jakarta, Rabu.

Ia berharap kemenangan yang diperoleh pada Konferensi tahunan Pacific Asia Travel Association (PATA) 2012 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 21 April 2012 ini bisa menginspirasi komunitas kesenian lainnya untuk lebih giat berkarya dan berjuang meraih prestasi.

Sendratari Ramayana Candi Prambanan meraih penghargaan internasional "PATA Gold Award 2012" mengalahkan 180 kontestan dari 79 negara pada kategori "Heritage and Culture".

Penghargaan tersebut, ujarnya, mendapat perhatian juri dari segi pelestariannya, pengembangan, popularitasnya di dalam dan luar negeri, dampak eksternalnya bagi masyarakat sekitar serta keunikan tariannya yang memadukan seni tradisional dan modern.

Wamen juga berpesan kepada pembinanya, bahwa seni tari tradisional memang perlu terus diperbaharui, karena jika tidak, maka lama-kelamaan peminat dan penontonnya terus menyusut.

Sementara itu, Dirut TWCBPRB Purnomo Siswoprasetjo mengatakan, penghargaan PATA Gold Award 2012 itu merupakan penghargaan PATA Award yang diterima pihaknya untuk ketiga kalinya, yang pertama diterima di Selandia Baru pada 1994 dan kedua di Beijing, China, pada 2011.

Cerita Sendratari Ramayana merujuk pada relief Epos Ramayana yang terukir dalam bentuk tiga dimensi terpahat di batu candi Prambanan yang dibangun pada abad ke-9 dan telah diakui sebagai Unesco world culture heritage list Indonesia.

Menurut dia, pentas Sendratari Ramayana tersebut pertama kali dilaksanakan di panggung terbuka sebelah selatan Candi Prambanan atas gagasan Letjen TNI (purn) GPH Djati Kusumo untuk menjadi daya tarik wisatawan waktu itu.

Kini, lanjut dia, sendratari Ramayana yang dipentaskan di panggung terbuka berlatar belakang Candi Prambanan tiap Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu atau seminggu penuh di kala bulan purnama itu semakin banyak mendulang penonton.

"Sepanjang 2011 sekitar 75 ribu pengunjung menonton sendratari ini, meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya yang sekitar 50 ribu, meski kebanyakan anak-anak sekolah domestik," katanya.
(T.D009/N002)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pakar: budaya Betawi tidak akan punah

Posted: 25 Apr 2012 04:57 AM PDT

Miniatur ondel-ondel di pameran "Inspirasi Kebudayaan Jakarta Asli" di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta.(ANTARA/Agus Apriyanto)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Antropolog Universitas Indonesia dan pakar kebudayaan Betawi Prof Yasmine Z Shahab mengatakan kebudayaan Betawi tidak akan punah, hanya akan berubah atau muncul dengan wajah baru.

"Budaya Betawi tidak akan hilang tapi yang pasti berubah, muncul dengan wajah baru tapi tidak menghilangkan yang asli," kata Prof Yasmine pada acara bincang-bincang bertajuk "Betawi Punya Gaye, Inspirasi Warisan Budaya Jakarta Asli" di Jakarta, Rabu.

Ia mencontohkan, Lenong saat ini muncul dengan wajah baru. Namun versi asli kesenian asli Betawi itu masih tetap ada.

Menurut Yasmine, budaya Betawi sangat dinamis dan berubah lebih cepat dibandingkan kebudayaan lain karena berada di Jakarta, pusat pemerintahan yang menjadi tempat berbaurnya berbagai suku serta budaya.

Kesadaran orang Betawi akan identitas budayanya, kata dia, akan membuat budaya Betawi akan menjaga kelestarian budaya Betawi.

"Jadi tidak usah takut budaya Betawi akan hilang yang akan adalah berubah. Kalau orang Betawi khawatir berubahnya terlalu jauh, mereka harus berperan melestarikan budaya yang asli," katanya. (D016)

Editor: Maryati

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan