Republika Online |
Awas, Turis Terancam Rasisme di Eropa Posted: 19 Jan 2012 05:57 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, Kemanjaan mata melihat perpaduan bangunan tua dan kerlap-kerlip warna-warni cahaya lampu di Vienna, Austria, terusik oleh satu tulisan besar di sebuah tembok gedung. Tulisan dengan hurup kapital memakai cat warna hitam berbunyi: Tourists Are Terrorists! Bagi para turis yang ingin menikmati suasana jantung kota Wina jika melewati jalan ini akan menemukan tulisan itu. Seorang rekan mahasiswa yang kebetulan bertemu di Wina bercerita rasisme masih menjadi masalah serius di Austria. Anggota kelompok anti-pendatang ini kebanyakan anak-anak muda, yang sekarang ini tidak lagi berpenampilan urakan. Mereka rapi dan bersih. Di beberapa kota di Inggris, aktivitas rasisme cukup tinggi. Anak-anak muda dan remaja yang kebanyakan terlibat dalam aksi antipendatang ini. Di London, beberapa kasus penyerangan terhadap turis kerap terjadi. Begitu juga di kota-kota lain seperti di Manchester, Liverpool, dan Newcastle. Biasanya anak-anak remaja ini bergerombol, dua orang lebih, dan mengenakan jaket dan celana training. Mereka mengintimidasi orang-orang asing, termasuk turis, di tempat-tempat tertentu. Jalan sepi dan taman-taman kota yang tidak terlalu ramai menjadi tempat mereka beraksi. Di Manchester pernah terjadi intimidasi turis oleh remaja-remaja ini di sudut jalan sepi di pusat kota. Di Newcastle, di taman kota, pernah sekelompok turis dari Timur Tengah diintimidasi oleh sejumlah remaja lokal yang membawa anjing. Anjing-anjing itu dibiarkan mendekati para turis itu secara disengaja. Begitu juga di beberapa kota di Jerman seperti Frankfurt. Aksi-aksi rasialisme kerap terjadi terhadap turis yang datang. Di Paris, kasus pelecehan terhadap turis-turis wanita berjilbab kerap terjadi. Begitu juga intimidasi atas turis-turis Asia lainnya, termasuk dari Cina. Bahkan kota turis seperti Basel, Swiss, pun tidak bebas dari tindakan anti-imigran dan rasisme. Tak heran jika di banyak negara di Eropa berdiri lembaga-lembaga anti-rasis. Di banyak tempat strategis ada maklumat tentang pentingnya pengaduan terhadap tindakan-tindakan rasialis.Rasisme memang tidak mengenal tempat dan waktu. Di lapangan sepak bola pun kita sering mendapat cerita aksi rasisme yang tidak patut terjadi. Kampanye sudah dilakukan, sanksi sudah diberikan, tetapi tindakan itu tetap terjadi. Kita pun harus waspada dan berhati-hati. Full content generated by Get Full RSS. |
Fakta Baru Minuman Soda, Tingkatkan Lemak Berbahaya Posted: 19 Jan 2012 11:37 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Hati-hati dengan minuman bersoda. Ada bahaya baru terungkap. Menenggak jenis minuman ini secara rutin tiap hari meningkatkan jumlah lemak di hati, otot dan sekitar organ-organ dalam perut. Itulah hasil studi terkini dari Denmark. Jenis peningkatan lemak itu terkait dengan studi lain yang mengkaji membesarnya risiko diabetes dan penyakit hati. Studi ini menyimpukan efek samping minuman bergula ternyata lebih besar dari sekedar penambahan berat badan atau penimbunan lemak. "Masalahnya terjadi penumpukan lemak di tempat yang salah, " ujar guru besar di Kesehatan Publik Havard, Frank Hu, yang tak terlibat dalam studi. RIset yang dipimpin oleh Dr. Bjørn Richelsen Rumah Sakit Universitas Aarhus, Denmark, menanyai orang-orang yang mengonsumsi baik air putih, susu, cola diet atau cola biasa setiap hari dalam enam pekan. Partisipan berjumlah 47 orang dalam studi itu dalam kondisi berat badang berlebih bahkan obese. Richelsen mengatakan timnya sengaja memilih meneliti grup ini karena orang-orang dengan berat badan berlebih dan obesitas akan lebih sensitif dengan perubahan pola makan ketimbang mereka yang berberat badan normal. Pada akhir studi, mereka yang rutin meminum tipe soda dengan gula memiliki 25 persen lemak lebih banyak di sekitar organ-organ dan bertambah dua kali lipat di sekitar liver dan otot. Penambahan lemak semacam itu, menurut kesimpulan sebagian besar studi yang pernah dilakukan--terkait dengan peningkatan risiko pengembangan sindrom metabolisme seperti diabetes tipe dua, penyakit jantung dan penyakit liver nonalkoholik, demikian Richelsen memaparkan. Sindrom metabolisme adalah grup faktor kesehatan yang berhubungan erat dengan tingginya risiko diabetes dan stroke. "Sudah dipastikan dengan baik lewat berbagai pembuktian bahwa lemak ektopik sangat 'tidak sehat' dan memicu kerusakan fungsi dari organ yang terkena," ujar Richelsen. Hu dari Harvard menyatakan hasil eksperimen Richelsen melengkapi studi yang telah menyurvei orang-orang terhadap kebiasaan minum soda merkea. "Penelitian ini memberi satu potong lagi bukti yang mendukung rekomendasi pengurangan konsumsi minuman manis bersoda," ujarnya. Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from Republika Online - Gaya Hidup RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan