KOMPASentertainment |
Sesak Nafas, Etta James Dirawat Posted: 23 Dec 2011 10:09 PM PST LOS ANGELES, KOMPAS.com - Penyanyi peraih penghargaan Grammy, Etta James, yang telah divonis menderita leukemia, kini dirawat di rumah sakit California. Manajer dan temannya, Jumat (23/12/2011) menuturkan, tubuh Etta telah dipasangi mesin pernafasan. Ia mengalami gangguan pernafasan, sehingga dipasangi alat bantu pernafasan. Ia dipasangi mesin pernafasan dan kini beristirahat. -- Lupe De-Leon Etta (73), yang terkenal karena irama balada dan blues-nya di lagu "At Last", dibawa ke rumah sakit di dekat tempat tinggalnya di Riverside, Los Angeles timur, awal pekan ini. Ia mengalami kesulitan bernafas. "Mereka membawa dia ke rumah sakit. Ia mengalami gangguan pernafasan, sehingga dipasangi alat bantu pernafasan. Ia dipasangi mesin pernafasan dan kini beristirahat," kata Lupe De-Leon, manajer penyanyi itu selama 30 tahun. Etta telah mengalami gangguan kesehatan selama bertahun-tahun dan menderita leukemia, sakit ginjal dan demensia. Sebelumnya, ia juga telah dirawat di rumahnya di Southern California. Dokter yang merawatnya dan tinggal di rumahnya pada pekan sebelumnya mengatakan, Etta dianggap menderita sakit yang bisa mengakibatkan kematian. Penyanyi tersebut juga kebanyakan berkomunikasi dengan hanya menganggukkan kepala dan mengeluarkan kata-kata sederhana. Peraih tiga Grammy Award itu sebelumnya berjuang melawan kegemukan dan kecanduan heroin selama bertahun-tahun. "Itu sungguh menyedihkan," kata De-Leon, Jumat. Etta James adalah tokoh utama pada awal-awal kebangkitan musik R&B dengan lagu hit miliknya seperti "The Wallflower" dan "Good Rockin' Daddy". Namun, rekamannya pada 1961 dengan judul "At Last" itulah yang menempatkan dirinya sebagai penyanyi tenar dan berprestasi di kancah balada dan blues. Full content generated by Get Full RSS. |
Posted: 23 Dec 2011 07:34 PM PST JAKARTA, KOMPAS.com -- Pemain sinetron Atalarik Syah (38) yang akrab disapa Arik mengakui mempunyai hubungan dengan lawan mainnya di sinetron Putri yang Ditukar, Tsania Marwah. "Dibilang cinlok (cinta lokasi), ya, memang cinlok. Profesi kami berdua yang memungkinkan untuk sering bertemu di lokasi shooting. Sebenarnya kami berencana mengumumkan akhir Januari, tetapi ternyata buku ini selesai duluan," kata Arik yang didampingi Marwah, dalam jumpa pers peluncuran buku fotografi, di Jakarta, Rabu (21/12/2012). Buku yang dimaksud adalah Directing in Photography yang ditulis fotografer Aryono Huboyo Djati. Arik menjadi model tunggal dalam buku itu. "Butuh waktu untuk mendapatkan foto yang maksimal. Banyak surprise dalam pembuatan buku ini," ungkap Arik. Salah satu pengalaman dalam pemotretan adalah ketika Arik harus memanjat pohon untuk merayu seekor orangutan bernama Pinky di Kebun Raya Ragunan, Jakarta. Foto yang mengisi buku itu menggambarkan Arik sedang mencium Pinky. "Ternyata enggak mudah. Saya harus memanjat pohon untuk membuat Pinky merasa saya temannya. Awalnya Pinky jual mahal, lama-lama mau juga difoto," tutur Arik. (SIE) Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from KOMPASentertainment To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan