Lewat JFW 2012, BRI Asah Daya Saing Pengusaha Mikro Posted: 13 Nov 2011 01:09 AM PST
DENGAN kualitas semakin tinggi dan berdaya saing, pengusaha mikro yang berbasis di daerah ataupun pelosok juga dapat melesat tajam layaknya pengusaha mapan Ibu Kota. Bank Rakyat Indonesia berusaha menjembataninya. Potensi pengusaha mikro yang banyak tersebar di daerah sebenarnya tak kalah apik dengan pengusaha Ibu Kota yang terbiasa dihujani tren terkini dan kemudahan berbagai material hingga fasilitas. Untuk mengimbangi hal tersebut, pengusaha mikro pun perlu memelajari selera di Ibu Kota sekaligus tes market dan bersaing dengan pengusaha metropolitan. Dengan berada di keriuhan Ibu Kota, pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat unjuk gigi bahwa produk mereka pun tak kalah saing dengan ciptaan industri modern sekalipun. Tak hanya itu, mereka pun dapat menyerap bagaimana market dan tren terkini dari para desainer ternama Ibu Kota. Bank Rakyat Indonesia yang memiliki core bisnis di basis mikro atau Kerajinan Usaha Kecil Menengah (KUKM) pun berusaha menjembatani hal tersebut. Lewat perhelatan Jakarta Fashion Week (JFW) 2012 yang didukungnya, bank yang telah berusia 116 tahun tersebut mengajak serta binaannya untuk memamerkan hasil karya mereka dan bersanding dengan deretan desainer ternama. "Ada beberapa pertimbangan mengapa kami bersinergi dengan Jakarta Fashion Week. Pertama yakni dari sisi marketing. BRI merupakan bank negeri sendiri yang menjangkau semua lapisan. Karenanya, kita mengambil value di ajang akbar Indonesia sehingga bisa menjadi brand value yang efektif. Kami ingin menunjukkan bahwa di ajang pamer kreativitas dan potensi ini, KUKM pun memiliki kesempatan yang sama untuk menggali kreativitas negeri di ajang internasional," ujar Firman Taufik selaku General Manager Marketing Communication BRI saat konferensi pers opening JFW 2012 di Pacific Place Mal, Jakarta, Sabtu (12/11/2011). Dilanjutkan Taufik, BRI memiliki core bisnis di "micro banking" khususnya KUKM. Secara heritage, hal tersebut menjadi tulang punggung karena banyak sekali nasabah pengusaha mikro yang potensial. "Kami ingin membantu pengusaha-pengusaha itu sehingga dapat seperti desainer terkenal di event ini sekaligus menambah wawasan baru bagi nasabah kita," tutupnya. (tty)
Full content generated by Get Full RSS. |
Pemerintah Sengaja Biarkan Kelompok Intoleran Tumbuh Posted: 13 Nov 2011 01:03 AM PST JAKARTA - Sejumlah tokoh menilai pemerintah tidak serius dalam penanganan kasus-kasus sensitif yang melibatkan pengatasnamaan agama tertentu. Romo Benny Susetyo mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, kelompok-kelompok intoleran tumbuh subur di masyarakat. Terlebih lagi, pemerintah seperti menutup mata terhadap aksi-aksi intoleran tersebut yang sudah berujung pada tindak kekerasan. "Ada pembiaran dari pemerintah. Yang melakukan tindak kekerasan tidak dihukum. Akibatnya, kelompok-kelompok intoleran merasa seperti mendapat perlindungan dan imunitas sehingga dapat tumbuh subur dalam masyarakat," katanya di sela acara peluncuran Kampanye Toleransi Hapus Diskriminasi di Warung Darmin, Duren Tiga, Jakarta, Minggu (13/11/2011). Hal senada diungkapkan pegiat pluralisme, Alissa Wahid. Menurutnya, kasus-kasus kekerasan mengatasnamakan agama seperti dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. "Toleransi adalah barang mahal di dunia. Belum lama ini, ada makam jemaah Ahmadiyah yang dibongkar karena dianggap tidak pantas oleh penduduk setempat. Diskriminasi juga masih kerap dialami jemaat HKBP," katanya. Sikap ketidaktegasan pemerintah ini mengundang kekhawatiran akan munculnya generasi baru yang intoleran terhadap perbedaan dan kebhinekaan yang menjadi karakter dan pemersatu bangsa. (lam) Full content generated by Get Full RSS. |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan