TEPI BARAT - Peluang untuk membuka kembali negosiasi damai antara Palestina dan Israel sepertinya tertutup. Hal ini dilihat dari keengganan Palestina untuk melakukan negosiasi selama Israel masih membangun pemukiman di Yerusalem Timur.
Sebelumnya kuartet mediator Timur Tengah yang diisi oleh Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan proposal negosiasi kepada Palestina dan Israel.
Namun Sekretaris Otoritas Palestina (PLO) Yasser Abed Rabbo mengatakan, proposal dari kuartet yang meminta Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman dan menggunakan perbatasan 1967 sebagai pembahasan negosiasi telah ditolak Israel. Untuk, Palestina menolak dilakukan negosiasi bila Israel terus membangun pemukiman Yahudi.
"Pihak Palestina dengan tegas menyatakan tidak bisa melakukan negosiasi selama Israel masih terus melakukan pembangunan pemukiman dan mencuri lahan kami," ungkap Rabbo seperti dikutip the Globe and Mail, Jumat (30/9/2011).
Sementara pihak kuartet sendiri mendesak agar kedua pihak yang bertikai dalam kembaji duduk di meja perundingan dalam waktu satu bulan. Kuartet mediator itu juga menyerahkan proposal perundingan mengenai perbatasan dalam waktu tiga bulan dan perampungan perjanjian damai pada akhir 2012.
Tetapi pihak kuartet ini sendiri gagal untuk menyepakati referensi aturan kompromi yang mungkin saja dapat menyelamat negosiasi damai dari Palestina-Israel.
Palestina sendiri merasa tidak yakin dapat meraih perdamaian Negeri Yahudi tersebut. Frustrasi dengan kegagalan negosiasi yang sudah berjalan selama 20 tahun, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengajukan proposal keanggotaan penuh di PBB.
Jumat 23 September pekan lalu, proposal tersebut secara resmi sudah diajukan ke PBB. Saat ini Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mulai membahas keanggotaan Palestina. Delapan anggota DK PBB menunjukan dukungannya atas proposal tersebut.
Palestina sendiri membutuhkan 10 suara untuk diakui sebagai anggota penuh. Namun, meskipun nantinya mendapatkan 10 suara, resolusi Palestina otomatis gagal bila AS secara resmi mengajukan veto atas proposal Palestina. AS sendiri secara terang-terangan menolak proposal yang diajukan Palestina itu.
(faj)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan