Isnin, 26 September 2011

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


China Akan Intervensi Suksesi Dalai Lama

Posted: 26 Sep 2011 06:03 AM PDT

BEIJING - China mengatakan, Dalai Lama tidak berhak menentukan siapa yang akan menjadi penerusnya setelah dirinya wafat. China lah yang akan menentukan siapa Dalai Lama berikutnya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri China Hong Lei mengatakan, titel Dalai Lama diberikan oleh Pemerintah Pusat China kepada seorang yang diyakini sebagai reinkarnasi Dalai Lama, setelah Dalai Lama wafat.

Lei juga menegaskan, pimpinan spiritual itu tidak dapat menyelidiki siapakah penerusnya. Demikian seperti diberitakan Associated Press, Senin (26/9/2011).

Sebelumnya, Dalai Lama mengatakan dirinya tidak akan buru-buru dalam menunjuk siapakah yang akan menjadi penerusnya. Sikap Dalai Lama juga diakui melanggar tradisi.

"Adalah wewenang saya dan hak saya untuk menentukan reinkarnasi saya. Saya sangat sehat, prosedur seleksi penerus saya akan dijelaskan ketika saya berusia 80 atau 90 tahun nanti," ujar pria berusia 76 tahun tersebut.

Dalam tradisi Tibet, para biksu selalu menyelidiki seorang bocah laki-laki yang diduga menjadi reinkarnasi Dalai Lama. Namun, pada Juli lalu, pimpinan spiritual ini menegaskan, tidak menutup kemungkinan dirinya akan memilih seorang gadis.(rhs)

Pulang dari AS, PM Turki Dapat Hadiah

Posted: 26 Sep 2011 04:04 AM PDT

NEW YORK - Perdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan mendapatkan hadiah berupa patung Hercules dari Museum Boston Amerika Serikat (AS) setelah dirinya pulang dari AS. Namun, Erdogan juga mendapatkan hadiah yang cukup mengejutkan dari AS.

Patung berusia 1.800 tahun itu akan diletakkan di Kota Antalya yang terletak di pesisir pantai Mediterania. Selain patung tersebut, Erdogan juga mendapatkan hadiah lainnya berupa pesawat Predator tak berawak dari AS.

Lewat pertemuannya selama 90 menit dengan Presiden AS Barack Obama, kesepakatan penjualan pesawat pengebom tak berawak itu disepakati antara kedua belah pihak. Demikian seperti diberitakan Wall Street Journal, Senin (26/9/2011).

Turki saat ini tampak sangat memperhatikan masalah keamanannya. Turki amat sangat disibukkan oleh para pemberontak dari Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang berbasis di Gunung Qandil, Irak.

AS sebelumnya juga sudah membantu Turki dengan pesawat tak berawaknya yang berpatroli di perbatasan Irak, namun saat ini, pesawat Predator akan dikerahkan memangsa para pemberontak PKK.

Selain bekerja sama dengan AS, Turki juga bekerja sama dengan Iran untuk membasmi para pemberontak Kurdi tersebut. Pemberontakan Kurdi sudah terjadi pada 1980 silam, dan pemberontakan ini juga sudah menelan korban jiwa sebanyak 30 ribu orang. Operasi militer juga sudah dilakukan oleh Turki, namun para pemberontak ini masih tetap beraktivitas.(rhs)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan