Sindikasi international.okezone.com |
Permintaan Maaf Tak Akan Perbaiki Hubungan Israel-Turki Posted: 11 Aug 2011 07:04 AM PDT YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Avigdor Lieberman mengatakan, permintaan maaf Israel terhadap Turki tidak akan memperbaiki hubungan kedua negara tersebut. Turki sebelumnya mendesak Israel agar meminta maaf terkait kasus penyerangan kapal Mavi Marmara. "Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan tidak akan hanya menuntut permintaan maaf saja, dia meminta penghentian blokade terhadap Jalur Gaza," ujar Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman, seperti dikutip Haaretz, Kamis (11/8/2011). Lieberman juga bersikeras menyatakan Israel tidak perlu meminta maaf atas peristiwa penyerangan kapal relawan Mavi Marmara pada 2010 silam yang menewaskan sembilan orang warga Turki. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) juga berupaya untuk memfasilitasi perjanjian rekonsiliasi Israel dan Turki pada dua pekan lalu, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mundur dari kesepakatan tersebut. Kesepakatan yang ada dalam proses rekonsiliasi tersebut, Israel harus meminta maaf dalam kasus penyerangan kapal Mavi Marmara yang merupakan armada bantuan ke Gaza. Dan Israel harus memberikan kompensasi atas tewasnya sembilan warga Turki di kapal relawan itu. Sebaliknya, Turki tidak akan menuntut pasukan Israel yang terlibat dalam serangan tersebut. Hubungan kedua negara ini pun semakin menegang. Israel sudah mengeluarkan travel warning bagi warganya yang ingin bepergian ke Turki dan hal ini pun merugikan Turki karena pendapatan dari sektor pariwisatanya merosot.(rhs) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
Studi: 168 Bocah Pakistan Tewas Akibat Serangan AS Posted: 11 Aug 2011 06:03 AM PDT ISLAMABAD - Serangan pesawat pengebom tak berawak milik Amerika Serikat (AS) diduga lebih sering menewaskan warga sipil. Dikabarkan pula sebanyak 168 bocah tewas dalam serangan tersebut. Menurut penelitian dari Bureau of Investigative Journalism (TBIJ), banyak warga sipil yang justru tewas akibat serangan tersebut. Sebanyak 168 bocah dikabarkan tewas akibat serangan bombardir sejak pesawat tak berawak itu beroperasi. Demikian seperti diberitakan Channel 4, Kamis (11/8/2011). "Medan pertempuran bukan merupakan tempat untuk bocah dan seluruh pihak harus melindungi anak-anak dari segala macam serangan yang ada," ujar perwakilan UNICEF. Data yang didapatkan TBIJ berasal dari 2.000 laporan dari media, saksi mata, LSM, laporan rahasia Pemerintah AS, dokumen intelijen yang bocor dan ungkapan para pengacara, jurnalis, politisi serta mantan pejabat intelijen. Sumber pun menyatakan, informasi yang mereka sampaikan sangat akurat karena menyaksikan peristiwa ini dari mata kepalanya sendiri. Tidak ada yang memperdebatkan kebenaran dalam data ini. Pesawat pengebom tak berawak merupakan senjata yang digunakan AS untuk berperang melawan militan Al Qaeda dan Taliban yang ada di Pakistan. Pengoperasian pesawat tersebut dilakukan oleh Badan Intelijen AS (CIA) di Provinsi Waziristan. Keberadaan pesawat pengebom tak berawak ini juga sudah menuai kecaman dari banyak warga Pakistan. Banyak warga Pakistan yang mendesak agar pangkalan pesawat tak berawak ini ditutup.(rhs) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi international.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan