Sabtu, 27 Ogos 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Antrean Panjang di Ciperna Cirebon

Posted: 27 Aug 2011 07:03 PM PDT

Arus Mudik

Antrean Panjang di Ciperna Cirebon

Erwin Edhi Prasetyo | Bambang Sigap S | Minggu, 28 Agustus 2011 | 02:03 WIB

RWN

Kendaraan antre di Ciperna, Cirebon.

TERKAIT:

CIREBON, KOMPAS.com -  Arus mudik yang melewati jalan jalur pantai utara malam menjelang dini hari  ini masih terpantau padat. Antrean panjang kendaraan mudik lebaran terpantau di gerbang tol Ciperna Utama, ruas tol Palimanan-Kanci, Cirebon, Minggu (28/8/2011) pukul 00.45 

Diperkirakan arus mudik masih padat. Berdasarkan pengamatan Kompas, antrean kendaraan di gerbang tol Ciperna Utama memanjang sekitar 2 kilometer. Kendaraan sesekali merayap menuju gerbang tol.

Kapolres Cirebon Ajun Komisaris Besar Edi Mardianto menuturkan, arus kendaraan malam ini meningkat kembali dan diperkirakan masih padat hingga esok.

Antisipasi Pembajakan, Polisi Kawal Kereta dan Lokomotif

Posted: 27 Aug 2011 04:50 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyusul aksi pembajakan yang terjadi pada Sabtu (27/8/2011) pagi tadi, keamanan di dalam rangkaian kereta dan lokomotif akan diperketat. Personil kepolisian akan ditempatkan di dalam kereta tersebut.

Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sujarno, mengatakan polisi siap mengamankan kereta. Pengawalan akan dilakukan secara terpusat dari Mabes Polri. "Tentu kami siap memberikan pengawalan. Karena ini kan menyangkut antarwilayah, maka pengawalan dilakukan dari Mabes Polri," kata Sujarno, Sabtu, saat dihubungi wartawan.

Ia melanjutkan, personil dari Mabes Polri yang diturunkan diperkirakan mencapai 500 orang. "Petugas pengawalan kereta dilakukan oleh polisi berseragam lengkap dengan senjata api," tambahnya.

Di lain pihak, Kepala Humas PT KAI Daops I Sugeng Priyono mengatakan, pihaknya meminta pengawalan terhadap kereta secara estafet. "Seluruh kereta akan dilakukan pengawalan secara estafet," kata Sugeng.

Pengawalan diakuinya perlu dilakukan untuk gerbong penumpang dan lokomotif masinis. "Dengan adanya insiden ini tentu sedikitnya menimbulkan trauma kepada masinis. Ke depan kita akan meminta agar ada pengamanan terhadap masinis juga di lokomotif," ucapnya.

Ia mengakui bahwa selama ini kereta dan lokomotif tidak pernah diberikan pengawalan. Petugas hanya memiliki radio frekuensi untuk memberitahukan kondisi kereta kepada pusat kendali. 

Seperti diberitakan, aksi pembajakan KA Gajayana jurusan Malang-Jakarta terjadi pada pukul 08.12. Beberapa orang tiba-tiba menghadang kereta di stasiun Telagasari. Salah seorang berhasil masuk ke dalam lokomotif masinis namun diusir di stasiun Haurgeulis.

Rupanya, orang itu tidak turun dari kereta. Ia kembali masuk ke lokomotif masinis melalui pintu samping sambil menodongkan senjata api dan pisau, mengancam masinis untuk mengikuti kemauannya. Ia juga mengaku sebagai anggota TNI.

Hingga kini tak jelas motif dibalik aksi tersebut. Selama perjalanan, masinis memberikan sinyal kereta akan melaju terus tanpa henti. Petugas pengendali curiga karena radio frekuensi tidak direspon masinis.

Masinis pun sempat mengontak petugas kendali bahwa telah terjadi penyanderaan. Setibanya di Stasiun Senen, petugas menangkap dua orang pelaku yakni Sertu D dan Sugianto.

Sugianto ditangkap karena lari di sekitar peron saat bunyi tembakan peringatan dikeluarkan polisi. Tetapi, setelah diperiksa, Sugianto terbukti tidak terkait aksi pembajakan kereta api ini. Sedangkan Sertu D saat ini sudah dilimpahkan ke pihak TNI untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan