ANTARA - Hiburan |
Pameran Rimba Senjakala Lukiskan Alam Kehilangan Tuah Posted: 06 Aug 2011 07:16 AM PDT Gianyar (ANTARA News)- Pameran tunggal bertajuk rimba senjakala seniman grafis Winarso Taufik di Bentara Budaya Bali di Jalan By Pass Ida Bagus Mantera, Ketewel, Kabupaten Gianyar, Bali, menampilkan fenomena alam yang semakin kehilangan tuahnya. "Pohon tanpa daun merupakan salah satu inspirasi dari karya grafis dari Winarso soal alam kehilangan tuahnya," kata Hendro Wiyanto, kurator pameran pada saat pembukaan pameran rimba senjakala Winarso Taufik , Jumat malam. Karya alam kehilangan tuahnya itu, kata Wiyanto tergambar di atas kanvas berjudul hidup diujung ranting tahun 2011. Masih bicara soal alam, kata Wiyanto, salah satu karya yang ditampilkan dalam pameran yang dibuka oleh kurator terkenal John Coteau itu menampilkan karya berjudul karya hutan arang yang digarap tahun 2011. Karya itu dilhami letusan hebat gunung merapi yang menimbulkan penderitaan ratusan ribu pengungsi di Jogyakarta. "Bukan berarti jutaan ton abu vulkanik yang digambarkan Taufik melainkan sisi transendental alam yang sering dilupakan," jelasnya. Puluhan karya Taufik lainnya yang dipajang dalam pameran tunggal itu merupakan hasil pekerjaan cetakan dengan memadukan tiga tehnik grafis. Tiga tehnik grafis itu, kata Hendro sekaligus menghasilkan efek barik semu tertentu pada natar atau etsa, citraan gurat serta blabar yang rumit dan halus di atas kanvas. I Made Kedol, salah seorang pelukis asal Gianyar mengaku, salut dengan karya Taufik itu yang memiliki perbedaan dengan lukisan biasa. "Taufik menuangkan perasaannya melalui seni grafis sangat beda dengan karya lukis," kata Kedol. Pameran untuk ketiga kalinya sejak tahun 2009 itu, menurut Kedol memberikan inpirasi tambahan bagi dirinya.(*) (ANT-199/I006) Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
Stasiun KA Wergu Bisa Dijadikan Museum Posted: 06 Aug 2011 05:29 AM PDT Kudus (ANTARA News) - Stasiun kereta api di Kelurahan Wergu Wetan, Kabupaten Kudus Jateng bisa dimanfaatkan sebagai museum guna mengingatkan generasi muda tentang keberadaan jalur moda transportasi tersebut, kata pengamat transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno. "Selama ini bekas stasiun kereta api tersebut hanya dimanfaatkan sebagai pasar tradisional. Informasinya sewa lahan segera berakhir. Jika tidak dimanfaatkan bisa dijadikan museum kereta api," katanya ketika menjadi pembicara pada seminar sehari di Universitas Muria Kudus, di Kudus, Sabtu. Ia mengemukakan, melalui pemanfaatan stasiun sebagai museum, maka generasi muda yang belum mengetahui sejarah perkeretapian di Kudus bisa mengenal lebih dalam, bahwa jalur kereta di Kudus pernah menjadi transportasi utama. "Nantinya, masyarakat akan terbiasa dengan sistem transportasi kereta api sekaligus menjadi salah satu cara mempertahankan kesan sistem transportasi kereta api dan suatu saat akan dihidupkan kembali," katanya. Upaya mengembangkan tempat tersebut sebagai museum, katanya, bisa melalui kerja sama dengan Pemkab Kudus sebagai penguasa wilayah. Selain itu, katanya, tempat tersebut bisa dimanfaatkan sebagai stasiun kereta api tanpa harus menunggu persiapan yang lebih lama, karena bangunannya terawat secara baik. "Apalagi, wacana menghidupkan kembali jalur kereta api Semarang-Rembang, bisa saja terealisasi mengingat di wilayah Jateng, terutama jalur Gunung Jati-Tuntang tahun ini, dibuatkan `Detail Engineering Design` (DED)," ujarnya. Ia memperkirakan pembangunan fisik jalur kereta api jalur tersebut bisa dimulai pada 2012 hingga 2013. Stasiun kereta api yang dijadikan museum yakni di Ambarawa dan Sawah Lunto, sehingga bangunannya terawat secara baik. "Menurut rencana, fungsi stasiun kereta api di Ambawara tersebut akan dihidupkan kembali, sehingga museum dibuatkan bangunan baru yang ada di dekat stasiun tersebut," katanya. Pengembangan museum kereta api mendapat dukungan dari PT Kereta Api Indonesia karena memiliki bagian pusat pelestarian. Adapun stasiun kereta api yang lama tidak difungsikan dan berpotensi dikembangkan menjadi museum yakni Stasiun Kereta Api di Rembang, Lasem, Pati, dan Juwana karena bangunannya masih cukup menarik.(*) Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Hiburan To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan